episode 48

563 30 13
                                        

Lagi dan lagi kejadian ini terulang lagi, bukan akhir bahagia yang di dapatkan namun sebuah plot yang tak terduga. Kenapa di setiap akhir cerita yang akan berakhir bahagia selalu ada plot yang tak terduga.
.
.
.
"PUTRAAAAAAAAAAA" Zaidan berlari kearah putra yang ada di atas aspal. Melihat semua darah yang keluar dari sekujur tubuhnya tak kuat Zaidan untuk menahan tangisnya. "PUTRAAAA.....BANGUN PUTRAAAA"
.
.
.
.
10 menit berlalu sejak kejadian itu, suasana di TKP mulai tak karuan. Semua orang yang ada di sana terlihat nampak panik dengan kejadian yang ada beberapa orang terluka ringan dan sedang, sedangkan hanya putra...yang.....terluka berat. Beberapa Isak tangis terdengar dari sebagian orang dan hanya Zaidan...yang menangis dengan kuat di tengah jalan. Orang-orang mulai membantu membereskan apa yang terjadi.

Sirine ambulan dan sirine polisi datang setelah beberapa waktu berlalu, lalu beberapa unit mobil ambulan mulai membawa orang yang terlibat dari kekacauan tersebut. Putra langsung mendapatkan pertolongan oleh para pihak medis. Sesampainya di rumah sakit putra langsung dilarikan ke ICU untuk mendapatkan pertolongan lebih. Ventilator terpasang di tubuhnya dan beberapa peralatan medis juga terpasang untuk menunjang keselamatan putra sekarang.

Zaidan terduduk di lantai di depan ruangan ICU, dengan tangan yang masih penuh dengan darah dan gemetar ia mengambil ponselnya dan menelpon Ziel.

In call

"Halo dan, kenapa?"

"Ha-halo...El..." Zaidan sedikit terisak saat berbicara pada Ziel.

"Halo zaidan, lu kenapa hah?"

"E-el...put..putra...."

"Putra? Putra kenapa dan?"

"Putra...putraa..dia..." Zaidan menceritakan kejadian yang menimpa putra

"Ya ampun dan, kenapa gini sih dan"

"Gw..gw gak tau El, gw bingung. Gw takut El...gw takut putra..."

"JANGAN MIKIR YANG ENGGAK-ENGGAK ZAIDAN"

"El..."

"Sekarang lu kasih tau gw rumah sakit tempat putra di rawat, gw kesana sekarang sama ibu ayahnya put. Lu belum kasih tau mereka kan?"

"B-belum, gw bingung harus bilang apa"

"Udah lu sekarang tenang aja, gw yang bakal bilang sama orang tuanya putra secara baik-baik. Lu tetep stay disitu jangan kemana-mana kabarin gw kalau ada perkembangan tentang kondisi putra. Gw kesana naik pesawat, tungguin gw Zaidan!!!"

Zaidan kembali terduduk di lantai di depan ruangan ICU, ia terus-menerus menangis dan tak berhenti berdoa untuk keselamatan putra. Sesekali ada beberapa perawat untuk membantu menenangkannya. Hari mulai berlalu, sore mulai tiba dokter belum keluar dari ruang ICU sementara Zaidan masih belum tau tentang kondisi putra di dalam. Saat ia sedang terduduk di kursi tunggu tiba-tiba dari ujung lorong seseorang meneriaki nama nya.

"ZAIDAAANNN!!" Ziel berlari dari ujung lorong dengan ayah dan ibu putra di belakangnya.

"Zaidan kenapa ini? Kenapa putra bisa kayak gini?" Ibu putra yang baru sampai langsung menanyakan kondisi putra.

"Putra gimana sekarang keadaannya? Apa ada perkembangan kabar kondisi putra dai dokter?"

"Aku belum tau ayah, aku masih nunggu dokter disini dari tadi tapi dokternya belum keluar. Aku takut yah...putra..."

"Sudah-sudah kamu tenang dulu ya, kita berdoa aja buat putra ya"

Tepat setelah itu dokter yang menangani putra keluar dari ruang ICU, ibu putra langsung menanyakan tentang kondisi putra pada dokter tersebut.

ZAIDAN & PUTRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang