19. Nonton Upin & Ipin

28 3 1
                                    

Hai hai haii, aku kembaliii. Selamat membaca💗
***

Terdengar suara denting kuali dan sutil yang saling beradu menandakan bahwa sang pemilik sedang memasak. Seluruh ruangan apartemen milik Arjun harum semerbak oleh masakan laki-laki itu, walau terlihat kasar dan tak peduli. Arjun cukup mahir dalam hal masak-memasak.

Arjuna Dirgantara yang lahir tanpa seorang ibu. Ibunya meninggal setelah tiga puluh menit berhasil melahirkan Arjun ke dunia. Kala itu, ibu Arjun tergolong wanita muda, yang seharusnya belum layak menjadi seorang ibu karena umurnya yang masih belia.

Alhasil, fisiknya belum siap dan menyebabkan kematian di setelah melahirkan Arjun. Itu menjadi pukulan terkuat bagi Arwan Dirgantara. Sehingga membuat pria itu depresi dan memperlakukan anaknya sedikit kasar.

Arjun sudah terbiasa, sedari kecil mendapatkan perlakuan buruk membuatnya kebal dan tumbuh menjadi laki-laki bengis dan arogan. Suka membully atau berbuat onar itu hanya trik agar ayahnya bisa memperhatikan dirinya.

"Jangan lihatin gue masak, lo fokus aja susunin semuanya." ucap Arjun menyadarkan Avelia yang terpaku pada laki-laki itu.

Sudah kesekian kalinya Avelia melihat Arjun memasak. Namun, tetap saja Avelia kagum karena jarang sekali laki-laki bisa memasak, apalagi modelan bocah badung seperti Arjun ini.

"Geer banget lo, gue sengaja berhenti sebentar karena capek tau!" alibi Avelia lalu kembali menyusun beberapa bungkus mie, snack-snack, dan barang-barang tidak penting.

Apalagi Arjun malah mengambil 3 susu ibu hamil dengan varian rasa yang berbeda-beda, ada coklat, stroberi, dan vanila. Untuk apa laki-laki itu menyimpan susu ibu hamil di apartemen?

"Bohong lo mudah di tebak." cibir Arjun sembari mematikan kompor, lalu dengan cukup telaten menuangkan hasil masakan akhir ke dalam mangkuk.

Avelia? malas meladeni, jadi dia memilih diam saja.

Arjun melangkah menuju meja makan, lalu menyusun masakannya disana. Laki-laki itu memasak cukup banyak, ada sop ayam, cah kangkung, ayam goreng, sambal, dan juga lalapan. Setelah selesai, Arjun mengambil buah jeruk dan apel di kulkas lalu mencucinya di wastafel.

"Lelet banget." cetus Arjun melirik Avelia yang masih sibuk dengan tugasnya. Laki-laki itu mengupas buah dan memotong buah apel lalu di masukkan ke dalam piring.

Mendengar itu Avelia berdecih, "Ini banyak banget, mana segala beli susu ibu hamil buat apa? lo hamil?" geram Avelia melirik Arjun sinis. Namun, tak urung tangan nya dengan telaten masih menyusun beberapa jelly-jelly.

"Lanjut nanti, sini makan dulu." ajak Arjun tanpa menggubris pertanyaan Avelia. Kini laki-laki itu telah duduk anteng di kursi miliknya.

Sedikit menggerutu Avelia pun menurut, keduanya duduk saling berhadapan. Karena kursi makan di sana hanya ada dua, satu yang di tempati Arjun dan satu lagi yang di tempati oleh Avelia.

Belum sempat Avelia duduk di kursi, Arjun lebih dulu menyodorkan dua piring kosong pada Avelia, membuat gadis itu mengernyit bingung.

Arjun memutar kedua bola matanya jengah. "Bodoh."

"Apaan sih?" Avelia berkacak pinggang tidak terima, salahkan saja karena laki-laki itu tidak berbicara dengan jelas.

Arjun menghela napas sabar, sungguh Avelia benar-benar super lemot. Sebenarnya otak kecilnya itu terbuat dari apa? "Siapin makanan nya, Avelia."

"Ketimbang gitu doang, pake kode-kode." tak menolak Avelia mulai menyiapkan, di ambilnya nasi dan di taro ke atas piring begitu juga dengan lauk pauknya, lalu di berikan pada Arjun tanpa berbicara.

AVELIA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang