8. Malam itu

68 16 86
                                    

Haii, aku kembali membawa kelanjutan kisah ARVELL, semoga suka ya. Selamat membaca, Jingga💗
***

Hidup Avelia mengalami perubahan. Arjun tak lagi merundungnya. Jadi ia tak perlu repot-repot mengeluarkan uang hanya untuk membelikan Arjun sarapan.

Pandangan Avelia mengarah kedepan tepat pada guru yang sedang menerangkan materi. Akan tetapi pikirannya mengarah kemana-mana.

Bisa dibilang saat ini Avelia sedang bengong. Meratapi nasibnya beberapa tahun kedepan. Tanpa mengalami Avelia sudah bisa menerawang hanya ada kegelapan dihidupnya.

Ingatannya berputar pada malam itu. Malam dimana hidupnya dihancurkan oleh seorang Arjun.

Flashback

Sore itu Arjun menghubungi Avelia untuk datang ke apartemennya. Awalnya Avelia menolak karena dia harus bekerja. Namun, lagi-lagi Arjun mengancamnya jadi dengan terpaksa Avelia datang.

Avelia melihat barang-barang berserakan dilantai. Arjun menarik tangan Avelia paksa membawanya ke kamar. Avelia panik dan memberontak. Namun, semua itu hanya sia-sia. Tenaganya kalah melawan Arjun yang memiliki postur tubuh besar darinya.

Arjun membanting tubuh Avelia di atas kasur. Perlahan laki-laki itu menindih tubuh mungil Avelia.

"Tolong gue, Avelia," desis Arjun mengerang, menahan sesuatu. Matanya terpejam dan terbuka secara perlahan dan bergantian.

Avelia menggelengkan kepalanya takut, ia menampar Arjun dan mendorong kuat tubuh laki-laki itu.

Dengan ketakutan yang luar biasa Avelia mencoba melarikan diri. Namun, lagi-lagi Arjun mencekalnya menarik lagi sampai Avelia terjatuh dikasur.

Arjun menatap Avelia tajam, amarah nya memuncak. Emosi dan hasratnya tak dapat dibendung. Mata Arjun menggelap, tanpa segan tangannya menarik rambut Avelia kuat. Tak peduli jika Avelia merintih kesakitan, kepala Avelia terasa panas.

"Sakit, Arjun, lepasin!" Aveliamenangis histeris. Tangannya berusaha melepaskan tangan Arjun yang semakin kuat menjambak rambutnya.

Rasa sakit dan takut menjadi satu membuat Avelia hanya bisa menangis, walau tubuh Arjun sempoyongan, sulit baginya untuk kabur. Selain laki-laki itu cekatan, tenaganya juga sangat kuat. Avelia tidak mampu melawannya.

"Berani lo nyuruh gue?" Arjun semakin bengis. Tangan satunya ia gunakan untuk menampar Avelia beberapa kali. Memberi pelajaran untuk gadis itu agar tak bermain-main dengannya.

Avelia berteriak kesakitan, bukannya berhenti Arjun malah semakin membabi buta.

"Masih berani ngelawan?" bisik Arjun ditelinga Avelia. Avelia menggeleng ketakutan. Air matanya terus menetes.

"Sakit, Arjun!" Avelia setengah merintih, isak tangisnya terus terdengar berharap Arjun berbelas kasihan padanya.

Arjun tersenyum miring melihat ketakutan Avelia. Suara kesakitan Avelia terdengar seperti irama musik yang memanjakan telinga.

Perlahan Arjun menarik baju Avelia hingga sobek, dan kehancuran mulai menghantam Avelia.

Flashback off

AVELIA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang