Keadaan semakin rumit saja. Evano masih tak di temukan dimana-mana, bahkan meskipun warga daerah bukit sudah ikut andil dalam mencari, "Sebaiknya bapak memang menunggu saja di dekat pantai Parangtritis, maaf sekali bukan maksud mendoakan yang tidak-tidak tapi kita berkaca sama tahun-tahun sebelumnya. Semua korban di temukan disana." Adalah perkataan warga, semua pasrah dengan keadaan, lelah.Mama Ryn sudah seperti orang linglung yang setiap hari menangisi Evano, suaminya- Papa Egan tak kalah sedih, laki-laki paruh baya itu absen dari pekerjaannya. Zico mendesahkan napasnya berat, ia ingin menangis melihat semuanya berantakan. Sandy tak banyak bicara dan memforsir tubuhnya untuk mencari dan mencari. Rendra juga sama, Mas Juna tak kalah, mereka terus mencari meskipun Tim SAR meminta untuk di berhentikan saja.
Riki, anak itu selalu bolak balik ke Parangtritis hanya untuk memastikan bahwa Evano tidak ada. Jangan sampai ada di sana, karena itu artinya Evano betulan mati.
Arka tak pernah mau ke sekolah dan ingin ikut mencari. Lalu dirinya sendiri, berada disini, di rumah sakit kota untuk menemani Wahyu yang terbaring sakit bersama Daniel.
Sejak kepulangan mereka dari Kencana Putra, Wahyu terus-terusan menyalahkan diri sendiri, ia sering melewatkan jam makan sampai membuatnya Typhus.
"Mas, gue mau nyari makan dulu, lo mau nitip apa ?" Zico menatap Daniel, muka kusut adik sepupunya itu ketara sekali, lalu ia kembali mengalihkan pandangannya pada Wahyu yang masih tertidur, "Nanti aja." Karena sejujurnya ia juga tak nafsu makan.
"Gue beliin roti, ya ? Lo dari semalem belum makan, Mas." Tapi akhirnya Zico hanya mengangguk.
Sepeninggal Daniel, Zico beranjak dari tempat duduknya menuju ke arah Jendela rumah sakit, ia berada di lantai 3 dan beberapa hari ini dirinya sering menghabiskan waktu untuk berdiri di dekat jendela sembari memandangi bagaimana suasana kota di bawah gedung rumah sakit sangat ramai. Seramai isi kepalanya sendiri.
Lagi apa Evano sekarang?
Apa dia sudah makan ?
Apa adiknya itu sedang menangis menunggu di jemput ?
Atau dia justru baik-baik saja ?
Apa-
Apa di masih hidup ?
Beberapa hari, Zico menemukan semuanya menjadi manusia setengah nyawa, hilangnya Evano adalah duka parah yang keluarganya alami.
Memang betul, Evano itu manusia bebal yang masih butuh dilindungi. Bagaimana bisa laki-laki itu tak menjaga diri ? Lantas Zico memukul kepalanya, "Lo yang salah, Zic. Lo bajingan jadi abang, lo nggak becus ngejaga adik lo."
Padahal sebelumnya, Zico yang paling koar-koar untuk tak menyalahkan siapapun. Apalagi pada Ricky, dari semua yang terjadi, Zico tahu Ricky adalah orang paling disalahkan, Ricky adalah orang paling kehilangan. Ketika Ricky terpojok pada amukan Mama Ryn dan papa Egan pun, Zico tak mampu membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Kencana Putra |Zerobaseone
FanfictionKencana Putra tak pernah tertulis dalam sejarah, tapi ia melegenda dengan ceritanya sendiri. Semua orang bungkam ketika nama itu terdengar. Mengunci pintu rapat-rapat dan tak akan keluar semalaman penuh. Legenda mengatakan ia merenggut setiap nyawa...