032

579 45 8
                                    

Bagian tiga puluh dua

Bagian tiga puluh dua✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca🤎🤎🤎

Marvel terbaring lemah di atas kursi yang sudah Alea atur agar dapat menopang tubuhnya. "Kak Marvel bangun, kamu kenapa bisa pingsan?" Alea mengguncang tubuh Marvel berulang kali.

Hati nya terenyuh melihat lebam di wajah cowok itu yang tidak pernah pudar sedari kemarin. Pasti ada saja luka-luka yang memenuhi wajah nya, apakah Marvel selalu nekat menghalalkan segala cara hingga menanggung resiko untuk diri sendiri?

Alea menatap sekeliling, di cafe hanya ada minyak angin apakah itu mampu membantu? Jadi Alea coba saja memberikan bau minyak angin tepat di hidung Marvel. "Bangun, bangun, bangun."

Setelah itu Alea mengoles minyak angin tepat di pelipis Marvel. Beberapa detik kemudian akibat sentuhan tangan Alea menyentuh kulit Marvel secara langsung membuat pergerakan dari kedua mata nya... Marvel sadar dari pingsan!

"Alea..." lirih Marvel.

Jantung Alea berdegup dua kali lebih kencang. "Kenapa?" Jawab nya berusaha menetralisir rasa canggung, astaga situasi macam apa ini?

"Kamu kenapa bisa ada di depan cafe aku? Dan pingsan tiba-tiba bikin kaget aja."

Marvel terkekeh lalu memaksa diri bangun dari posisi terbaring, ia meringis ngilu kepala nya masih sakit. "Gue habis di tabrak orang, kebentur aspal maka nya pingsan."

Alea tercengang kaget. "Ke rumah sakit aja, itu bahaya kalo enggak di periksa dokter. Apa lagi tadi kamu pingsan, takut geger otak."

Marvel menggeleng. "Gue kuat Al."

"Menurut prediksi kamu gitu. Tapi penyakit bagian dalam siapa yang tau? Beneran deh kepala kebentur itu gak boleh di sepelein kamu harus cek ke dokter."

"Khawatir banget?" Kekeh Marvel.

Alea mendengus malas. "Aku cuman kasih tau!"

"Alea... Kehadiran lo berhasil buat gue nyaman. Rasa takut gue sirna Al." Lirih Marvel menatap Alea teduh.

Sang empu yang di tatap menahan air mata. "Ada apa sama kak Marvel? Aku benci situasi ini. Kak Marvel bukan prioritas aku sekarang." Alea merasakan sesak di dada entah perihal apa, semua masalah terasa rumit Alea takut mengecewakan seseorang.

"Alea gue butuh lo..." Dalam sekejap tubuh ringkih Alea masuk dalam dekapan hangat Marvel. "Gue tau Al, mustahil rasa nya percaya lagi sama seseorang yang kemarin berani jahat ke lo." Rintih Marvel menopang wajah di bahu Alea.

"K-kak Marvel... Lepas..."

"Alea gue mohon..." Isak Marvel dengan napas memburu, dada nya sesak menahan tangis. Pada hari ini dunia nya resmi runtuh, jiwa raga yang patah sedang mencari seseorang yang dapat membangun kehancuran diri nya.

Tring...

Lonceng pintu cafe terbuka menampakkan sosok cowok tinggi dengan kondisi basah kuyup. Usai menyisir rambut ke belakang karena basah netra tajam nya mendapat pemandangan menyakitkan? Ya menyakitkan.

"Alea." Panggil Arga datar.

Refleks secara cepat Alea mendorong tubuh Marvel menjauh dari nya. "Arga?" Ia berdiri kaku, otak nya kusut tidak tau harus berekpresi bagaimana.

Marvel menghembus napas kasar kenapa Arga selalu mengganggu momen indah kehidupan nya? Lebih baik pergi karena malas berhadapan dengan manusia seperti Arga. "Thanks Al udah buat gue sadar dari pingsan, gue cabut." Meringis kecil Marvel tersenyum ke arah Alea perempuan yang selalu menjadi payung teduh hati Marvel.

Rahang Arga tercetak jelas kemarahan otak nya berkecamuk alasan masuk akal apa yang membuat Alea diam berada dalam dekapan Marvel?

Alea merespon kecil Marvel yang hendak meninggalkan cafe begitu saja, tersirat rasa khawatirnya dengan kondisi kepala Marvel yang terbentur aspal tadi. Tetapi simpati Alea kali ini tidak lebih, sewajarnya rasa manusiawi.

Melewati Arga Marvel berdecih. "Segala kebahagiaan gue hancur karena kehadiran lo di dunia ini." Bisik Marvel lalu pergi.

Arga tidak bergeming Marvel dan segala bacotan nya tidak pernah berhenti mengusik. Sialan, keberanian dari mana Marvel menemui Alea di cafe? Arga masih bisa mengontrol emosi, tatapan Alea membuat Arga tenang.

Keheningan menimpa dua orang dalam ruangan lalu Alea memberanikan diri membuka obrolan lebih dulu. "Kenapa di depan pintu? Duduk disini." Panggil Alea menghampiri Arga lalu menggenggam erat tangan cowok itu duduk di salah satu kursi.

Arga diam tanpa berkutik kepala nya masih berputar keras atas kejadian barusan, maksud dari pelukan itu apa? Mereka resmi menjalin hubungan atau Marvel dan Alea saling mengungkapkan perasaan satu sama lain.

"Mau ganti baju dulu gak? Di rumah aku kan ada baju kamu tuh. Nanti masuk angin dingin-dingin gitu." Ucap Alea seraya membenarkan posisi rambut basah Arga.

Arga menggelengkan kepala.

Kini rasa khawatir Alea bertambah dua kali lipat menyangkut seseorang di hadapan nya. "Ganti dulu Arga, kamu basah kuyup banget."

"Perduli apa?" Ketus Arga.

Otak Alea kini sudah terkoneksi secara perlahan memahami sinyal yang Arga berikan. Apakah ini bentuk kekesalan Arga karena Marvel memeluk Alea tadi? Padahal tidak ada sedikit pun rasa lebih atau cinta Alea untuk Marvel, khawatirnya hanya sebatas teman.

"Perduli banget." Jawab Alea seraya menghampiri Arga di kursi berdiri tepat di samping lelaki itu. "Ayo ganti dulu baju kamu, baru juga sembuh nanti sakit lagi Ga."

Arga enggan beranjak dari duduk.

Alea menghembus napas kasar. "Arga..." Mohon Alea.

Dengan berani Alea membawa Arga dalam peluk. "Biarin aja baju aku basah, nanti sakit nya sama-sama." Kekeh Alea seraya mengusap belakang kepala Arga lembut.

Posisi wajah Arga terbenam dalam pelukan Alea yang berdiri di hadapan nya sekarang. "Jelasin." Pinta Arga merengkuh posesif pinggang Alea semakin merapatkan tubuh memeluknya.

"Ganti baju dulu." Pinta Alea tetap pada pendiriannya.

Arga berdecak. "Cafe gimana?"

"Rumah aku kan deket Ga, tutup sebentar nanti balik lagi. Maka nya ayo cepet ganti baju dulu."

Dengan malas Arga mengganguk.

"Nah gitu dong!" Bangga Alea menepuk-nepuk kepala Arga berulang kali."

🌟🌟🌟

Komen dong kalo engga ada yang semangatin gimana mau update geng🤧

ARGANTA. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang