Ice Cream [SELESAI]

The Fourteenth Ice Cream that was Forgotten Again

🍦🍦🍦

ᴷᵃᵐⁱˢ, ¹⁴ ᴰᵉˢᵉᵐᵇᵉʳ ²⁰²³

Di depan outlet Love Ice Cream di kantin sekolahnya, Rain berdiri dengan murung. Menghela napasnya berkali-kali. Dalam hatinya bertanya-tanya: mengapa dirinya harus berurusan dengan cowok seperti Leo, cowok yang sangat sulit untuk ia tebak.

Seperti sekarang, cowok bermata hazel itu tidak masuk ke sekolah untuk hari ini. Sedangkan dirinya menyaksikan sendiri jika ia berkata "iya" saat Faiz menyuruh para anggota ekstrakurikuler voli untuk berkumpul hari ini tadi malam di grup WhatsApp tim voli.

Namun, jangan panggil Rain jika dirinya tidak percaya diri jika soal Leo. Senyumannya mengembang saat sebuah pikiran terlintas, sebuah pikiran konyol tentang Leo yang mungkin saja tidak ingin melihatnya terusir secara tidak hormat oleh anggota ekstrakurikuler voli, sehingga membuat cowok itu memilih untuk tidak berangkat.

Setelah waktu istirahat kedua selesai, Rain bukan langsung menuju kelasnya melainkan menuju perpustakaan. Bukan karena teman-teman sekelasnya yang masih mengganggunya, tetapi karena dirinya malas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

"Maaf ya bu, tapi Rain nggak minat sama matematika peminatan!" monolognya menuju perpustakaan.

Matematika peminatan, salah satu pelajaran wajib yang bersembunyi di balik kata peminatan. Salah satu pelajaran yang sangat memuakkan bagi Rain. Muak dengan angka, muak dengan rumus, muak dengan semua yang ada di dalamnya. Sudah cukup mendapat kesulitan di dunia nyata, Rain enggan untuk mendapat kesulitan dari pelajaran yang entah siapa Rain tidak tahu penciptanya.

Kalian tahu siapa yang paling Rain benci selain teman-teman di sekolahnya yang sudah mengganggunya? Jawabnya tentu saja soal ulangan matematika peminatan. Dirinya membenci karena contoh soal yang guru beri selalu berbeda jauh dengan soal yang terdapat pada ulangan. Dan itu bukan hanya berlaku pada peminatan. Matematika wajib, fisika, kimia, semua pelajaran yang mengandalkan rumus adalah bentuk yang sangat ia benci.