Malam harinya...
Levana berada di balkon kamarnya sambil menatap ke arah bulan purnama yang bersinar terang di langit malam,tidak lupa juga bintang-bintang bertaburan di sana.
"Bulannya sangat indah sekali." Gumam Levana.
"Indah seperti dirimu."
Levana langsung membalikkan badannya dan terkejut melihat Maxson berada di hadapannya, apalagi laki-laki itu tersenyum tipis ke arahnya.
"Kenapa kau ke sini?" Ucap Levana menatap Maxson dengan tatapan tidak suka.
"Apakah saya tidak boleh menemui anda, lady Levana." Ucap Maxson sedikit menggoda Levana.
"Jangan memanggilku dengan sebutan lady Levana, cukup Levana saja. Dan jangan berbicara begitu formal kepada ku." Ucap Levana.
"Baik, Levana." Ucap Maxson sambil tersenyum tipis.
"Itu lebih baik." Ucap Levana.
"Kenapa kamu di sini sendirian dan di mana pelayan pribadi mu?" Ucap Maxson yang mencari keberadaan Hailey, biasanya gadis itu selalu bersama Levana.
"Aku menyuruhnya untuk beristirahat dan kenapa kau mencarinya?" Ucap Levana menatap Maxson penuh selidik.
"Tidak ada, biasanya dia selalu bersama mu." Ucap Maxson.
"Oh begitu." Ucap Levana kembali menatap ke arah bulan purnama yang bersinar terang.
Angin sepoi-sepoi menerpa mereka berdua, karena takut Levana kedinginan. Maxson memakaikan jubahnya kepada gadis itu.
"Ehhh..."
"Angin malam tidak baik untuk kesehatan mu." Ucap Maxson lembut.
'kenapa pangeran mahkota tiba-tiba seperti ini?' batin Levana menatap Maxson penuh selidik.
"Kau tidak perlu khawatir kepada ku, aku ini kebal." Ucap Levana mendengus.
"Kamu tidak kedinginan?" Tanya Maxson sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Levana yang lebih mungil darinya, tinggi gadis itu sebatas dada bidangnya.
"Sedikit." Ucap Levana langsung bergeser sedikit dari Maxson, dia sedikit tidak nyaman dengan laki-laki itu.
Maxson terkekeh geli melihat Levana yang bergeser sedikit darinya, laki-laki itu mendekatinya.
'dia itu kenapa sih?apa jangan-jangan dia kerasukan jin penunggu pohon cabe?' batin Levana.
"Kenapa kau bisa di sini? bukannya kau itu pangeran mahkota calon kaisar masa depan?" Ucap Levana menatap ke arah Maxson yang berdiri di sampingnya, dia sedikit menengadah melihatnya.
"Pekerjaan ku di istana tinggal sedikit lagi, aku datang ke sini hanya ingin melihat keadaan mu saja." Ucap Maxson.
"Aku tidak selemah itu, pangeran mahkota." Ucap Levana sambil menyingsing lengan gaunnya dan memamerkan ototnya kepada Maxson, bukannya berotot tapi lengannya sedikit berlemak. Sehingga membuat laki-laki itu tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa?aku punya otot." Lanjutnya menatap kesal Maxson yang tertawa.
"Baik-baiklah, aku minta maaf." Ucap Maxson sambil menahan tawanya.
"Ooo iya apakah pangeran mahkota mempunyai perasaan dengan Karine?" Tanya Levana.
Maxson langsung memasang wajah datarnya mendengar pertanyaan Levana, dia tidak suka dengan pertanyaan itu. Tapi dia dengan cepat mengubah mimik wajahnya seperti biasa.
"Aku dan dia bersahabat sejak masih kecil, aku tidak pernah menaruh perasaan ku kepadanya. Aku tahu dia menyimpan rasa kepada ku tapi aku tidak bisa menerima perasaannya, aku yakin dia pasti akan menemukan pria yang lebih baik dari ku." Ucap Maxson dengan begitu tenang.
"Kenapa tidak coba saja membuka hati mu untuknya?" Ucap Levana.
"Karena aku sedang menyukai seseorang." Ucap Maxson.
'yaitu kamu.' batin Maxson.
'pasti Maxson sudah terpikat dengan Bianca, aku merasa aneh dengan Maxson. Kenapa dia bisa terpikat dengan nenek lampir itu?mana lagi suka fitnah orang lain.' batin Levana.
"Oh begitu ya." Ucap Levana sedikit cuek mendengar ucapan Maxson yang sedang menyukai seseorang, padahal dia tidak tahu kalau laki-laki itu sedang membicarakan dirinya bukan Bianca.
"Sepertinya kamu tidak peduli ya?" Ucap Maxson menatap Levana.
"Untuk apa aku peduli soal asmara mu?" Ucap Levana sambil memutar bola mata malasnya.
Maxson terkekeh geli melihat tingkah Levana yang begitu menggemaskan di matanya, laki-laki itu meletakkan kepalanya di bahunya.
Levana terkejut dengan perilaku Maxson, gadis itu menjauh sedikit dari laki-laki tersebut. Tapi dia tetap mengikutinya.
"Kenapa kau mengikuti ku?" Ucap Levana menatap Maxson dengan kesal.
"Karena aku mau." Ucap Maxson sedikit menggoda Levana.
"Dasar tidak jelas." Ucap Levana.
"Besok datanglah ke istana." Ucap Maxson tiba-tiba.
"Untuk apa aku ke sana?" Ucap Levana.
"Adikku kesepian di istana, aku ingin kamu menemani adikku. Dia anak yang baik." Ucap Maxson sedikit membuat alasan kepada Levana agar gadis mau datang ke istana.
"Bukannya dia teman Karine?jadi untuk apa aku ke sana?" Ucap Levana sambil bersedekap dada.
"Karine jarang ke istana, hanya satu kali ini." Ucap Maxson.
"Aku tidak menyangka kalau pangeran mahkota suka memaksa orang." Ucap Levana sedikit mendengus.
"Aku tidak memaksa mu tapi aku meminta mu." Ucap Maxson.
"Itu sama saja, pangeran mahkota." Ucap Levana.
"Panggil saja aku Maxson, kamu tidak perlu memanggil ku dengan sebutan pangeran mahkota." Ucap Maxson.
"Baiklah kalau begitu." Ucap Levana sambil menghela nafasnya.
"Jadi kamu mau datang berkunjung ke istana besok?" Tanya Maxson.
"Iya, besok aku akan berkunjung ke istana." Ucap Levana terpaksa menerima permintaan dari Maxson, karena dia malas laki-laki itu memaksa nya.
Maxson langsung memeluk Levana karena dia begitu senang karena gadis itu akan berkunjung ke istana besok, sedangkan Levana seketika terdiam dan masih loading. Lalu laki-laki tersebut melepaskan pelukannya.
"Aku akan memberitahu hal ini kepada Elysia, dia pasti bahagia kalau kamu akan berkunjung besok." Ucap Maxson.
"I...ya, Maxson." Ucap Levana sedikit gugup.
"Kalau begitu aku akan kembali ke istana." Ucap Maxson.
Cup
Maxson mencium dahi Levana dengan lembut,lalu dia menghilang seketika dengan tatapan. Sedangkan Levana masih memproses kejadian yang barusan terjadi.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Gumam Levana.
"Sebaiknya aku segera tidur." Lanjutnya.
Levana masuk ke dalam kamarnya, gadis itu tidak lupa mengunci pintu balkonnya. Lalu dia membaringkan tubuhnya ke kasur dan beberapa menit kemudian,dia pun tertidur pulas.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Maaf kakak enggak terlalu bisa buat romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI KAKAK FEMALE LEAD
Fanfictionberawal dari tidak sengaja membaca novel dan mengumpat semua karakter yang berada di sana, Cecily bertransmigrasi ke novel itu dan lebih sialnya lagi dia menjadi kakak female lead yang terkenal sangat pendiam dan pemalu. jangan lupa vote dan coment...