Rumah Sakit
Jaemin duduk di salah satu kursi ruang tunggu. Pria itu menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.
Melihat hal itu, Y/n yang baru saja tiba dirumah sakit bergegas menghampiri suaminya. Ia berdiri dihadapan suaminya, melepas kedua tangan besar yang menutupi wajah frustasi suaminya.
Y/n memeluk Jaemin, ia mengusap lembut punggung Jaemin.
Pria tampan itu terlihat kacau. Ia membalas pelukan istrinya. Ia tenggelamkan wajahnya pada perut istrinya yang mulai membuncit.
"Aku belum sepenuhnya memaafkannya. Tapi kenapa aku merasa kacau"
"Karena dia ayah Jae. Dia ayahmu", Y/n terus mengusap lembut punggung Jaemin. "Sekeras apapun ucapan dan pikiranmu padanya, hatimu tidak bisa berbohong"
Y/n melonggarkan pelukannya, ia kecup kening suaminya. "Semua akan baik-baik saja"
Jaemin mengangguk. Sungguh, dalam kondisi apapun hanya istrinya yang bisa menenangkannya.
"Tuan", sekretaris Min berjalan menghampiri pasangan suami istri itu.
Tapi tunggu dulu...
Atensi Y/n teralihkan pada sosok wanita cantik berambut pendek sebahu. Dengan kemeja ketat dan rok pendek ketat yang memamerkan bentuk tubuhnya. Siapa wanita itu?
"Urusan kantor sudah saya handle sesuai permintaan anda Tuan. Anda bisa sepenuhnya menjaga Tuan besar"
Jaemin berdeham menanggapi ucapan sekretaris Min.
CEKLEK!
Pintu ruangan terbuka. Seorang dokter berjalan menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan ayah kami Dokter?", tanya Y/n.
Dokter itu tersenyum hangat. "Saya akan siapkan ruangan terbaik, Tuan besar sudah bisa dipindahkan keruang perawatan"
Meski tak mengatakan apapun, namun raut wajah Jaemin menjelaskan ia bernafas lega.
Y/n memeluk Jaemin, "Syukurlah", bisiknya.
Jaemin tersenyum tipis. Ia mengecup pipi istrinya.
Semua hal itu tak luput dari pandangan, Nami.
.
.
."Jae..."
"Hm?"
"Siapa wanita itu?"
"Wanita yang mana?"
Y/n terdiam sejenak, ia masih sibuk memperbaiki selimut yang dikenakan Tuan Jiwan. Kemudian melirik suaminya yang duduk di sofa ruangan itu sambil menyibukan diri dengan layar tabletnya.
"Wanita yang datang bersama sekretaris Min"
"Hm. Dia sekretaris ayah. Aku menghandle perusahaan ayah juga sampai dia kembali pulih"
Y/n tidak bergeming. Jaemin meletakan tabletnya, ia memperhatikan wanitanya.
Y/n terlihat masih sibuk mengurusi ayahnya, dengan wajah datar istrinya tetap terlihat sangat cantik.
"Kenapa sayang?"
"Kenapa apanya?"
"Kau kesal. Katakan ada apa?"
"Mengambil kesimpulan sendiri. Aku tidak kesal"
Jaemin tersenyum, ia berjalan menghampiri istrinya kemudian memeluknya posessif.
"Jae jangan seperti ini! Lepaskan! Nanti ada yang lihat"
"Siapa yang mau menegur pasangan suami istri bermesraan?"