Clarisa tampak gugup, lalu Alexander memegang tangannya berusaha menenangkan Clarisa. Tapi Clarisa menepisnya karena takut kalau dia keceplosan sedang bersama seorang lelaki. Bisa semakin marah ibunya.
["Cepat Pulang karena ada yang ingin ibu bicarakan,"] ucap Ibunya Clarisa dari sambungan telepon.
"Baik," balas Clarisa lalu menutup teleponnya.
"Aku akan mengantarmu," ucap Alexander.
"Tidak usah," balas Clarisa lalu berlari pergi.
Nadia dan Michael kembali ke tempat Alexander dan Clarisa. Nadia menoleh ke kanan dan kiri mencari sosok Clarisa tapi tidak dia temukan.
"Dimana Clarisa?" tanya Nadia.
"Sudah pergi," jawab Alexander.
"Kenapa dia meninggalkanku," keluh Nadia.
"Aku akan mengantarmu pulang kalau takut pulang sendiri," ucap Michael.
Akhirnya Nadia pulang bersama Michael dan Alexander pulang ke rumahnya sendirian. Clarisa sudah sampai rumah dia mengendap-endap masuk ke dalam rumah takut ibunya marah kalau dia pulang terlalu sore.
"Clarisa, jam enam baru sampai rumah. Apa kamu berkencan dengan lelaki?" tanya sang Ibu.
"Pantas saja nilaimu turun semester ini," imbuh Sang ibu.
"Ti-dak kok, itu karena ada pergantian jadwal mata kuliah," jawab Clarisa.
"Alasan saja, awas saja kalau ibu tahu kamu berkencan dengan lelaki," balas Sang ibu.
Ibu Clarisa memang melarang Clarisa berpacaran dengan lelaki sembarangan. Bukan karena takut dia menikah dengan lelaki miskin tapi karena jaman sekarang pergaulan semakin tidak wajar di kalangan remaja. Ibu takut kalau Clarisa salah pergaulan saja, termakan bujuk rayu lelaki dan akhirnya kecelakaan.
"Sudah, mandi sana. Lalu makan ibu sudah menyiapkan makan malam untuk kita," pinta Sang Ibu.
"Baik, Bu," jawab Clarisa.
Clarisa sudah selesai mandi, lalu makan bersama ibunya di meja makan seperti biasa.
"Besok kamu temani ibu, ya," pinta Sang Ibu.
"Kemana?" tanya Clarisa.
"Bertemu dengan sahabat ibu, tapi kamu harus ubah penampilan sedikit," jawab Sang Ibu.
"Masa bertemu sahabat ibu, harus ubah penampilan segala," balas Clarisa.
Ibu Clarisa tidak menjawab lagi, dia meneruskan makan sampai habis. Tapi setelah makanannya habis Ibu berkata, "Ibu dulu berjanji pada sahabat ibu untuk menjodohkan anak-anak setelah dewasa,"
Clarisa yang sedang asyik makan tiba-tiba tersedak mendengar ucapan sang ibu, dia segera mengambil minum dan meneguknya sampai habis.
"Yang benar saja?" tanya Clarisa.
"Benar, ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan kalian," jawab Ibu.
"Aku tidak mau dijodohkan karena ini sudah jaman modern," balas Clarisa.
"Tapi kami sudah berjanji, lebih baik kalian bertemu dulu. Urusan suka atau tidak suka urusan belakangan," ucap Sang Ibu.
Clarisa tidak bisa membantah lagi, ibunya sangat keras apapun yang beliau inginkan akan sebisa mungkin diraihnya. Ibu juga mengunci pintu kamar Clarisa dari luar agar tidak kabur, Clarisa juga sama kerasnya dengan ibu kalau tidak suka dia akan kabur dari rumah bagaimanapun caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Musuh
Teen FictionAlexander dan Clarisa selalu bermusuhan di kampusnya. Mereka selalu tidak akur satu sama lain, bahkan pada akhir kelulusan mereka bersaing merebutkan nilai tertinggi. Jika Clarisa mempunyai nilai lebih rendah maka dia harus menjadi kekasih Alexander...