021

695 46 1
                                    

BAGIAN DUA PULUH SATU.

BAGIAN DUA PULUH SATU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING🧚🦋💗

•••••

Arsenio masuk ke dalam markas dengan aura mematikan, Gerald menelan ludah kasar ia memberanikan diri lebih dulu bertanya pada sang big bos. "Masalah sama siapa?"

"Marvel," ketus Arsenio.

Asher menekuk alis tajam. "Jangan bilang bonyok di muka lo ini habis berantem sama Marvel? Dia berani nyentuh lo Ar?"

Arsenio berdecak malas. "Gue di keroyok bodyguard Shaquila,"

Zenan ikut nimbrung. "Berhasil ketemu sama Shaquila emang nya?"

Arsenio menganggukkan kepala. "Gue gak sengaja ketemu dia di jalan sendirian, kesempatan besar buat gue bukan? Tapi ternyata gue di jebak, niat udah baik anterin dia pulang tapi Shaquila kabur masuk ke dalam rumah gitu aja, lo tau seluruh bodyguard pribadi Shaquila turun hajar gue abis-abisan."

"Ar, ya lo pikir aja lah? Selama ini bokap nyokap Shaquila jaga ketat dia buat jauh dari lo, terus tiba tiba tuh cewek sendirian? Pasti ada maksud tertentu." Ucap Zenan.

Asher menimpali. "Gue paham banget isi otak Shaquila, dia cuman mau bales dendam Ar. Wajar menurut gue, rasa sakit hati Shaquila belum sembuh."

Gerald mengangguk setuju. "Bisa disembuhin pelan-pelan Ar, luka itu penyebab awal nya lo jadi obat nya harus lo juga."

"Permasalahan Lo sama Marvel apa?" tanya Zenan penasaran.

"Pipi Shaquila ada luka goresan, gue tanya siapa pelakunya nya terus dia jawab orang yang gue kenal dan satu sekolah sama dia."

"Cari tau dulu, waspada aja." ucap Gerald memberi ketenangan.

"Marvel gak akan dateng ke sini kalo lagi gak butuh sesuatu, samperin langsung aja. Ajak ketemuan." Saran Zenan.

"Marvel udah berani sentuh Shaquila itu kesalahan fatal." Arsenio mengepalkan tangan kekar nya.

••••••

Abian menghembus napas kasar. "Gue juga bingung Ga, permasalah ini kaya gak ada ujung nya."

"Dari kecil sampai sekarang ada perubahan di keluarga kita? Enggak ada, malah makin hancur."

"Semakin di cerna apa permasalahan inti nya makin pecah kepala gue, tapi yang jelas papah orang pertama yang buat kekacauan."

Arga menatap Abian. "Gue ngerasa aneh bang, waktu kecil papah siksa gue abis-abisan. Dan sekarang dia memperlakukan gue seolah-olah anak kesayangan."

"Marvel sama Mamah jadi sasaran papah sekarang, gue gak paham sama alur pemikiran papah."

"Apa kesalahan yang terjadi sampai mamah benci banget sama gue?" Keluh Arga.

ARGANTA. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang