Tiba di Seoul - Apartment
Memang berbeda jika berkaitan dengan orang kaya, ditinggal berhari-haripun unit ini tetap bersih dan rapih. Jika ini rumah orang biasa, maka hal yang pertama harus dilakukan ketika kembali pulang adalah, 'Membersihkan dan merapihkan!', batin Y/n kagum sambil mengamati sekeliling.
CUP!
Tanpa Y/n sadari. Jaemin sudah berada dekat dibelakang tubuhnya. Pria itu mengecup pipinya, kemudian mendekap tubuhnya dari belakang.
"Sedang memikirkan apa?", bisik Jaemin sambil mengecupi bahu Y/n yang terbuka karena memakai pakaian dengan model sabrina.
"Hentikan Jae!", tubuh Y/n meremang akibat perbuatan prianya itu. "Aku hanya merasa kagum. Ditinggal berhari-haripun unitmu tetap tampak bersih dan rapih"
"Aku punya orang-orang yang bekerja untukku. Mereka juga akan menjadi orang-orangmu, kau Nyonya rumah di Mansion kita nanti"
"Mansion?"
"Hm. Aku sedang membangun Mansion untuk kita"
"Jae. Tidak bisakah rumah biasa saja? Atau Apartment ini juga tidak masalah. Jangan membuang uang"
"Tidak bisa. Mansion dengan halaman yang luas untuk anak-anak kita bermain, dan fasilitas yang lengkap untuk membuatmu nyaman"
Apa ini? Haruskah aku menangis karena terharu? Tapi rasanya aku masih kesal dia terlalu membuang uang, batin Y/n.
"Tidak perlu membatinku. Aku mau yang terbaik untukmu dan anak-anak kita. Hanya sebuah mension tidak akan membuatku jatuh miskin", ucapnya santai. Jaemin melepas pelukannya, ia berjalan ke arah pantry mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin.
Lagi-lagi Y/n membatin, Minum saja tampan sekali. Ia menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya sendiri.
Jaemin, "Sebaiknya kita istirahat. Nanti kita makan malam diluar. Aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu"
.
.
.Ting Tong! Ting Tong! Ting Tong!
Ceklek!
"K-kau?", Haruka terkejut, pintu utama unit apartement Jaemin dibuka, namun wajah Y/n lah yang menyambut kedatangannya.
"Halo", sapa Y/n dengan ramah.
"Bagaimana bisa kau disini?"
"Sayang? Siapa?", tanya Jaemin seraya berjalan menghampiri Y/n. Dengan santai Jaemin melingkarkan tangannya pada perut ramping Y/n dari belakang. "Ada apa Haruka?"
Kedua matanya membola sempurna melihat pemandangan dihadapannya. "Ku dengar kau sakit. Aku datang untuk menjengukmu", ucapnya sambil menahan amarah.
"Silahkan masuk", ucap Y/n dengan ramah.
Memangnya siapa dia?! Percaya diri sekali dia bersikap seperti itu! batin Haruka.
Ruang Tengah - Apartment Jaemin
Haruka dan Jaemin duduk berjarak di sofa dalam ruangan tersebut. Sedangkan Y/n sibuk di dapur untuk membuat minuman dan makanan untuk Haruka.
Sebenarnya Y/n memberikan waktu untuk Haruka dan Jaemin. Ia yakin kedatangan Haruka kemari untuk menemui Jaemin tanpa gangguan dari siapapun.
"Jae... Apa kau tinggal bersamanya?"
"Ya. Seperti yang kau lihat", jawab Jaemin dengan tatapan datar khasnya.
"Kenapa?"
"Apanya?"
"Kenapa kalian tinggal bersama?!", kesal Haruka.
"Dan kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu?"
Haruka mengepalkan kedua tangannya. Jaemin begitu menyebalkan baginya. Tapi ia sangat menyukai pria itu.
"Jangan seperti itu Jae. Kau tidak boleh tinggal bersamanya. Kalian bukan pasangan yang sah"
"Terima kasih sudah menjengukku. Tapi sebaiknya kau pergi", ucap Jaemin dengan tegas kemudian berjalan masuk ke dalam kamar.
Y/n yang beru saja masuk ke ruang keluarga terkejut melihat sikap Jaemin. Ia meletakan nampan berisi minuman dan makanan kecil untuk Haruka. "Silahkan di cicipi", Y/n masih berusaha bersikap ramah pada Haruka.
Namun Haruka yang sudah menahan amarahnya sejak tadi, tidak peduli dengan sikap baik Y/n. Ia beranjak dan berjalan pergi begitu saja.
Y/n dibuat semakin bingung dengan sikap Jaemin dan Haruka.
"Ada apa dengan mereka?", menghela nafas.
Y/n berjalan masuk ke dalam kamar. "Jae...", panggilnya dengan lembut.
Jaemin yang sedang duduk diatas ranjang, bersandar pada headboard, sambil memainkan ponselnya, ia menoleh saat mendengar suara lembut gadisnya.
Y/n mendekati ranjang. Ia duduk ditepi ranjang, "Ada apa? Hm? Kenapa Haruka marah sampai pergi begitu saja?"
Jaemin hening. Ia meletakan ponselnya diatas nakas, kemudian menarik gadisnya mendekat padanya.
Y/n menurut. Ia duduk bersebelahan dengan Jaemin, membiarkan prianya menyandarkan kepala pada bahunya.
"Tidak mau cerita?"
"Aku tidak suka siapapun mengganggu waktu kita"
Y/n mengusap lembut rahang tegas prianya, "Kenapa begitu? Dia hanya berniat baik menjengukmu kan? Kita juga masih punya banyak waktu"
"Tidak perlu membahasnya lagi", tegas Jaemin. Tangannya mulai berjalan mengusap lembut paha gadisnya yang terekspos. Y/n hanya menggunakan celana tidur yang sangat pendek.
"Ya sudah. Aku tidak akan membahasnya lagi. Oh ya, besok aku mau ke sekolah. Mengurus beberapa surat kelulusan sambil mendaftar universitas"
Jaemin menegakan tubuhnya, menatap dalam wajah gadisnya, "Tidak perlu pergi, biar sekretaris Min yang mengurus semuanya"
"Bagaimana bisa? Harus aku sendiri Jae yang mengurus semuanya"
"Bisa"
"Kenapa? Ada apa? Kenapa aku tidak boleh mengurusnya sendiri"
"Tidak perlu lagi pergi ke sekolah. Teman-teman priamu bisa menemuimu disekolah"
Y/n hampir menganga, pikiran dari mana itu?! Bagaimana bisa punya pemikiran seperti itu?! Posessif sekali dia!
.
.
.Bersambung...