8

32.8K 2.3K 28
                                    

Acara minum teh masih sedang berlangsung, Levana sudah mulai bosan. Gadis itu diam-diam memasukkan cemilan ke dalam kantong yang sudah dia siapkan dari manor,tidak ada yang mengetahui gelagat anehnya.

"Lady Levana." Ucap Karine menatap ke arah Levana.

"Iya, ada apa?" Ucap Levana langsung menghentikan tindakannya,dia menyembunyikan kantong di bawah meja.

"Menurut anda siapa yang akan terpilih menjadi putri mahkota?" Ucap Karine.

"Ya mana aku tahu, memangnya aku ini permaisuri?" Ucap Levana menatap Karine dengan wajah sewotnya.

"Saya hanya bertanya saja." Ucap Karine sedikit tidak nyaman dengan tatapan Levana.

"Jangan terlalu formal dengan ku, pakai aku kamu saja kalau saya anda rasanya terlalu formal." Ucap Levana.

"Iya, lady Levana." Ucap Karine sambil mengangguk kepalanya.

"Apakah kamu akan mengikuti pemilihan ini?" Tanya Levana.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya aku tidak mengikuti pemilihan ini." Ucap Karine sambil tersenyum sendu.

"Kenapa? bukannya kau menyukai pangeran mahkota?" Ucap Levana yang sedikit terkejut mendengar Karine tidak mengikuti pemilihan putri mahkota.

"Memang benar aku menyukai pangeran, tapi aku ingin melupakan perasaan ku kepadanya." Ucap Karine sendu.

"Kenapa?" Tanya Levana penasaran.

'alurnya berubah.' batin Levana.

"Aku menyukainya tapi dia tidak menyukai ku,kami berdua bersahabat sejak masih kecil. Dia hanya menganggap ku sebagai seorang sahabat,tidak lebih dari itu." Ucap Karine sambil tersenyum sendu.

'kena friendzone, sakit sekali mendengarnya.' batin Levana.

Tiba-tiba....

Prang

Bruk

Terlihat Bianca jatuh di depan Elysia, tidak lupa pecahan cangkir berserakan di lantai. Semua nona muda menatap ke arah mereka, sedangkan Levana langsung mengambil cemilan lagi dan dimasukkan ke dalam kantong.

"Ada apa ini?" Tanya Karine beranjak dari tempat duduknya, gadis itu berjalan menghampiri Elysia dan Bianca.

"Aku tidak tahu,dia tiba-tiba langsung terjatuh di hadapan ku." Ucap Elysia menatap datar Bianca yang di bantu berdiri oleh kedua sahabatnya.

"Kenapa anda berbicara seperti itu kepada saya, tuan putri?" Ucap Bianca sambil mengeluarkan air matanya.

'sumpah dia bukan adikku.' batin Levana menatap jijik Bianca yang sedang drama.

"Kenapa anda tidak membela Bianca,lady Levana?" Ucap Priscilla menatap ke arah Levana yang sedari tadi hanya duduk diam.

"Sudah selesai dramanya?" Ucap Levana langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyembunyikan kantong yang berisi cemilan.

"Kenapa hiks...kakak berbicara seperti itu hiks...?" Ucap Bianca menatap ke arah Levana.

'sial,kenapa kakak Levana tidak membela ku?' batin Bianca.

"Kamu benar-benar sangat berani menuduh tuan putri Elysia yang tidak benar,aku salut kepada mu karena keberanian mu." Ucap Levana sambil bersedekap dada dan tersenyum tipis.

"Kenapa hiks...kakak berbicara seperti itu?aku tidak hiks... bermaksud seperti itu." Ucap Bianca sambil menahan amarahnya melihat Levana.

"Karine,aku tidak bisa berlama-lama di sini. Masih ada urusan yang harus aku kerjakan." Ucap Levana menatap ke arah Karine.

"Kalau begitu hati-hati di jalan, terima kasih sudah datang ke acara minum teh ku." Ucap Karine menatap ke arah Levana, sebenarnya dia masih ingin berbicara begitu banyak dengan gadis itu.

"Sama-sama, Karine." Ucap Levana sambil tersenyum lembut.

Levana meninggalkan tempat itu,dia tidak mempedulikan orang-orang yang menatap kepergiannya. Diam-diam Bianca mengepalkan kedua tangannya karena Levana tidak membelanya.

Levana tiba di halaman depan manor Duke Robinson, gadis itu menghampiri Hailey yang duduk di tangga kereta kuda dan beberapa ksatria yang berjaga di sana.

"Hai semuanya." Ucap Levana sambil melambaikan tangannya ke arah mereka.

Hailey dan beberapa ksatria menatap ke arah Levana yang berjalan menghampiri mereka.

"Kenapa nona Levana cepat kembali?" Tanya Hailey menatap ke arah Levana.

"Kau mengatakan aku cepat kembali?hei,aku di sana sudah 2 jam. Acaranya sangat membosankan,hanya minum teh dan bergosip. Belum lagi si Bianca buat masalah dengan putri Elysia." Ucap Levana kesal.

"Nona Bianca membuat masalah dengan tuan putri?" Ucap Hailey terkejut.

"Iya,dia membuat masalah dengan putri Elysia. Aston, apakah kamu sudah tahu di mana tempat tinggal Evan dan Louis?" Ucap Levana menatap ke arah Aston.

"Sudah,nona Levana." Ucap Aston.

"Kalau begitu pimpin jalan menuju ke tempat tinggal mereka berdua." Ucap Levana.

"Baik, nona Levana." Ucap Aston.

"Bolehkah saya ikut, lady Levana?"

Terlihat Maxson menunggangi kuda menuju ke arah mereka, laki-laki itu tampak sedikit tampan tapi di mata Levana si Maxson biasa saja.

'kenapa dia tiba-tiba mau ikut? datang-datang langsung sok dekat,sok akrab.' batin Levana menatap Maxson dengan tatapan julidnya.

"Tidak bisa." Ucap Levana menatap datar Maxson.

"Tapi saya memaksa untuk tetap ikut." Ucap Maxson.

"Sebenarnya kenapa pangeran mahkota tiba-tiba mau ikut bersama saya?" Tanya Levana sedikit kesal melihat Maxson.

"Karena saya ingin." Ucap Maxson.

'bolehkah aku memukul kepalanya?tapi dia pangeran mahkota, nanti kepala ku akan di penggal.' batin Levana.

"Baiklah, pangeran mahkota boleh ikut bersama saya." Ucap Levana.

'aku terpaksa membawa mu bersama ku.' batin Levana.

"Terima kasih, Lady Levana." Ucap Maxson sambil tersenyum tipis.

"Sama-sama." Ucap Levana.

Levana masuk ke dalam kereta kudanya dan Hailey mengikutinya dari belakang,lalu kereta kuda tersebut pun berangkat. Maxson mengikuti rombongan Levana menuju ke tempat tinggal Evan dan Louis.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENJADI KAKAK FEMALE LEAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang