The Divorce Between Us

[TDBU 16]

- The Wind Blow Over You -

Brenada kesiangan! Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, Brenada menjadi seteledor ini. Jangan lupa bahwa pagi tadi pukul 08.00, harusnya ia menemui pasangan Abelard, dan beberapa tamu lain untuk sarapan bersama tapi ia baru terbangun pukul 09.00. Itupun karena Judy berhasil meminta kunci akses ke petugas hotel dengan alasan mendesak dan membangunkannya.

Pada pukul 09.45, Brenada baru berhasil turun ke lobi hotel dengan kondisi yang sudah sedikit pantas untuk menuju restaurant tempat jamuan diadakan. Selagi menunggu mobilnya datang, Brenada menyempatkan diri untuk kembali merapikan rambutnya yang masih sedikit  berantakan dan memulaskan lipstik untuk kedua kalinya.

Mobil datang, ia dan Judypun beranjak. Brenada membuka iPadnya, untuk membaca beberapa klausa dalam Konferensi nanti siang, mempelajarinya lagi. Ia terlalu fokus, hingga Judy memecah konsentrasinya.

"Bu, saya mendapat pesan bahwa Pak Leonard sudah menghubungi Ibu berkali-kali sejak tadi pagi, tapi Ibu tidak merespons sehingga ada beberapa perubahan untuk jadwal hari ini,"

Fokus Brenada teralihkan sepenuhnya. "Maksudnya?"

"Pak Leonard berpesan agar Ibu off untuk hari ini, karena semua akan ditangani Pak Leonard sendiri kare-"

"Tidak! Kita tetap menghadiri semua acara sesuai jadwal," potong Brenada dengan mantap. "Tapi, Bu-"Judy hendak kembali menjelaskan, namun tatapan tajam Brenada menghentikan niat perempuan muda itu.

"Kita tetap lanjutkan perjalanan, sesuai rencana"

Brenada tidak akan membiarkan dirinya terlihat kalah di hadapan Leonard. Ia tidak sudi. Ia tidak akan memberikan sekecil apapun Leonard untuk cari muka, dan membuat lelaki itu terlihat lebih unggul dalam tugas kali ini.

***

Brenada menghela nafas dengan berat, wajahnya sudah memerah karena terik yang menyengat dan ia lagi-lagi menggerutu. Siapa sangka, semangatnya untuk tetap menghadiri agenda para tamu penting negara itu malah menghantarkannya pada situasi seperti sekarang; berada di tengah hutan dengan pakaian formal dan tanpa persiapan.

Bukan karena fisik Brenada yang lemah hingga membuatnya kepayahan—tentu saja dirinya masih rutin berolahraga setiap hari, melainkan karena pakaiannya sungguh merepotkan. Saat ini adalah awal musim panas, sementara dia tengah mengenakan pencil skirt berwarna maroon, blouse putih dengan blazer berwarna senada dengan skirtnya, juga sepasang high heels untuk trekking di hutan! Bayangkan betapa menyebalkannya kondisi yang tengah ia hadapi.

Sedari tadi, Brenada sudah menenteng blazer dan heelsnya. Dengan susah payang ia harus menggulung lengan blouse yang panjang, dan menarik ke atas skirt ketatnya karena kesusahan berjalan. Sialan! Lagi-lagi ia harus mengumpat.

"I told you not to go," ucapan seseorang yang membuat Brenada terkejut. Pasalnya, ia nekad sendirian menyusul rombongan para tamu yang sudah lebih dulu tiba. Ternyata, ini hanya agenda pribadi dari pasangan Abelard yang mendadak mengadakan liburan singkat di Basin Redwoods State Park, sebuah tempat yang biasa digunakan untuk trekking dan camping di tengah agenda kenegaraan yang super padat. Sepasang orang penting ini memang luar biasa unik.

"You didn't tell me that the meeting was over! I thought we have an urgent need at this damn forest, Leonard!" gerutu Brenada lagi. Yah, sebenarnya ini memang murni kesalahannya yang bangun kesiangan, dan sengaja tidak memperhatikan panggilan dari Leonard. Memang segala hal buruk terjadi karena pikiran buruk juga.

"I did," sahut Leonard dingin. Lelaki itu tadi datang dari arah depan, dari tempat yang berusaha Brenada tuju. Jelas sekali kalau Leonard bersusah payah berlari untuk menjemput Brenada yang nekad trekking sendiri. "Pakai ini," Leonard membungkuk untuk memakaikan sepatu kets, yang entah darimana ia peroleh. Tanpa menunggu, Leonard memasukkan sepatu itu ke kaki telanjang Brenada yang terbalut stocking tipis. "Eh,tidak per—" belum selesai Brenada protes, kedua sepatu sudah terpasang di kakinya. Dan herannya, sepatu itu pas.