Clarisa mengira kalau Alexander sudah pulang ikut rombongan. Tapi ternyata dia kembali lagi ke rumah Clarisa sambil membawa minuman kesukaan Clarisa.
"Kenapa kaget seperti itu melihatku," ucap Alexander sambil meletakakn minuman rasa red velvet itu di meja.
"Seharusnya kamu pulang ikut keluargamu, tidak di sini," balas Clarisa yang tidak ada tenaga lagi untuk meladeni Alexander.
Alexander sengaja duduk di samping Clarisa, dia menatap Clarisa yang sepertinya belum ada perasaan cinta untuknya itu. Tatapan Alex teduh seperti seorang yang tengah jatuh cinta pada seorang gadis.
Clarisa yang merinding dengan tatapan dan senyuman Alexander langsung mundur satu langkah dari tempat duduknya semula.
"Apa kamu tidak suka aku berada di sini?" tanya Alex.
"Ya, aku tidak suka. Aku capek habis acara jadi aku mau istirahat," jawab Clarisa ketus.
Alexander tidak menjawab, dia begitu gengsi untuk mengutarakan apa yang ada di hatinya. Sedangkan Clarisa yang sudah capek itu pergi meninggalkan Alexander menuju kamarnya untuk istrirahat.
"Clarisa, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, cepat atau lambat," gumam Alexander dalam hatinya.
***
Clarisa yang sudah kecapean tidur telelap di kamarnya, saat sudah terbangun dari mimpi indahnya. Tanpa dia sadari hari sudah berganti.
"Astaga, ternyata aku tidur seperti orang pingsan," ucap Clarisa saat melihat jam di ponselnya.
Clarisa meregangkan tubuhnya, lalu turun dari ranjangnya dan mandi. Setelah rapi dia menuju tempat makan untuk sarapan.
"Dari selesai acara lamaran kamu tidur sampai pagi hari, apa kamu kecapekan?" tanya Pak Projo.
"Iya, aku sangat kecapekan. Tapi sekarang tubuhku sudah enakan karena tidur nyenyak sekali," jawab Clarisa lalu meneguk susu di gelasnya.
"Pa, bolehkah Clarisa nebeng ke kampus. 'kan sekalian papa berangkat kerja?" tanya Clarisa.
"Boleh," jawab Pak Projo lalu melahap sarapan terakhirnya.
Pak Projo dan Clarisa berangkat bersama. Sebelum berangkat ke konveksi Pak Projo mengantar putri kesayangannya itu untuk mengikuti sidang kelulusan di kampusnya. Barulah Pak Projo berangkat kerja mengontrol kinerja anak buahnya.
"Semangat ya, sayangku. Semoga sidangnya berhasil," ucap Pak Projo.
"Terima kasih, Pa. Aku yakin kalau hari ini akan lulus sidang," balas Clarisa bersemangat.
"Anak Papa pasti lulus, anak papa 'kan pintar," ucap Pak Projo.
"Clarisa jadi malu, sudah, ya, Pa. Clarisa masuk ke ruang sidang dulu," pamit Clarisa.
Pak Projo mengangguk lalu melambaikan tangan ke Clarisa. Beliau berharap anaknya lulus sidang tahun ini dengan predikat memuaskan.
Clarisa sudah menuju ke ruangan dimana dia harus melakukan sidang kelulusan. Ketika masuk ruangan sidang, suasana terasa berbeda, tiba-tiba saja kaki tangan Clarisa menjadi dingin, mungkin karena grogi di hadapan Dosen penguji.
***
"Kamu ini belajar atau tidak sih. Pertanyaan kenapa tidak bisa kamu jawab dengan benar," ucap Dosen penguji itu.
"Sa-ya belajar kok bu," jawab Clarisa dengan tubuh gemetar.
"Atau jangan-jangan kamu tidak mengerjakan skripsimu sendiri. Kamu pakai joki, ya?" tanya Dosen penguji itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Musuh
Teen FictionAlexander dan Clarisa selalu bermusuhan di kampusnya. Mereka selalu tidak akur satu sama lain, bahkan pada akhir kelulusan mereka bersaing merebutkan nilai tertinggi. Jika Clarisa mempunyai nilai lebih rendah maka dia harus menjadi kekasih Alexander...