Hujan yang sering datang di awal Oktober ini membuat delapan bersahabat kian sering nongkrong di ruang musik untuk sekadar menunggu hujan reda. Seperti biasa, mereka duduk di depan instrumen masing-masing. Hanya Mala dan Gracia yang duduk di sofa untuk menonton drakor berdua.
"Cia, PR Fisika yang lima soal itu udah selesai?" tanya Afan dari kursi keyboardnya, namun yang ditanya hanya melirik sebentar lalu kembali acuh.
Cia, udah dong ngambeknya."
Afan kehabisan cara untuk mengembalikan sikap Gracia seperti semula. Setelah hasil ujian tengah semester dibagikan, Gracia belum sekalipun bicara dengan Afan.
Afan memijit pelipisnya yang berdenyut. Bukan salahnya jika ternyata ia menduduki peringkat satu, menggeser Gracia yang katanya juara bertahan sejak kelas sepuluh.
"Haha, mamam tuh ngambeknya Cia!" seru Rayen, "siapa suruh serakah."
Serly dari kursi drum hanya bisa tersenyum geli. Ia tahu Gracia tak pernah sungguhan marah. Gadis dengan senyum menawan itu sama sekali tak punya rasa iri. Ia hanya mempermainkan Afan.
Lagipula Serly juga heran, mengapa Tuhan menciptakan laki-laki sesempurna Afan di hidupnya? Tampan, pintar, humoris, jago main musik, jago olahraga, bersuara merdu pula. Rasanya tak perlu ditanya lagi apa yang membuat Serly menjatuhkan hati pada laki-laki yang terkadang bisa menjadi sangat kekanan itu. Meski cinta tak perlu alasan, namun semua nilai plus yang Afan miliki membuat Serly semakin hanyut dalam pesona seorang Afan Cannavaro.
"Mal, sekarang aja," ujar Rakha tiba-tiba.
Mala yang sedang asik menonton drama terpaksa mematikan layar ponsel dan membiarkan Gracia berdecak sesukanya.
Gadis itu menarik napas dalam dan menghembuskannya. Seakan apa yang akan ia sampaikan membuat tenaganya terkuras habis.
"Guys, gue ada pengumuman buat kalian. Khususnya buat Afan dan Serly."
Hening.
"Apa, Mal? Jangan bikin kita deg-degan deh," timpal Serly
"Gue sama Rakha memutuskan untuk nggak lagi di youtube."
Sontak yang lain terperangah. Di saat Serly dan Afan mulai dikenal oleh khalayak karena sering mengcover lagu-lagu di channel Bara, pemiliknya justru ingin menyudahi channel mereka. Bagaimana mungkin?
"Kok gitu, sih, Mal?" lirih Gracia yang merasa kecewa. la tak rela Mala mengakhiri kebahagiaan Serly.
"Udah kali, Ci. Nggak apa-apa. Lagian mereka berhak, kok," ucap Serly yang sebenarnya tak kalah kecewa. Hanya saja ia berusaha menutupinya. Lagipula ia bisa membuat akun sendiri biarpun tak akan sama.
"Ya gitu, gue sama Rakha memutuskan udahan karena kita mau fokus di belakang layar buat membesarkan nama Defan."
Semua orang kembali terkesiap. Mala terkikik geli di saat yang lain masih saling pandang.
"Maksudnya gimana, Mal?" Afan bertanya.
"Gini Fan, sekarang fans lo sama Serly udah mulai banyak tuh. Apalagi Defan Shipper, wah gila banget mereka. Gue kadang suka terharu bacain email-email mereka. Kalian bener-bener bawa berkah buat gue dan Rakha. Kita rasa kesuksesan kalian adalah batu loncatan buat kesuksesan kita juga. Kalian nggak perlu khawatir. Channel Bara tetap ada, tapi bukan sekadar akun Youtube lagi."
"Terus?" Afan tak sabar menunggu kalimat Mala selanjutnya.
"Dari awal pacaran, gue sama Rakha pengen banget punya sesuatu yang bisa dimiliki berdua. Dengan gitu kita jadi berusaha untuk nggak putus sampai kapanpun. Dan ternyata mimpi kita sama. Setelah tunangan tahun lalu, gue dan Rakha pengen punya rumah produksi sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS
Romance"Nggak ada benar atau salah perihal mencintai. Tapi, kalau menurutmu kita memulainya dengan cara yang salah, ayo melanjutkannya dengan cara yang benar." Tak ada yang seindah jatuh cinta di usia remaja. Afan dan Serly merasakan keindahan itu bersama...