chapter {11}🥀

80 5 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh🥀

Sebelum membaca jangan lupa vote dan komen.
Afwan jika banyak typo nya

"anehnya aku merasa kehilangan, padahal aku belum sempat memilikinya"🥀
Muhammad Ziyan ar-shaka

Happy reading 🥀

"2 Minggu setelah lulus mondok aku bakal nikah sama dia". Ucap Rifana sambil cemberut.

"Qodarullah". Ucap Zalika.

Entah sejak kapan mata Rifana sudah berkaca-kaca.

"Tapi aku nggak mau menikah dengan dia Zalika, hiks hiks". Ucap Rifana sambil menangis.

"Iya, aku tau itu, kamu nggak mau nikah dengan dia, tapi ini takdir Allah". Ucap Zalika menguatkan Rifana sambil memeluk nya.

"Andai aku bisa mengubah takdir..
Pasti aku bakal milih jodoh ku sendiri
Aku ingin menikah dengan orang yang aku kagumi karena ketaatannya hiks". Ucap Rifana dengan air mata mengalir.

"Qodarullah, ini takdir Allah untukmu, jika dia memang jodoh mu dia pasti akan menikah dengan mu jika dia bukan jodoh mu pasti Allah akan melakukan segala cara agar engkau bertemu dengan jodoh mu dengan beberapa rintangan yang harus kamu lewati agar bisa bertemu dengannya". Ucap Zalika.

"Kamu percaya dengan rukun iman yang ke enam kan?". Ucap Zalika dan Rifana mengangguk.

"Ingat takdir itu hanya Allah yang bisa menentukan, ada takdir yang bisa di ubah dan takdir yang tidak bisa di ubah, contohnya adalah jodoh, karena jodoh itu ada di tangan Allah, jadi kita tidak bisa memilih jodoh kita". Ucap Zalika dengan nada lembut dan membuat Rifana melongo.

"Hah ini benaran sahabat aku !!". Kaget Rifana karena mendengar Zalika berkata dengan nada yang sangat lembut dan selama ini Rifana tidak pernah mendengar Zalika berkata lembut sekali.

"Hm". Dehem Zalika dengan wajah datarnya.

"Ih, kok tiba-tiba berubah lagi sih, padahal aku lebih suka kamu kayak tadi". Ucap Rifana cemberut karena melihat perubahan mimik wajah Zalika.

"Kaya gimana?".

"Kayak senyum terus ucapannya lembut dan mukanya enggak datar-datar banget". Jawab Rifana.

"Biasanya juga saya kayak gini". Ucap Zalika.

"Iya sih, cuma kan suka aja gitu kalau kamu merubah ekspresi kamu yang datar itu dengan ekspresi yang bahagia gitu kalau enggak apa lah, yang spesial khusus untuk Rifana laili al-karis yaitu sahabat nya Zalika al-'aliah Humairah yang sangat dingin dan datar". Ucap Rifana panjang lebar.

"Saya usahakan". Ucap Zalika.

"Tadi kamu bilang jika jodoh itu bisa di pilih kamu ingin menikah dengan orang yang kamu kagumi". Ucap Zalika dengan wajah yang serius membuat Rifana menelan ludahnya kasar.

"Sekarang saya tanya, siapa orang yang kamu kagumi tersebut?". Tanya Zalika membuat Rifana gugup.

"E-eh itu iya itu dia adalah manusia". Ucap Rifana gugup.

"Saya tau dia manusia tapi sekarang saya tanya siapa namanya?".

"Tapi jangan bilang siapa-siapa ya". Ucap Rifana lalu Zalika mengangguk.

lalu Rifana membisikkan sesuatu di telinga Zalika.

"Dia adalah seorang yang paham agama, namanya adalah Muhammad Ziyan ar-shaka". Bisik Rifana di telinga Zalika.

"Hah muham-". Ucapan Zalika terpotong kala Rifana langsung membekap mulutnya.

"Sstt jangan keras keras Zalika". Ucap Rifana.

Sahabat hijrah & Gus kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang