Cafe - The Moon
"Mau coba milikku?"
"Boleh?", tanya Jaemin dengan ekspresi menggoda menjaili wanitanya.
"Bo- Jae apa maksudmu?!"
Jaemin terkekeh melihat ekspresi kesal istrinya. "Habiskan sayang, kau menyukainya kan?"
"Em", Y/n mengangguk sambil menikmati Strawberry Frape favoritnya.
Sore ini Jaemin mengajak Y/n pergi ke salah satu cafe yang terbilang mewah dan kekinian di daerah Gangnam. Sejak pagi Y/n mengeluhkan bosan dan mengidam ingin menghabiskan waktu berdua di cafe bersama suaminya. Tidak jelas maunya cafe yang mana, maka Jaemin berinisiatif mencari cafe yang nyaman untuk istrinya.
"Sayang", suara rendah yang selalu terdengar s*ksi itu mengalihkan atensi Y/n yang sedang sibuk menghabiskan minumannya.
"Setelah ini aku harus kembali ke kantor"
Y/n meletakan gelasnya, "Sibuk sekali? Kalau begitu kenapa mengajakku pergi hari ini? Kau bisa menundanya sampai kau senggang. Aku tidak pernah memaksakan keinginanku sekalipun aku mengatakan aku sangat ingin"
"Aku tidak ingin kau dan baby bosan. Tidak masalah meluangkan waktu untuk istriku. Tapi memang setelah ini ada yang harus ku selesaikan", jelas Jaemin.
Y/n tersanjung dengan suaminya yang selalu memprioritaskan dirinya. Namun ia jadi merasa bersalah telah menyita waktu sibuk suaminya. Sungguh ia mengira bahwa suaminya memang sedang senggang.
"Hei kenapa begitu? Senyum sayang"
"Maafkan aku"
"Untuk apa? Aku senang menghabiskan waktu denganmu. Lain kali kita harus lebih sering meluangkan waktu berdua sayang. Dan kau harus mengatakan padaku jika ada yang kau inginkan, hm?"
Y/n mengangguk lemah. "Terima kasih Jae"
"Hm. Bukan begitu caranya berterima kasih"
"Jae. Ini tempat umum!", peringat Y/n.
Jaemin terkekeh ringan, "Hm. Nanti malam berikan aku double"
.
.
.
Sesampainya dimansion, Y/n memilih beristirahat di dalam kamarnya. Ia hanya membersihkan tubuhnya kemudian berbaring diatas ranjang. Baru beberapa saat memejamkan mata, ia sudah berpindah ke alam mimpi.
Dilain tempat...
Jaemin sedang tersenyum melihat ke layar tabletnya yang menampilkan rekaman cctv kegiatan istrinya. "Baguslah dia beristirahat", monolognya. Setelah memantau kegiatan istrinya, ia kembali fokus pada pekerjaannya.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi Tuan. Nona Yumiko sudah datang"
Jaemin mendongakan kepalanya, "Hm"
Sekretaris Min mempersilahkan Nona Yumiko masuk ke dalam ruangan Jaemin.
Jaemin menyambut kedatangan rekan bisnisnya ini. Pertemuan pertama yang seharusnya mendatangkan Nyonya besar Yuko, namun malah Yumiko yang datang sebagai perwakilan ibunya.
Perbincangan mengenai bisnis yang baru saja terjalin berjalan dengan profesional. Cukup lama, namun sesuai harapan. Semua pembahasan tepat sasaran.
"Mungkin lain kali sebaiknya saya bertemu dengan Nyonya Yuko saja", ucap Jaemin berterus terang. Bagaimanapun juga ia tidak ingin membuat istrinya salah paham karena harus berulang kali bertemu dengan Yumiko dan menghabiskan waktu bersama untuk urusan bisnis.