Satu bulan kemudian...
"Sayang, bisa bantu ambilkan kotak yang itu?" pinta Y/n sambil menunjuk ke arah atas lemari pakaiannya.
Jaemin yang sedang berbaring di atas ranjangnya, segera beranjak dan menghampiri kekasihnya.
"Yang mana sayang?" bisik Jaemin sambil memeluk Y/n dari belakang.
"Jae... Jangan seperti ini! Aku minta bantuanmu untuk ambilkan kotak itu!" kesal Y/n, ia berusaha melepaskan pelukan Jaemin.
Tak ingin kekasihnya bertambah kesal, Jaemin melepas pelukannya kemudian mengambilkan kotak yang dimaksud gadisnya.
"Kotak apa ini?"
"Kotak rahasia" ucap Y/n menggoda Jaemin sambil menjulurkan lidahnya.
Jaemin terkekeh, "Dasar jahil!"
"Ini kotak sepatu pesta milik bibi. Tadi pagi bibi menelfon minta dikirimkan sepatu ini, karena akan ada pesta besar di desa"
Sudah hampir satu bulan bibi meninggalkan Seoul. Sebelum memantapkan perceraiannya dengan sang suami, bibi memutuskan untuk pulang ke desa dan membicarakan banyak hal dengan keluarga besar disana.
Sejak bibi pulang ke desa, setiap hari Jaemin datang ke apartmentnya untuk menemani Y/n. Tidak pernah menginap namun ia banyak menghabiskan waktu bersama Y/n di apartemennya.
"Mau dikirimkan atau ku temani mengunjungi bibi?"
Mata Y/n berbinar mendengar penawaran itu, "Apa kau ada waktu luang? Urusan kuliah dan pekerjaanmu saja sudah banyak"
"Untukmu pasti ku luangkan sayang", ucap Jaemin sambil mendudukan diri ditepi ranjang.
Y/n menghampiri Jaemin. Ia duduk dipangkuan Jaemin, kemudian mengalungkan kedua tangannya pada pundak kokoh prianya, "Terima kasih sayang. I love u" bisiknya sebelum mengecup singkat bibir Jaemin.
"Tidak. Kenapa imbalannya hanya sebuah kecupan? Harusnya seperti ini..." Jaemin mencium lembut bibir Y/n, dan akhirnya Y/n membalas ciuman itu.
.
.
.Keesokan harinya...
Pulang sekolah...
"KIM Y/N!"
Suara tegas seorang pria yang menyerukan namanya cukup membuat dirinya dan Daehyun terkejut. Mereka menghentikan langkah, kemudian menoleh ke arah sumber suara.
"Jay? Ada apa?" tanya Daehyun.
Jay berlari ke arah Y/n dan Daehyun. Wajahnya terlihat sangat kesal.
"Y/n aku butuh bantuanmu"
"Bantuan? Bantuan seperti apa?"
"Ikut aku!" Jay menarik pergelangan tangan Y/n.
"Tunggu! Apa aku boleh ikut juga?" tanya Daehyun.
"Maaf. Tapi ini hal yang sangat privasi"
"Baiklah. Aku mengerti. Sampai jumpa besok, aku pulang saja"
"Hati-hati dijalan Daehyun" ucap Y/n sambil melambaikan tangan, kemudian beralih pada Jay. "Kekasihku akan segera datang menjemput, bisa kita bicara cepat saja?"
Jay menghembuskan nafas kasar, "Baiklah. Kita ke tepi jalan sebelah sana"
Masih menggandeng erat tangan Y/n, ia mengarahkan gadis itu berjalan mengikutinya.
"Ok. Disini saja. Sebenarnya aku-"
BUGH!
Langkah cepat Jaemin dengan penuh amarah bergegas menghampiri kekasihnya yang sedang bersama seorang pria.