4. Terungkap

68 14 59
                                    

Terimakasih sudah menyempatkan diri mampir ke sini, happy reading's ya💗

***

Arjun terus memperhatikan Avelia. Avelia memakan bubur buatannya dengan lahap. Sepertinya rasanya lumayan enak?

Avelia memakannya sambil sesekali melirik kearah Arjun yang sedang duduk di sofa tak jauh dari ranjang yang ia tempati. Avelia yang meminta agar laki-laki itu menjaga jarak.

Avelia menyuapkan suapan terakhir ke mulutnya lalu menegak air putih hingga tandas. Mata bulatnya menatap Arjun malas.

"Gue mau pulang," Avelia menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia berjalan melangkah mendekati pintu.

Namun, dengan cepat Arjun menahannya. Gadis itu baru selesai makan seharusnya duduk sebentar agar nanti perutnya tidak sakit.

"Duduk dulu, lo baru selesai makan,"

"Apa peduli lo?" Avelia menahan mual. Sial, parfum apaan sih yang Arjun pakai. Baunya seperti bau bunga bangkai!

Avelia melangkah mundur untuk menghindari aroma parfum yang menguar dari tubuh Arjun. Ia menutup hidung dan mulutnya menggunakan kedua tangan.

"Jauh-jauh!"

Arjun mengernyit, tak menggubris laki-laki itu malah semakin mendekati Alnara. Hal itu membuat Alnara membulatkan matanya dan terus mundur sampai tubuhnya mentok di dinding.

"Lo kenapa sih?" tanya Arjun dengan nada kesal.

"Jangan deketin gue, Lo bau bangkai!" pekik Avelia lalu berlari menuju kamar mandi. Jangan tanya kenapa ia bisa tau, dulu beberapa kali ia pernah kesini untuk membersihkan tempat ini. Catat, ia terpaksa karena laki-laki itu mengancamnya.

Arjun sedikit emosi, bisa-bisanya dirinya dikatai bau bangkai. Namun, ia harus sabar, Avelia sedang sakit, ia tak boleh berkelakuan kasar.

Di dalam kamar mandi Avelia muntah-muntah. Namun, hanya cairan bening saja yang keluar membuatnya kesal menahan tangis. Perasaan dia baru saja menelan bubur, kenapa tidak ada satu pun yang keluar. Rasanya sangat tidak nyaman. Ini semua karena Arjun!

Arjun menyusul Avelia. Dari luar kamar mandi laki-laki itu mendengar suara muntahan Avelia. Dan itu membuat perasaan khawatir muncul, Arjun ikut masuk kedalam kamar mandi.

Di depannya terdapat Avelia yang terduduk didepan closet. Mata Avelia berkaca-kaca. Melihat itu, seketika Arjun merasa panik.

"Lo kenapa?"

"Keluar. Lo bau, jangan deket-deket!" tangis Avelia pecah. Ia tak tahan jika harus berada di dekat Arjun. Bau parfumnya sangat menyengat. Ia juga tak paham kenapa dirinya menjadi sangat cengeng.

"Oke, gue keluar,"

Arjun memilih mengalah, laki-laki itu keluar tetapi berdiri tak jauh dari pintu. Matanya masih bisa menangkap pergerakan Avelia.

Avelia memuntahkan cairan bening lagi. Tubuhnya terasa lemas, dirinya merasa frustasi karena keadaan yang seperti ini.

Karena tak kuat, untuk kedua kalinya Avelia kembali pingsan. Arjun dengan gesit langsung menggendong Avelia, membawanya kembali kedalam kamar. Dan langsung menghubungi dokter pribadinya untuk segera meluncur ke tempatnya.

Setelah dokter pribadinya telah memeriksa keadaan Avelia, Arjun memilih untuk membersihkan diri, tubuhnya terasa panas otaknya pun sudah mengebul.

Saat keluar dari kamar mandi, Arjun telah di suguhkan pemandangan Avelia yang sudah sepenuhnya sadar. Posisi gadis itu sedang duduk bersandar dan menoleh ketika terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.

AVELIA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang