12. SAKIT!

9.4K 48 0
                                    

Ketika sedang istirahat bersampingan kudengar sedikit obrolan mereka.
"Jadi kapan Bayu balik?" Ucap nya
dada ku berdenyut mendengar itu
"Belum tau pak."
"Ya pastikan lah. Nanti kalau tiba tiba gimana"
"Mmm iyaa ,,, ntar aku tanyain. Kemarin katanya Paling cepat 3 hari disana, jadi kemungkinan pulang nya lusa paling cepat" ucap nya
"Yaudah nanti tanyakan aja biar gak gawat" ucap pak Edo seolah mengajarkan Naya agar pintar bersembunyi sembunyi.

Pak Edo memandangi nya sekarang, dan bibir nya mendarat di bibir Naya mencium dengan mesra seperti layaknya sepasang kekasih.

"Oiya, sebentar" ucap pak Edo bangkit dan merogoh kantong celana nya.

"Ayo lah, pake ini. Capek saya kalo tiap mau muncrat harus ditarik keluar mulu" ucap nya
"Aaaahhh.. nanti mas Bayu Curiga pak" ucap nya
"Gini aja, saya yang pegang pil nya. Jadi kalau mau dimakan, nanti saya kasih"

Jantung ku berdegup kencang. Dalam hati aku menjerit. Jangan diterima Naya....

"Tapi ntar kalo hamil malah hamil gimana?"
"Ya nggak lah. Kan dah minum pil ini. Kalau pas lagi subur saya tembak diluar" ucap nya
Mendengar itu aku seperti ingin menangis sejadi jadi nya.
"Minum ya" ucap nya sambil membuka kan pil itu dan mengarahkan nya ke mulut Naya
Aku terus bergumam agar Naya tidak menerima nya. Tapi ternyata mulut nya di buka dan memasukkan pil itu kedalam mulut nya lalu bangkit mengambil air di samping ranjang.

Runtuh sudah. Naya benar benar tunduk kepada Pak Edo.

Keesokan hari nya kembali aku melihat Naya yang bergumul dengan pak Edo dan itu terjadi pagi hari tapi harus ku sudahi melihat nya karena pekerjaan ku yang belum selesai hari ini. Ketika pulang aku menyaksikan tayangan ulang semua nya dan ternyata seperti yang kemarin sudah dibilang pak Edo,, kali ini benar benar dia memuncratkan sperma nya didalam Naya setelah lama sekali mereka bergumul. Bahkan terlihat sperma itu meluber. Bahkan mereka melakukannya dua kali dan ini kali ke tiga aku terangsang kembali meskipun rasa marah itu tetap ada.

Besok aku sudah akan pulang kembali bertemu Naya, Jio juga pak Edo. Aku sudah menyiapkan seluruh rekaman selama 3 hari ini dan akan membereskan semuanya.

Selama di perjalanan pulang, jantung ku berdegup kencang, bersiap akan membongkar ini semua nya. Meskipun kemarin sore aku tetap menelpon Naya memberitahukan pekerjaan ku sudah selesai. Tapi begitu sudah dekat ke rumah ku, perutku terasa mulas membayangkan apa yang terjadi setelah ku bongkar semuanya. Aku memiliki bukti jelas. Tapi aku juga mencintai Naya seutuhnya, begitu juga menyayangi Jio. Mendengar kalimat Naya yang puas dengan penis pak Edo membuat ku takut menerima kenyataan jika ini semua ku jelaskan ke dia. Sampai begitu mobil ku tepat di gerbang kami dan dibukakan oleh pak Edo sambil menyapa ku, nyali ku seolah olah hilang di hempas bumi entah kemana perginya. Ditambah sambutan Naya yang menyapa ku begitu masuk rumah membuat kebodohan dalam kepala ku bangkit seperti tidak tahan untuk membuka rahasia besar dia dengan pak Edo. Apalagi saat Jio yang datang memelukku menyambut ayah nya ini baru pulang dari pekerjaan diluar kota. Apa aku harus diam saja dengan ini semua?

Aku langsung pergi mandi, dan terus memikirkan ini sambil shower mengguyur seluruh tubuhku. Apa yang terjadi padaku. Seharusnya aku membongkar rahasia mereka. Rahasia yang sudah merebut istriku menjadi milik pak Edo di belakang ku. Tapi lagi lagi selalu pertanyaan dan pernyataan yang sama muncul.
apakah aku tahan jika ternyata ujung nya Naya memilih untuk berpisah ?
Apakah aku bisa terima jika ternyata Naya jujur menikmati dan tidak mau melepas pak Edo ?
Apakah seharusnya aku membongkar ini semua sedangkan Naya tidak pernah mengeluh bahkan aku juga selalu mendapatkan apa yang kuminta?

Malam ini sebelum tidur aku terus merenungkan hal itu. Padahal semua bukti sudah ada kupegang.

35. Dibalik Kepolosan Istriku (PURE NTR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang