16. Menyadari

7.7K 42 2
                                    

"Mass pengen sayang.... Yaaaa"  ucap ku sambil memeluk nya membawa nya kekamar. Bodoh amat.. yang ada dikepala ku adalah menuntaskan nafsu ku.
Kami pun bergumul saat itu juga, dan yang ada dipikiran kotor ku sekarang malah betapa nikmat nya vagina Naya yang habis digempur oleh pak Edo hingga hanya kurang dari 10 menit aku sudah orgasme. Aku merasa bodoh sekali. Merasa gagal menjadi suami. Seolah olah apa yang dikatakan Naya kepada pak edo adalah sebuah kebenaran. Aku hanya suami lemah yang tidak bisa memuaskan nya. Bahkan mendengar Naya seakan berpura pura menikmati dan merasa puas terhadap apa yang kulakukan membuat perasaan ku benar benar hancur.

....

"Bangun mas, sarapan" ucap Naya menggoyangkan pundak ku.  Sudah jam 6 ternyata. Sejenak aku termenung sebelum bangkit dari kasur ini. Mengingat apa yang terjadi kemarin, dan menyadari apa yagn akan merubah hidupku kedepannya. Mengingat kemarin Naya yang terlihat berpura pura puas saat aku bersetubuh dengan nya memberikan sebuah ketakutan padaku. Aku semakin takut melabrak Naya dan pak Edo dan mengatakan aku mengetahui semua nya. Benar benar takut. Aku takut kehilangan nya. Naya terlihat sangat menikmati apa yang diberikan pak Edo padanya. Segala kemungkinan buruk menghampiri ku hingga dari ujung kaki ke ujung rambut ku rasanya merinding jika hal pahit itu terjadi.

Sekali lagi Naya kembali ke kamar membuat ku sadar dan bangun sekarang. Kami sarapan bersama pagi ini. Aku merasa benar benar pecundang kali ini. Sangat sangat pecundang. Padahal beberapa hari lalu aku sudah bertekad untuk membongkar semua nya.

"Hari ini  kita belanja yuk mas, ada yang abis bahan dapur" ajak nya
Aku mengiyakan saja sehingga hari libur ku ini dihabiskan waktu dengan nya juga dengan Jio. Kepala ku masih diganggu oleh ketakutan ketakutan,,,, aku masih memikirkan bagaimana kelanjutan keluarga ku jika ini dibiarkan. Tapi bagaimana juga nasib keluargaku jika ini ku hentikan.

Pak Edo sama sekali tidak memberikan gestur ataupun gerak gerik seakan ada yang disembunyikan nya selama ini dengan istriku.  Dia masih sangat menghormati ku sebagai majikannya. Apa pak Edo aku pecat dan mencari satpam baru saja? Seketika pikiran itu muncul. Tapi lagi lagi aku semakin takut. Bagaimana kalau malah sesuatu yang lain terjadi. Bahkan selama pak Edo bekerja rumah ku selalu aman dan terjaga dengan baik. Bagaimana jika Naya malah mencari ke yang lain jika Pak Edo pergi? Lagi lagi pikiran ku dipatahkan oleh asumsi ku sendiri.

"Sore Pak Bayu... untuk minggu ini, karena kemarin sudah audit, apakah bapak mau ambil shift di kantor atau balik ke lapangan ? Saya bisa bantu urus kalau  minggu seminggu kedepan bapak masih mau stay disini, gak balik ke lapangan" sebuah pesan muncul dari HRD kantor ku.

Aku masih bersama Naya dan Jio sekarang, menemani Jio bermain di salah satu Arcade game di pusat perbelanjaan. Apa aku tanya Naya saja?  Tapi untuk apa bertanya? Sebelumnya aku juga gak pernah bertanya ke Naya mengenai urusan kantor ku.

Atau apa aku membiarkan saja mereka beberapa saat ini?  Sebuah bisikan dari setan muncul seakan mendorong ku ke jurang lebih dalam.

"Saya ambil waktu di lapangan saja, ada beberapa data yang perlu saya rampungkan disana."
Sebuah kalimat balasan yang tanpa pikir panjang ku kirimkan ke HRD kantor ku. Entah kenapa aku semakin penasaran bagaimana hubungan mereka lebih lanjut nanti.

"Sayang.,, tadi mas dikabarin dari kantor, jadi besok mesti balik lagi kelapangan. Ga papa?" Tanyaku pura pura seakan aku diperintahkan dari kantor padahal semua kurencanakan. Merencanakan sebuah lubang yang besar untuk hidupku.

....

Pagi ini aku pun bersiap berangkat ke luar kota lagi. Aku akan meninggalkan Naya selama seminggu kali ini. Mulai senin hingga kembali hari minggu nanti. Bahkan sejak pagi tadi entah bagaimana penis ku berkedut memikirkan apa yang terjadi dirumah ini begitu ku tinggalkan. Tapi terus ku tahan agar  aku gak menyesali apa yang udah ku pilih.

"Mas berangkat dulu ya sayang.."
"Iya mas, hati hati yaa"
Ku cium keningnya
"Papa pergi dulu yaa sayang" pamit ku pada Jio

"Saya balik lagi keluar kota pak. Titip rumah yaa.. titip Naya dan Jio juga" ucap ku yang membuat jantung ku berdesir mengatakan itu seolah aku menyerahkan istriku seutuhnya karena aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

35. Dibalik Kepolosan Istriku (PURE NTR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang