Suasana tahun baru sangat terasa. Berbagai macam pertunjukan masih digelar meski hari sudah menjelang siang. Banyak juga pertunjukan musik yang masih berlangsung, baik di lapangan terbuka maupun tempat-tempat nongkrong seperti kafe dan restoran.
Selesai packing dan lain sebagainya, empat remaja itu, Serly, Afan, Mala, dan Rakha kembali bertemu di sebuah kafetaria. Mala antusias mengajak mereka ke sana karena sedang ada pertunjukan live musik.Acara itu diisi oleh penyanyi-penyanyi lokal yang wajahnya sudah sering nongol di Youtube. Afan tak heran mengingat kafe itu merupakan salah satu tempat nongkrong paling famous di Bali.
Di akhir pertunjukan, host menawarkan kepada pengunjung untuk bernyanyi di atas panggung. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan free makan sepuasnya untuk hari ini. Mala antusias. Ia mengangkat tangan tanpa pikir panjang.
"Duet boleh nggak?" tanya Mala pada sang host.
"Boleh dong. Trio juga boleh. Asal nggak sebanyak member NCT. Panggungnya nggak muat maaf."
"Yeay!" Mala bersorak girang, "sana maju, Ly!"
Alih-alih berdiri dan naik ke atas panggung. Mala justru mencolek bahu Serly. Serly yang tak tau apa-apa dibuat melotot karena ulah Mala.
"Sana maju sama Afan," ulang Mala.
"Lhoh, kok gue?" Serly melayangkan protes. Begitu juga dengan Afan yang merasa keberatan.
"Iya, kok jadi kita?"
"Udah bro, maju aja. Banyak yang nungguin," Rakha yang selalu satu suara dengan Mala juga ikut membujuk Afan.
"Lhah, kan cewek lo yang angkat tangan. Kenapa jadi gue sama Serly?"
"Buruan Ly. Jangan bikin Mala yang cantik ini malu pliss."
Mala menangkupkan kedua tangannya. Pengunjung kafe juga mulai bersorak meminta Serly dan Afan lekas naik ke atas panggung.
"Malu atau pengen makan gratis?"
"Dua-duanya, hehe. Ayo dong Ly! Satu lagu ajaa."
Jika sudah seperti itu, Serly sulit untuk menolak.
"Ya udah, tapi Afan nya mau atau nggak," Serly melirik Afan yang langsung menggeleng tegas.
"Aku sendirian nih?" pancing Serly agar Afan tergerak.
Sebenarnya Serly juga belum tahu apakah Afan bisa bernyanyi atau tidak. Tapi jika Mala dan Rakha sepercaya itu, Serly yakin Afan memang bisa bernyanyi.
Afan masih bergeming. Hal itu membuat Serly beranjak tanpa menunggu lagi, "Ya udah aku sendiri."
Namun Afan yang sempat menghela napas itu menahan tangan Serly dan mengangguk.
"Oke."
Singkat, padat, dan jelas. Satu kata yang berhasil membuat Serly tersenyum senang.
Serly berjalan lebih dulu ketika Rakha berusaha menahan Afan. Pacar Mala itu menyambar setangkai mawar dari vas di atas meja dan menyelipkannya ke saku Afan. Setelah itu ia menepuk bahu Afan dan mendorongnya ke panggung.
Sementara Serly dan Afan menuju panggung, Mala mengeluarkan handycam dan mulai merekam.
Dua orang itu tampak relaks ketika tiba di atas panggung. Mereka tampak serasi dengan baju berwarna merah yang lagi-lagi tanpa disengaja. Ketika lensa handycam mengarah ke mereka, rasanya Serly dan Afan sudah seperti penyanyi tersohor. Mala bisa melihat jika Serly dan Afan memiliki aura seorang bintang, bahkan sebelum mereka mulai bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS
Romance"Nggak ada benar atau salah perihal mencintai. Tapi, kalau menurutmu kita memulainya dengan cara yang salah, ayo melanjutkannya dengan cara yang benar." Tak ada yang seindah jatuh cinta di usia remaja. Afan dan Serly merasakan keindahan itu bersama...