17. Kabur

31 4 1
                                    

Hai semua, gimana nih kabarnya? Selamat membaca ya💗
***

"Mau ngapain, sih?" tanya Avelia ada Arjun, pasalnya laki-laki itu telah membawanya ke halaman belakang sekolah. Ralat, menarik Avelia dengan paksa.

Di hadapan Avelia hanya ada pagar tembok yang tinggi, Avelia menatap Arjun penuh penasaran.

"Gue yakin lo nggak bego." bukannya menjawab, Arjun malah sibuk mencari tangga di belakang pohon mangga, batang pohon tersebut cukup besar sehingga mampu menutupi tangga yang di simpan oleh anak-anak yang suka membolos.

"Tunggu," ucap Avelia ketika melihat Arjun tengah menyenderkan tangga tersebut pada pagar sekolah.

"Jangan bilang kalau mau kabur?"

Arjun tak menggubris, lantaran laki-laki itu mulai mencoba menaiki anak tangga untuk mencobanya.

"Buruan!" perintah Arjun.

Sontak Avelia menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak? tentu saja, gila aja. Rok nya ini pendek, harus menaiki tangga mana pagarnya menjulang tinggi. Nanti turunnya bagaimana? harus melompat? Ogah!

"Gue nggak mau." tolak Avelia mentah-mentah.

Mendengar penolakan itu, seketika wajah Arjun berubah tak berekspresi sembari melirik Avelia yang masih tidak mau bergerak dari tempatnya. "Ayo, Avelia."

"Udah gue bilang, gue nggak mau. Lagian lo yang mau kabur, gue mah kagak!"

"Lebih milih di jemur tengah lapangan?"

Lagi dan lagi Avelia menggelengkan kepala, pertanda kalau Avelia tidak mau. "Ya nggak juga."

"Naik sekarang atau gue lempar lo ke atas?" desis Arjun mulai kehabisan kesabaran, perempuan ini mulai bersikap tidak patuh padanya. Arjun tidak suka itu.

Avelia masih diam berdiri di tempatnya, tampaknya gadis itu sedang bergulat dengan pikirannya.

"Satu,"

Avelia berdecak sebal, "IYA, IYA!"

Gadis itu mendekati Arjun yang berdiri di samping tangga dengan satu tangannya yang memegangi tangga tersebut agar tidak goyah.

Tak lupa, saat Avelia bertatap-tatapan dengan Arjun gadis itu memasang wajah sinisnya. "Awas aja lo ngintip, mata lo bisulan."

Avelia mulai menaikkan setiap anak tangga, hingga berada di tengah-tengah.

"Gue udah lihat semuanya." ucap Arjun pelan.

Avelia yang mendengar Arjun bergumam pun menoleh ke bawah. "Lo ngomong apa?"

Arjun menghela napas, ternyata telinga gadis itu tidak budeg. "Lemot!"

Hal itu sukses membuat Avelia kembali dongkol, buru-buru dia naik ke atas.

"Jangan lompat dulu, tunggu gue." Arjun pun dengan segera menyusul. Kini keduanya tengah duduk di atas pagar sekolah.

Tidak membutuhkan waktu lama, tanpa aba-aba Arjun langsung melompat. Laki-laki itu melompat dan mendarat dengan sempurna, Avelia menduga laki-laki itu sering membolos dan kabur dari sini.

"Cepetan turun!"

"Lompat juga?" tanya Avelia dengan wajah cengo, bagaimana mungkin? Walau tidak terlalu tinggi, tetapi tetap saja. Jika tidak lihai dapat di pastikan salah satu tulangnya bisa keseleo atau yang lebih parahnya ya patah.

"Terbang." ketus Arjun dengan wajah jengkel.

"Nggak mau ah, nggak papa deh gue di jemur aja." karena takut, Avelia memutuskan untuk berbalik untuk turun melalui tangga tadi. Dari pada cedera, lebih baik mencegahnya.

AVELIA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang