Alexander menghela nafasnya, tentu saja dia sudah jatun cinta pada Clarisa sejak awal. Karena dia berbeda dengan banyak wanita yang selalu ingin dekat dengannya dan mengejarnya. Tapi dia tidak ingin jujur dulu pada Andrea.
"Kamu salah, justru dia yang jatuh cinta padaku," jawab Alexander.
"Itu karena ketampananmu saja. Aku rasa Clarisa akan lebih memilihku yang lebih tampan darimu," ucap Andrea dengan percaya diri.
"Clarisa tidak menyukai pria sepertimu," balas Alexander.
Kakak beradik itu sibuk membanggakan diri masing-masing hingga mereka tidak sadar kalau Mama Vita sudah berada di dekat mereka.
"Andrea. Akhirnya kamu pulang juga," ucap Mama Vita.
"Mama," sapa Andrea lalu memeluk sang mama.
"Kemana saja kamu?" tanya Mama Vita.
"Seperti biasa aku menenangkan diri, mama tidak ada niatan untuk menikahkan aku dengan wanita teman mama itu, 'kan?" balas Andrea.
Mama Vita menggelengkan kepalanya. Alexander sudah setuju dan lamaran sudah dilaksanakan. Tidak mungkin Mama Vita mengganti calon pengantin lagi.
"Kamu harus berterima kasih kepada adikmu," ucap Mama Vita.
"Yes, terima kasih mama," balas Andrea.
"Ma, tahu nggak kalau aku lagi naksir seseorang," lanjut Andrea.
"Tidak. Kamu jarang mengobrol dengan mama," balas Mama Vita.
"Gadis cantik yang aku taksir itu, satu kampus dengan Alexander. Tadi aku sudah menunjukkan fotonya, dan Alexander kenal dengan gadis itu," ucap Andrea.
Mama Vita melihat ke arah putra keduanya. Wajah Alexander tampak tidak suka dengan cerita Andrea. Melihat ada yang janggal di sini, Mama Vita langsung duduk di dekat Alexander dan merangkulnya.
"Kalau kamu kenal siapa yang disukai oleh kakakmu, ajak dia pulang. Mama ingin mengenalnya," ucap Mama Vita.
"Ya, nanti aku akan bawa gadis itu ke rumah. Itu juga kalau kakak betah di rumah dalam beberapa hari saja," balas Alexander.
"Andrea, apa kamu mau tinggal di rumah dalam beberapa hari?" tanya Mama Vita.
"Dua hari saja, aku ingin bertemu gadis itu dalam dua hari," jawab Andrea.
Mama Vita melirik Alexander, lalu Alexander tersenyum dan mengangguk.
"Sesuai keinginanmu, aku akan membawa gadis itu ke rumah dalam dua hari," ucap Alexander.
"Oke," jawab Andrea lalu pergi ke kamarnya untuk tidur.
"Anak itu selalu bertingkah seenaknya," balas Mama Vita sambil menggelengkan kepalanya.
"Biarkan saja, nanti juga dia akan menyesal sendiri. Masih muda kerjaanya foya-foya aja, balapan mobil lah, party dengan temannya nggak jelas banget," gumam Alexander.
"Bagaimanapun dia adalah kakakmu, kalian jangan bertengkar ya," pinta Mama Vita.
Alexander hanya mengangguk, karena mau sesalah apapun Andrea selalu dibela oleh orang tuanya. Menjadikan anak itu semakin brutal saja kelakuannya semakin hari.
"Aku ingin menemui papanya, Clarisa dahulu, ma," ucap Alexander.
"Untuk apa?" tanya Mama Vita.
"Mengobrol sebentar saja," jawab Alexander.
"Oke, kalian akan menjadi keluarga, kalau begitu perbanyaklah berkomunikasi dengan mereka," ucap Mama Vita sambil menepuk pundak Alexander.
Alexander mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Menuju kantor sekaligus konveksi milik ayahnya Clarisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Musuh
Teen FictionAlexander dan Clarisa selalu bermusuhan di kampusnya. Mereka selalu tidak akur satu sama lain, bahkan pada akhir kelulusan mereka bersaing merebutkan nilai tertinggi. Jika Clarisa mempunyai nilai lebih rendah maka dia harus menjadi kekasih Alexander...