chapter {5}🥀

112 8 0
                                    


🥀🥀🌹🥀🥀🌹🥀🥀🌹🥀🥀🌹

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh

Hai gays aku update lagi!
Semoga ada yang baca ya

"Semesta terlalu bercanda menciptakan rasa cinta tanpa aba-aba dan memberikan rasa luka tanpa jeda"

🖤Happy reading🖤

🌹🌹🥀🌹🌹🥀🌹🌹

Malam pun tiba.

Setelah sholat isya dan muroja'ah Al-Qur'an, zalika dan Rifana kembali ke kamar dan melipat mukena mereka masing-masing dan setelah itu mereka berjalan keluar kamar untuk mencari udara segar di malam hari dan mereka memutuskan untuk ke taman bunga yang berbeda di belakang asrama santriwati.

"Suasananya indah banget ya". Ucap Rifana yang telah sampai di taman bunga, sambil melihat langit yang di taburi bintang-bintang dan juga bulan dan di depannya di sungguhi bunga-bunga yang indah.

"Hm". Dehem zalika sambil mengangguk seraya menatap ke langit malam.

Lalu mereka duduk di rerumputan yang bersih di tempat tersebut seraya menatap langit.

"Andai aku secantik bulan agar bisa mendapatkan  bintang". Celetuk Rifana.

"Jangan jadi bulan untuk mendapatkan bintang tapi jadilah kejora untuk bintang". Kata zalika

"Jadi bintang kejora deh". Ucap Rifana

"andai aku bisa seindah bulan agar sering di kagumi manusia dan andai aku secantik bintang yang sering di lirik manusia". Ucap Zalika panjang lebar.

"Harus Cantik ya?, hehe". Celetuk Zalika di akhiri kekehan

"Cantik itu segalanya
Cantik itu di hargai
Cantik itu di ratukan
Cantik itu di post
Cantik itu di prioritaskan
Cantik itu di bujuk
Cantik itu di lirik
Dan.....
Cantik itu pemenangnya ".
Ucap Rifana panjang lebar.

"Dunia memang milik si cantik tapi surga milik si baik, ingat Allah ga mandang fisik dan yang parasnya cantik belum tentu malaikat Ridwan tertarik". Ucap zalika panjang lebar.

Tanpa mereka sadari ada dua orang yang mendengarkan percakapan Zalika dan Rifana, mereka berdua adalah Gus Zayan dan Gus Ziyan, tadi mereka sedang berjalan jalan di area pesantren untuk mencari udara segar dan mereka berniat ingin pergi ke taman bunga kecil di belakang asrama santriwati dan mereka duduk di kursi yang berada di pojok taman bunga jadi tertutup bunga bunga dan mereka tidak sengaja mendengarkan percakapan Zalika dan Rifana.

Dan Gus kembar hanya tersenyum tipis saat mendengar percakapan Zalika dan Rifana, tapi ingat mereka tidak berniat untuk menguping percakapan kedua sahabat tersebut jadi Gus kembar hanya tidak sengaja mendengar percakapan Zalika dan Rifana.

Kembali ke percakapan antara Rifana dan Zalika.

"Kita tidak perlu menjadi cantik untuk memikat malaikat Ridwan kita hanya butuh baik dan bukan cantik". Ucap Rifana.

"Bukan menyalahkan keadaan hanya saja sadar diri dengan segala kekurangan". Celetuk Zalika.

"Dia tampan seperti senja
Dan aku hitam seperti gelapnya malam". Celetuk Rifana.

Sahabat hijrah & Gus kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang