25

20.1K 1.5K 55
                                    

Kini Maxson sedang berada di ruang kerja Declan untuk membicarakan soal hubungannya dengan Levana, di sana dia melihat Declan sedang sibuk mengerjakan berkas-berkas dan tidak lupa Arthur ikut membantunya.

"Duke."

Declan langsung menatap ke arah calon menantunya, pria itu memberikan kode agar Arthur meninggalkan tempat tersebut. Melihat tanda dari tuannya, Arthur menghilang seketika dengan teleportasinya.

"Apa yang ingin anda bicarakan dengan saya, pangeran mahkota?" Tanya Declan.

"Aku ingin membicarakan tentang hubungan saya dengan putri anda, Levana." Ucap Maxson.

"Kapan kalian akan bertunangan?" Tanya Declan.

"Kami berdua tidak bertunangan tapi langsung menikah, aku ingin langsung mengikatnya dengan tali pernikahan." Ucap Maxson.

Declan langsung tersenyum lembut mendengar ucapan Maxson, dia tidak keberatan kalau putrinya langsung menikah tanpa pertunangan.

"Bagus, kapan kalian akan menikah?" Ucap Declan.

"Kami menikah ketika Levana sudah pulih total, saya juga harus membicarakan ini kepada ayah dan ibu saya." Ucap Maxson sambil tersenyum tipis.

"Mulai sekarang jangan berbicara formal kepada saya, pangeran mahkota. Karena sekarang kita akan menjadi keluarga." Ucap Declan.

"Baik, papa." Ucap Maxson.

"Itu baru bagus, apakah kamu sudah membicarakan hubungan kalian berdua kepada kaisar dan permaisuri?" Ucap Declan.

"Rencananya malam ini, papa." Ucap Maxson.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Declan.

"Kalau begitu aku ke tempat Levana dulu." Ucap Maxson.

"Pergilah." Ucap Declan.

Maxson meninggalkan ruang kerja Declan, tidak lama kemudian terlihat Lydia memasuki ruang kerja suaminya. Wanita itu tampak sedikit berantakan seperti tidak terurus.

"Katakan apa mau mu, Lydia?" Tanya Declan menatap datar istrinya.

"Bisakah kamu melepaskan Bianca, Declan. Dia juga anakku, aku yakin dia pasti menyesal karena telah melakukan hal ini." Ucap Lydia.

"Sampai kapan kau membelanya, Lydia?oh aku yakin kalau dirimu lebih mempedulikan anak haram mu itu dari pada anak kita." Ucap Declan datar.

"Declan, cukup. Jangan terus berbicara seperti itu, dia juga anak mu meskipun dia lahir karena kesalahan." Ucap Lydia sendu.

"Aku menerima kelahiran dan kehadiran nya karena aku masih memiliki hati nurani, aku menutup mata dia melakukan masalah tapi saat dia ingin menghilangkan nyawa anak kesayangan ku. Aku tidak bisa tidak diam, Lydia. Levana adalah anak kandung kita berdua." Ucap Declan menahan amarahnya.

"Tapi ini juga salah Levana yang begitu egois, seharusnya dia merelakan Maxson dengan Bianca." Ucap Lydia.

Plak

Bruk

Declan menampar Lydia begitu kuat sehingga membuat wanita itu terjatuh ke lantai dan ujung bibirnya sedikit terluka akibat tamparannya.

"SAMPAI KAPAN KAU TERUS MEMBELA ANAKMU ITU, LYDIA!"

Declan berteriak dengan marah menatap Lydia, dia benar-benar habis kesabaran karena kebodohan istrinya yang selalu membela Bianca.

"Kita cerai." Ucap Declan.

Lydia terbelalak saat mendengar ucapan Declan yang mengucapkan kata cerai, wanita itu langsung memegang kaki suaminya.

MENJADI KAKAK FEMALE LEAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang