Jeno dan Renjun mempersilahkan Minhyung masuk ke dalam istana, membuka salah satu ruang minum teh yang menghadap ke taman istana di depan.
Tentunya tidak sebelum dihampiri oleh Jisung yang menggeleng-geleng frustasi atas tingkah Minhyung. Lengannya menggamit seorang Beta seputih susu dari rombongan Minhyung.
"Yang mulia kemana saja, kamu sudah membuat Chenle pusing tujuh keliling?"
"Buat itu delapan Jisung, aku tidak dibayar cukup untuk mengingat tata letak semua istana yang dikunjungi Mark."
Di dalamnya, Jisung telah menata dan mencicipi semua makanan atas perintah Jeno sebelum ia berlalu, omelannya mengecil seiring ditutupnya pintu geser separuh lingkaran untuk privasi mereka.
"Maaf aku sudah mengagetkanmu, Renjun-ssi. Aku sudah kebiasaan masuk tanpa izin." Minhyung membuka pembicaraan, mengambil sehelai jeon daging dengan sumpit metalnya.
Renjun baru akan membuka mulut ketika Minhyung sudah menyerobot kembali, "Hmm, masakan imo masih sempurna, Jen. Kabar beliau baik bukan?"
"Baik, hyung. Akhir-akhir ini imo sedang belajar membuat kue lapis dari Kou, yang kamu suka itu." Jeno menjawab, senyum terpatri di wajahnya.
"Wah! Kamu tahu, Chenle yang mengenalkan aku pada kue itu, dia pasti suka."
Sebelum Minhyung semakin salah fokus dengan arah pembicaraan mereka, Jeno menyodorkan tangan di depan wajah Renjun, mengenalkannya pada Minhyung, "Hyung, perkenalkan ini mate ku, Omega Huang Renjun, pangeran kedua dari Taiyang."
Mendengar namanya dipanggil sebagai mate Jeno masih mengirimkan perasaan menggelitik ke seluruh tubuhnya, Omeganya merasa senang menjadi kepunyaan Alpha yang begitu posesif.
Eits, ini tidak datang dari Renjun, ia percaya ini dynamics nya yang berbicara. Renjun menyembunyikan rasa malunya dengan bersimpuh memberi hormat pada Minhyung, keningnya menyentuh karpet anyam di bawah meja mereka.
Minhyung balas membungkuk dengan adat Kalér terpoles tanpa cela. "Ah maaf sekali ya aku baru bisa mengucapkan selamat atas pernikahan kalian sekarang."
Minhyung menerima kabar pernikahan Jeno lima hari sebelumnya, ketika Minhyung sedang berburu di tengah padang savanah Kou. Butuh satu bulan penuh untuk pergi ke gunung Nagacitā.
Mempertimbangkan hal tersebut, dengan berat hati Minhyung mengirim burung gagak kepercayaannya untuk menitipkan salam. Burung gagak tersebut tiba di kediaman Jeno satu minggu terlambat dari pernikahannya.
"Terima kasih banyak, Yang Mulia."
"Panggil aku Minhyung saja, aku dan Jeno sudah kenal sejak orok jadi tidak perlu sungkan. Gelarku itu cuma pajangan. "
Alpha biasanya suka berkata begitu untuk menggoda. Namun apa daya ketika aroma Minhyung begitu tulus, Renjun mau tak mau langsung mempercayainya, "Baik, Minhyung-ssi."
Di awal pertemuan mereka, salah satu basa-basi Renjun adalah menanyakan tentang masa kecil Jeno dan tanpa ragu ia hanya menyebut satu nama. Minhyung adalah satu-satunya tali penghubung Jeno dengan istana utama.
Mereka adalah dua pangeran dengan usia yang paling dekat di istana Naga, tumbuh besar berdua layaknya saudara kandung meskipun beda ibu, hingga Jeno dipisahkan ke pulau Bwinja.
Begitu Minhyung menuntut independen di usia dua puluh tahun, orang pertama yang Minhyung cari adalah Lee Jeno, adik tersayangnya.
Sejak saat itu, Minhyung menggunakan hak istimewanya untuk mengunjungi istana Bwinja sesekali, keluar masuk wilayah tersebut sesuka hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
melati (noren | reupload)
FanfictionHuang Renjun, Pangeran ke dua Kerajaan Taiyang dinikahkan pada Lee Jeno, Pangeran Ketujuh kekaisaran Kalér -kekaisaran besar di Utara-sebagai bukti keberhasilan takluknya monarki independen terakhir dari Sabuk Kepulauan. [ARCHIVE - Reupload melati (...