CHAPTER 17

1.1K 121 16
                                    

TANDAI TYPO AND HAPPY READING
°
°
°
°

"Zira,kita ngapain ke sini?"tanya Delysia merasa takut saat Nazira membawanya ke sebuah bangunan tepat di tengah tengah hutan.

"Ini bangunan apa sih?," Tanya Delysia sekali lagi menatap bangunan berlantai 3 yang di kelilingi pepohonan yang rimbun membuat kesan menakutkan pada bangunan tersebut.

"Ini markas utama Xeirus,kita ke sini mau jenguk my baby baby Richard dia demam,pasti di sana tidak ada yang mengurusnya dengan baik,"jawab Nazira merasa khawatir jika bayi besarnya tidak di urus dengan benar oleh teman temannya ia takut jika bayinya menjadi tambah sakit.

Delysia membulatkan matanya mendengar ucapannya Sahabat nya,"markas utama Xeirus?" Delysia meneguk ludahnya menatap bangunan di depannya.

didalam novel tertulis bahwa markas Xeirus terbagi menjadi beberapa bagian yang tersebar di berbagai daerah dan markas utama Xeirus adalah markas pertama Xeirus dan tempat diskusi untuk seluruh anggota Xeirus yang tersebar di mana mana oleh karena itu tempat ini memiliki bangunan yang sangat luas.di dalam markas utama Xeirus adalah gudang penyimpanan senjata dan informasi.

Oleh karena itu markas ini berbeda dengan yang lainnnya,markas ini memiliki aturan yang sangat ketat dan markas ini tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang kecuali anggota Xeirus sendiri. barang siapa yang memasuki yang memasuki gedung tersebut kepala mereka akan di penggal kemudian di gantung di depan gerbang bangunan tersebut sedangkan tubuh mereka di buang ke kandang buaya.bahakan peraturan tersebut juga berlaku

Delysia hendak membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu akan tetapi tangannya terlebih dahulu di tarik oleh perempuan di samping nya.

"Ayo masuk."

Delysia menahan tangan Nazira saat mereka sudah dekat dengan pintu masuk,"ini gak benar,ayo kita pulang.bisa saja Richard ada di rumahnya atau dia ada di gudang belang sekolah."

"Gue udah cari Richard di sana tapi gak ada,gue yakin kalau dia ada sini.ayo masuk,"ujar Nazira terus menerus menarik Delysia akan tetapi terus selalu ditahan oleh Delysia.

"Memangnya kamu pernah datang kesini?"

"Tidak pernah,ini pertama kalinya gue datang kesini. Richard melarang gue kesini,memangnya ada apa sih di dalam?"tutur Nazira tiba tiba kesal mengingat Richard selalu melarang untuk ikut dengannya setiap ia akan pergi ke markas utama Xeirus.

Delysia menatap Nazira dengan pandangan memelas,"benar kata Richard kita tidak boleh berada disini,lebih baik kita balik.langit juga mendung takutnya kita terjabak hujan nanti,"bujuknya agar Nazira mau pulang ia takut jika kepalanya benar-benar terpisah dengan tubuhnya akibat nekat masuk kedalam.

Nazira menggelengkan kepalanya,"gak,kita harus masuk.lagian gue penasaran isi bangunan ini,Sampai sampai Richard gak izinin gue ke sini.udalah ayo masuk,apasih yang Lo takuttin?tenang saja anggota Xeirus baik baik kok,"

"Anggota memang baik baik dan ramah tapi ketuanya kayak setan.udalah pasra saja aku,bay bay kepala,"batin Delysia meratapi nasibnya saat tubuh sudah masuk kedalam bangunan.

Sesampainya didalam mereka langsung di sambut dengan ruangan sangat luas akan tetapi ruangan tersebut kosong tanpa ada kehadiran siapa pun.

"Zira,perasaan ku gak enak yah. kita pulang aja yuk."

"Udahlah Del enakin aja,"balas Nazira clingak clinguk mencari keberadaan Richard.

"Kayaknya mereka diatas deh,yuk ke atas,"ajak Nazira hendak menaiki lantai dua tetapi di tahan oleh Delysia.

"Ini perbuatan tidak sopan Zira.kita saja masuk tanpa bilang bilang bagaimana jika mereka tau bisa bisa kita kena marah dari mereka paling parang kita di hukum."

Nazira menepuk pundak gadis di depannya,"gue udah kenal mereka sudah dari lama jadi gue tau kelakuan mereka kayak gimana."

"Andai kamu tau sifat asli mereka kayak gimana mungkin kamu gak akan sepercaya ini pada mereka. bahakan kekasih yang kamu anggap sosok yang lemah dan polos itu adalah iblis yang sesungguhnya.ia tidak sepolos tampangnya,"jerit Delysia dalam batin.

Delysia sudah benar benar pasra mengikuti Nazira,ia sudah tidak protes saat Nazira membawa nya ke lantai atas.

Delysia meneliti sekeliling,ia tidak menyangka jika markas ini ternyata sangat bersih dan rapi padahal orang yang nongkrong di sini semuanya laki laki.

Tapi wajar jika markas Xeirus sangat bersih sebab ketua mereka tidak suka dengan sesuatu yang kotor dan berantakan.

Tatapan Delysia terhenti pada pintu yang berada tak jauh darinya.pintu tersebut sedikit terbuka sehingga Delysia dapat mendengar suara-suara ramai didalamnya,"Zira,mungkin itu tempat-"perkataan Delysia langsung terhenti Saat ia tidak mendapatkan Nazira disampaikannya.

"Zira kamu dimana,"panggil Delysia mencari sahabat nya.

30 menit telah berlalu, Delysia tak kunjung menemukan Nazira,ia sudah mencari ke segala tempat tetapi sahabatnya tak kunjung ia dapat kan.

"Zira ada dimana sih,kok pergi gak bilang bilang,"tuturnya Dengan nada kesal

"Mungkin dia sudah pulang,mending aku juga pulang deh,"saat akan beranjak, Delysia merasakan tubuhnya ditarik ke belakang hingga punggungnya terbentur ke tembok.

" Awsh, "ringis delysia memejamkan matanya saat merasakan sakit di punggung nya.

"Ka-"belum sempat protes,Delysia di buat terbelalak saat sebuah tangan mencekik lehernya.

" Kenapa lo bisa masuk, "ucap pemilik tangan tersebut, memperkuat cekikikan nya mebuat wajah gadis tersebut membiru.

Dengan sisa tenaga yang Delysia punya, ia memukul tangan tersebut berusaha melepaskan cekikan tersebut,namun usahanya sia sia.

"Le-pasin, " Ucapnya dengan nada lemah membuat orang tersebut melepaskan cekikan nya.

Badan lemah Delysia akibat kekurangan oksigen terjatuh,"Maaf, "ujarnya sebelum matanya tertutup dan pandangannya menjadi gelap.

" Ck, "decak pria tersebut melihat gadis didepan jatuh pingsan atau mungkin mati ia tidak tau.

Pria tersebut adalah Austin ketua geng Xeirus yang rencananya tadi ingin pulang kerumah nya akan tetapi di urungkan saat melihat orang asing yang berani menginjakkan kakinya di wilayah nya.

Dengan gerakan pelan Austin menggendong Delysia ala bridal style dan membawa Delysia ke kamarnya.

Setelah membuka pintu dengan hati hati Austin meletakan gadis itu ke kasur. Tubuh Austin menegang saat melihat wajah pucat Delysia, dengan tangan gemetar Austin meletakan jarinya di hidung Delysia mengecek apakah gadis itu masih bernafas atau tidak.pria itu menghela nafasnya lega saat masih merasakan nafas di hidung Delysia. Tangannya tersebut berpindah ke leher Delysia yang tampak kemerahan.

Benerapa saat kemudian pria itu beranjak keluar dari kamar tersebut meninggalkan Delysia Sendiri.

"Unghh" lenguh Delysia terdengar ia mulai mebuka matanya menatap sekeliling nya,sedetik kemudian gadis itu membulatkan matanya menyadari bahwa dirinya sedang berada di kamar nya padahal seingatnya ia berada di markas Xeirus.

"Loh kok aku ada di kamar aku bukannya tadi aku ada di markas Xeirus?apa tadi cuman mimpi?" guman Delysia.

Tanganna tergerak mengusap lehernya, mengingat Kejadian yang dia alami tadi,"gak mungkin cuman mimpi sakitnya benar-benar nyata. "

"Emang gila tuh cowok aku gak ada salah dia tiba tiba nyekik.tapi,untung saja kepalaku gak di penggal sama dia," Ucap delysia bergidik ngeri mengingat kejadian tadi.


°°°

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DELYSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang