- Despice The Unforgiven Fate -
Suara ketukan heels terdengar ricuh di lantai tertinggi gedung pusat FBI. Pintu ruang konferensi di dorong dengan tergesa, hingga menampilkan enam pria yang sedang berdebat di meja yang berbentuk letter U, atau lebih tepatnya kelima pria paruh baya tengah menyerang Leonard dengan kalimat-kalimat penghakiman.
"Rencana baru saja berjalan, tapi lihat yang terjadi!" sentak Mr. Samuel Hibbleton, Direktur FBI. Agaknya Brenada sedikit membeku karena orang tertinggi di FBI sampai turun tangan. Tentu ini masalah serius.
Brenada berjalan mendekat lalu mengabil tempat di salah satu kursi membuat semua fokus teralihkan kepadanya namun Mr. Hibbleton tetap melanjutkan, "Mr. Kennedy, saya mempercayakan bagian Intelejen kepada anda, bukan untuk ini! Anda tahu kan kalau saya tidak suka kecerobohan. Bagaimana mungkin strategi seberesiko ini bisa muncul dari tim intelejen?"
"Kita tidak bisa membiarkan BC melibatkan Presiden, karena—"
"Tunggu, apa maksudnya melibatkan presiden?" sela Ada bingung. Semua orang memandangnya tajam—kecuali Leonard tentu saja karena lelaki itu mana sudi. Judy mendekat lalu membisikkan sesuatu.
"Tidak! Tidak mungkin!" seru Ada panik. "Nyatanya mereka mulai minta disambungkan ke gedung putih untuk bernegosiasi terkait sandera. Mr. President menunggu upaya dari FBI untuk menangani ini, yah, sebelum beliau sendiri yang memberi keputusan. Tentu jika sudah begitu, posisi FBI tidak akan aman," jelas Mr. Clark yang baru saja menerima pesan dari orang-orang gedung putih.
"Anda bertanggung jawab atas semua ini, Mr. Kennedy! Kami sudah memberikan semua analisis resiko pada rapat terakhir, tapi anda sebagai tim yang menyusun rencana hanya diam saja," cerca Mr. Johan.
"Kabar buruknya, saya baru saja diberitahu bahwa berita penyanderaan para agen sudah muncul di media sosial. Kita harus segera membersihkannya, sebelum BC semakin mengambil keuntungan dari situasi ini," imbuh Mr. Duham, Kepala Staf yang kali ini juga ikut turun tangan. Empat petinggi FBI berada pada formasi lengkapnya termasuk Mr. Robin, Deputi Direktur seperti Mr. Johan.
"Mr. Kenn—"
"Tunggu, saya tahu saya terlambat dalam rapat ini. Dengan segala hormat, maaf, tapi tidak bisakah kalian berhenti hanya mencerca Mr. Kennedy?" sela Brenada ketika Mr. Johan hendak kembali mencerca Leonard. Ada merasa dejavu, karena ayahnya terlalu sering mencerca manta suaminya, ketika mereka masih menikah dulu.
"Brenada!" tegur Mr. Johan yang tidak terima kalimatnya dipotong. "Dengan segenap hormat, maaf atas kelancangan saya memotong kalimat anda Mr. Johan. Tapi saya rasa saya harus meluruskan bahwa yang sepatutnya dipersalahkan adalah saya, bukan Mr. Kennedy. Saya yang selalu memimpin rapat pembahasan strategi, kalian juga pasti ingat pada rapat terakhir saya yang paling ngotot mempertahankan rencana ini. Selain itu, saya sendiri yang memilih agen Samuel, Ruth, Greta, dan William untuk terjun di misi ini,"
"Ada," ujar Leonard yang terkejut melihat Brenada yang seberani itu membenarkan para petinggi. Sejauh 30 menit berjalan lelaki itu tidak merasa keberatan dicerca habis-habisan oleh petinggi, karena memang itu adalah tanggung jawabnya. Tapi apa yang malah dilakukan Brenada?
"Tugas bagian intelejen adalah menciptakan strategi berdasarkan penilaian analisis resiko, kecerobohan ini tentu berawal dari sana," Mr. Johan tetap tidak terima.
"Mr. Johan, Mr. Kennedy sudah berkali-kali mendebat saya mengenai startegi ini. Strategi ini pun sebenarnya startegi paling akhir dengan tingkat resiko paling tinggi dan tim intelenjen sangat tidak menyarankan untuk menggunakannya. Saya dengan keegoisan saya yang memaksa tim untuk sepakat menggunakan strategi ini. Ini sepenuhnya salah saya, karena saya masih tidak terima tugas ini diserahkan kepada tim,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Divorce Between Us
Fanfiction[An Alternate Universe of Ada Wong and Leon S. Kennedy] 18+ minor please respect the social guidelines Brenada Wong adalah seorang Executive Assistant Director bagian Keamanan Nasional di FBI. Ia harus kembali berhadapan dengan mantan suaminya kare...