Clarisa memang tidak tahu siapa wanita itu. Datang-datang langsung marah dan memaki Clarisa dengan sebuatan jalang.
"Aku juga tidak tahu siapa dia," bisik Nadia.
"Beraninya kamu mengabaikanku!" seru wanita itu sambil menggebrak meja.
Nadia dan Clarisa kaget karena wanita itu sangat marah sampai menggebrak meja. Sebenarnya apa salah Clarisa sehingga mendapatkan umpatan dari wanita sexy ini.
"Siapa kamu dan apa tujuanmu datang marah seperti ini?" ucap Clarisa.
"Halah, jangan pura-pura tak tahu kamu!" tegas perempuan itu.
"Aku memang tidak tahu kamu marah karena apa!" seru Clarisa.
"Kamu perempuan jalang, merebut Alexander dariku," bentak Perempuan itu.
Perempuan berpenampilan sexy itu terus menggerutu kesal, dia selalu berkata Alexanderku. Pujaan hatiku, Clarisa sangat pusing mendengar perempuan gila itu menyebut Alexander. Sepertinya dia adalah salah satu dari sekian mantan pacar Alexander yang belum bisa move on.
Perempuan yang menyebut dirinya secantik peri dan selembut para dewi ini tidak rela kalau harus dikalahkan oleh Clarisa yang cuek soal penampilan.
"Cukup! Aku tidak ada urusan denganmu, jadi tolong pergi dan jangan ganggu aku lagi," pinta Clarisa.
"Perempuan jelek sepertimu beraninya menantangku!" tegas Perempuan itu.
"Aku tidak menantangmu tapi kamu yang datang mencari masalah," balas Clarisa.
Clarisa sudah mengangkat gelas berisi air sudah siap untuk menyiramkan ke wajah perempuan itu. Beruntung Nadia bisa menghalanginya.
"Coba saja kamu kalau berani menyiramku dengan air, akan aku buat kamu malu," ucap Perempuan itu.
"Aku tidak takut ancamanmu, aku tidak kenal kamu," balas Clarisa.
Nadia menenangkan Clarisa dan mengajaknya pergi dari kantin. Sepertinya perempuan itu tidak biasa dan sering membuat onar, jadi lebih baik mereka berdua tak lagi meladeni perempuan yang tidak jelas asal usulnya seperti ini. Toh mereka berdua ini tidak saling mengenal
"Tidak ada untungnya kita meladeni dia, ayo pergi," ajak Nadia.
"Aku tidak salah, untuk apa pergi," balas Clarisa.
"Perempuan sombong," decih Perempuan itu.
Perempuan di hadapan Clarisa ini sepertinya sedang memainkan ponsel entah apa yang dilakukan olehnya. Tak lama setelahnya beberapa orang datang merangkul Perempuan itu dan melihat Clarisa dengan tatapan yang sangat membencinya.
"Jadi ini orangnya, yang telah merebut kekasihmu. Sungguh murahan!" seru Teman Perempuan itu.
"Benar, dia orangnya. Dia sangat sombong," ucap Perempuan itu.
Clarisa menatap balik ke empat Perempuan yang sepertinya adalah satu geng, satu tersakiti yang lain ikut tersakiti. Clarisa sama sekali tidak takut karena merasa tidak bersalah. Tanpa dia sadari seseorang dari bangku pojok sedang mengawasi pertikaian para perempuan itu.
***
"Sepertinya kamu sedang menikmati sebuah pertunjukan?" tanya Michael.
"Iya, aku sedang melihat pertikaian para wanita," jawab Alexander.
"Pertikaian wanita cantik, biasanya mereka merebutkan lelaki. Lelaki mana yang jadi rebutan para wanita hari ini?" tanya Michael penasaran.
"Sudah pasti itu adalah aku!" jawab Alexander penuh percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Musuh
Novela JuvenilAlexander dan Clarisa selalu bermusuhan di kampusnya. Mereka selalu tidak akur satu sama lain, bahkan pada akhir kelulusan mereka bersaing merebutkan nilai tertinggi. Jika Clarisa mempunyai nilai lebih rendah maka dia harus menjadi kekasih Alexander...