043

329 29 6
                                    

"Perihal kita yang siap jatuh cinta, terus di patah kan dengan ego

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Perihal kita yang siap jatuh cinta,
terus di patah kan dengan ego."

••••••


20.00 PM

"Aruna...Aruna..." Racau Biantara berlangsung setengah jam lama nya. Pria paruh baya itu terbaring tidak berdaya karena imun tubuh yang menurun, karena makan yang tidak teratur, virus cepat menyerang.

Abian hanya dapat menghembus napas kasar melihat kondisi papah nya semakin memburuk, karena panas tubuh mencapai 39 derajat.

Disamping Abian ada Arga yang menatap Biantara dengan tatapan kosong. "Kenapa jadi sekacau ini sekarang? Otak gue aja nggak nyampe bang buat paham dimana titik puncak masalah keluarga kita bisa selesai."

Abian menatap Arga lekat. "Apa ini saatnya kita cari keberadaan nyokap kandung lo Ga? Karena di sisi lain papah juga butuh kehadiran dia disini, lo liat kondisi papah sekarang? Gue nggak bisa Ga ngeliat orang yang gue sayang kesakitan."

Arga menelan saliva payah. "Jejak dia mati bang, mau lo cari kemanapun nggak akan ketemu. Dia niatnya emang nggak akan pernah mau ketemu sama gue, makanya hilangin jejak."

"Kita belum coba cari Ga, gue mohon lakuin demi papah." Pinta Abian.

"Kehadiran dia disini cuma nambah masalah bang, luka lama gue, papah, dan mamah Kanaya yang udah di kubur akan kembali ngerasain sakit lagi."

Seorang Abian yang selama ini tidak pernah bercerita tentang bagaimana kehidupannya sebagai anak pertama yang sulit menempatkan posisi di keluarga yang berantakan, harus bersikap netral dan merangkul masing-masing anggota keluarga tetapi siapa yang merangkul nya?

Kini Abian rapuh jika menyangkut tentang kondisi menyakitkan dari salah satu anggota keluarganya, apa lagi Biantara. Seseorang yang berperan penting dalam hidup Abian, tanpa sosok papah apakah Abian bisa tubuh dewasa hingga sekarang? Walaupun pertumbuhan itu sangat menyakitkan.

"Demi papah Ga, satu kali ini aja." Mohon Abian dengan sorot mata berkaca-kaca.

Arga membuang pandangan ke arah lain, udara didalam ruangan terasa sesak dan pada akhirnya Arga memutuskan pergi meninggalkan ruangan, mencari udara bebas untuk bernapas.

Cowok itu melarikan diri ke taman rumah sakit, ada satu bangku panjang kosong di tengah-tengah taman tidak ada satu orang pun ada disana.

Arga segera mengisi kekosongan bangku seraya mendongakkan kepala menatap luas hamparan langit malam yang gelap bertabur bintang, Arga berharap semoga lelah yang menghantui bisa hilang saat ia pasrah memeluk langit, rasa lelah itu menyebar di atas langit yang luas.

ARGANTA. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang