Pria tampan yang terlihat seperti BadBoy itu tersenyum kepada Clarisa. Perlahan dia melepaskan tangan Clarisa.
"Kenalkan, namaku Andrea," ucap Pria itu seraya mengulurkan tangannya.
Nadia menyipitkan matanya, lalu berbisik pada Clarisa, "Dia hanya modus, lihat saja tampilannya, anak orang kaya yang pastinya suka main perempuan,"
Clarisa mengangguk pelan, tadi saja dia marah dan memaki mereka berdua. Untuk apa sekarang minta berkenalan.
"Namaku tidak penting, maaf kami masih punya banyak urusan," ucap Clarisa lalu pergi meninggalkan Andrea.
"Hei, tunggu dulu. Kalau belum kenal kita tidak akan menjadi akrab 'kan?" tanya Pria itu yang mengekor Clarisa.
"Kamu ingin berkenalan dengan siapa? Aku atau temanku?" balas Clarisa sambil melipat kedua tangannya.
"Keduanya boleh. Tapi aku lebih tertarik padamu," ucap Andrea.
"Aku?" tanya Clarisa sambil menunjuk dirinya sendiri.
Andrea mengangguk, dia terpesona kepada Clarisa boleh dibilang kalau Andrea jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Clarisa. Wajah cantik, bola mata yang hitam legam, bulu mata lentik, hidung mancung, body goal, sikapnya yang sedikit dingin membuat Andrea tertarik dengan Clarisa.
"Ya, kamu. Perempuan ceroboh yang menyebrang jalan tidak lihat-lihat dulu," jawab Andrea.
"Aku sudah punya tunangan. Jadi mohon maaf aku tidak mau berkenalan denganmu," ucap Clarisa.
"Baru tunangan, kalian belum menikah 'kan. Jadi aku masih punya kesempatan," balas Andrea.
"Dasar cowok tengil," ucap Clarisa sambil berlalu pergi.
Nadia mengekor di belakang Clarisa meninggalkan Andrea. Tapi pria tengil itu masih mengikuti mereka entah apa yang ada dipikiran Andrea saat ini. Clarisa sih cuek saja karena tidak ingin menggubris pria yang baru saja dia temui.
Sampailah mereka pada restoran tujuan, Nadia dan Clarisa memesan steak daging untuk perayaan kelulusan mereka.
***
"Mari makan," ucap Clarisa.
"Selamat makan," balas Nadia.
Dua gadis itu tampak menikmati makanan mereka, tak lupa mereka berselfie ria sebelum melahap habis makanan mereka.
"Akhirnya kita lulus," sorak Nadia.
"Ya, aku sedih karena aku harus berpisah denganmu," ucap Clarisa sambil memotong steaknya.
"Jangan sedih seperti itu, memangnya kita akan berpisah kota apa," balas Nadia.
"Kita memang tidak berpisah kota. Tapi kedepannya kita akan menjalani kehidupan masing-masing dan jarang bertemu," ucap Clarisa mellow.
"Benar juga, aku akan merindukanmu," balas Nadia.
Kedua gadis itu menjadi mellow dan terbawa suasana, mereka tidak sadar kalau seorang pria sedang memperhatikan mereka.
"Menarik sekali, aku harus mendapatkan gadis itu," gumam Andrea.
"Kamu tahu tidak, leherku menjadi dingin," ucap Clarisa.
"Memangnya kenapa?" tanya Nadia.
"Kamu tidak tahu, ya, kalau ada mitos leher tiba-tiba dingin. Berarti ada yang membicarakan kita," jawab Clarisa.
"Itu hanya mitos, jangan percaya dengan tahayul seperti itu," balas Nadia santai saja.
Seorang pria tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua. Ya pria itu adalah Andrea seseorang yang tadi hampir saja menabrak Clarisa dengan mobil balapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Musuh
JugendliteraturAlexander dan Clarisa selalu bermusuhan di kampusnya. Mereka selalu tidak akur satu sama lain, bahkan pada akhir kelulusan mereka bersaing merebutkan nilai tertinggi. Jika Clarisa mempunyai nilai lebih rendah maka dia harus menjadi kekasih Alexander...