"Dimana Kim Y/n?!", Jaemin berlari memasuki mansion milik orang tuanya.
"Selamat datang Tuan muda. Nona Y/n sedang berada di dapur bersa-"
Tanpa menunggu pelayannya menyelesaikan ucapannya, langkah besarnya bergegas menuju dapur untuk mencari keberadaan gadisnya.
Baru saja kakinya memasuki dapur mewah didalam mansion itu, matanya membelalak melihat hal tak terduga didepan matanya. Sekretaris Min yang sejak tadi mengekorpun sama terkejutnya.
"Hahaha bagaimana ayah ini? Bentuknya jadi aneh semua hahaha"
"Aku sudah mengikuti arahanmu Y/n. Makannya arahkan dengan benar"
"Y/n?"
Y/n dan Tuan Jiwan menoleh ke arah sumber suara. Y/n tersenyum manis menyambut kedatangan Jaemin. Sedangkan Tuan Jiwan memasang ekspresi datarnya seperti biasa.
Masih dengan raut wajah bingung, Jaemin melangkah menghampiri Y/n. "Kenapa bisa kau-"
"Sebaiknya kau naik ke kamarmu. Bersihkan tubuhmu, jangan temui gadismu dan calon bayimu dalam keadaan pulang bekerja", ucap Tuan Jiwan sambil tetap mencetak adonan kuenya.
Jaemin melirik sinis ke arah ayahnya. Namun ia membenarkan ucapan ayahnya, ia sudah menemui banyak orang seharian ini. Sebaiknya ia membersihkan diri terlebih dulu.
Didalam Kamar...
Ceklek!
Jaemin keluar dari kamar mandi dengan santainya. Dilihatnya, gadis cantiknya sedang duduk di tepi ranjang, tersenyum manis kearahnya sambil merentangkan kedua tangannya.
Tanpa membuang waktu, Jaemin melangkahkan kakinya menuju ranjang. Ia duduk ditepi ranjang, dan masuk ke dalam pelukan gadis cantiknya.
"Ceritakan padaku apa yang terjadi sayang? Bagaimana bisa kau sedekat itu dengan ayah?"
Flashback on...
Y/n tiba di mansion mewah milik ayah Jaemin dengan raut wajah marah. Bagaimana tidak, semua pengawal yang menjaganya dibekap, dan ia dibawa paksa mengikuti orang-orang bertubuh besar ini. Bukan rasa takut namun amarah yang memuncak memenuhi isi kepalanya.
"Kita sudah tiba. Silahkan Nona"
Y/n di arahkan memasuki sebuah ruangan di dalam mansion itu. Ruangan dengan nuansa gold, terlihat lebih hidup dan cerah dibandingkan dengan ruangan-ruangan lainnya yang terlihat gelap dan terkesan manly.
Y/n tahu sosok yang sedang menunggunya, maka tanpa ragu ia mengucapkan sapaannya, "Selamat malam Tuan Jiwan"
Tuan Jiwan yanh sedang berdiri menatap kearah luar jendela, membalikkan tubuhnya dan menatap dengan tatapan menelisik pada wajah dan penampilan kekasih dari putranya itu. "Benar kau sedang mengandung? Buah hati Jaemin?"
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Y/n cukup terkejut dengan pertanyaan yang diajukan tanpa ada kalimat pembuka atau sekedar basa-basi. "Iya Tuan", jawabnya dengan tenang sambil mendudukkan diri di salah satu sofa.
"Kapan pernikahan kalian?"
"Minggu depan Tuan"
"Aku mau cucu yang sehat dan cerdas. Kau harus menjaga diri sebaik mungkin, terutama kandunganmu"
Cukup terkejut mendengar hal itu. Karena Y/n mengira Tuan Jiwan akan memintanya pergi lagi.
"Kita lupakan kejadian sebelumnya. Aku akan berdamai dengan keadaan putraku yang jelas-jelas sangat mencintaimu", Tuan Jiwan membuang nafas kasar. "Sama sepertiku, dia hanya akan mencintai sekali seumur hidup, aku sudah melihatnya dengab jelas, betapa ia mencintaimu, apapun upayaku memisahkan kalian, aku justru semakin melukai putraku"
Y/n terdiam menyimak setiap perkataan ayah dari kekasihnya itu.
"Aku semakin tua dan kesepian. Mungkin memang ada bagusnya kau hadir diantara kami, terlebih kau sedang mengandung"
Y/n tersenyum, "Tuan. Saya ingin mengajukan kesepatakan dengan anda"
Tuan Jiwan mengerutkan keningnya, "Kesepakatan apa?"
"Saya akan melahirkan buah hati yang riang, sehat dan cerdas yang kelak bisa menemani hari-hari sepi anda, dan anda harus bisa menerima saya sebagai menantu anda. Tentunya saya harap anda bisa membuka hati"
"HAHAHAHAHA!", tawa menggelegar Tuan Jiwan terdengar begitu keras didalam ruangan mewah itu. "Hah... Aku mengerti mengapa putraku sangat menggilaiku, dasar gadis kecil pemberani! Tapi aku menyukaimu. Ya ya ya kau mengingatkanku pada istriku, caramu bicara, keberanianmu. Ya ya kalian memang sama"
Y/n kembali tersenyum. "Saya tidak akan membuat anda kecewa Tuan. Baiklah langkah awal sebagai proses membuat anda menerima saya, mari kita membuat kue bersama. Buah hatiku menginginkannya sekarang. Anda tidak ingin calon buah hatiku ini kecewa kan? Apakah waktu anda senggang Ayah?"
Flashback Off...
Jaemin menatap Y/n dengan raut wajah tak terbaca. Gadisnya memang luar biasa. Ayahnya yang sekeras batu itu bisa dibuat luluh meski dengan kesepakatan konyol.
Jaemin merasa tidak mudah bagi Y/n untuk mendapatkan hati ayahnya.
"Jae... Kenapa melamun? Aku sudah selesai berceri-"
GREP!
"Kau memang gadis yang luar biasa sayang. Aku merasa sangat beruntung mendapatkanmu", memeluk erat tubuh gadisnya.
"J-jae lepaskan. Aduh perutku tertekan rasanya"
"Maaf sayang", Jaemin meregangkan pelukannya.
"Jae... Yuri memberitahuku bahwa besok aku harus melakukan fitting wedding dress. Tapi sudah dua hari aku tidak masuk kuliah"
"Pukul berapa kelasmu dimulai dan berakhir?"
"Pukul 8 dimulai dan selesai pukul 1 siang. Ada dua mata kuliah"
"Aku akan menjemputmu. Kita lakukan fitting setelah kelasmu berakhir"
"Hm. Baiklah"
"Sayang. Apa dia menyusahkanmu?", tanya Jaemin sambil mengusap lembut perut gadisnya. Ia menatap penuh perhatian pada wajah gadisnya.
Menggelengkan kepalanya, "Tidak sama sekali. Aku hanya lemas, tidak merasa sakit atau apapun lagi"
Jaemin merendahkan tubuhnya. Ia menciumi perut Y/n beberapa kali, "Aku mencintai kalian. Kau dan buah hati kita"
.
.
.Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/358838440-288-k361164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME LIKE U DO - FF JAEMIN (21+)
Storie d'amore🤍 POSSESIF + Kim Y/n = LOVE 🤍