5

1.6K 111 21
                                    

Jay melempar asal pakaian basketnya lalu melempar kembali tubuhnya ke tempat tidur, kamar yang didominasi warna biru gelap itu terlihat sepi dan dingin, tidak ada suara selain dari deru nafasnya yang memberat.

Belakangan ini dia sering minum, meskipun umurnya 1 tahun lagi untuk legal, tetapi dia terbiasa dengan pergaulannya di Amerika, yah dia pulang dalam keadaan mabuk dan diantar oleh Jake.

Sedikit demi sedikit sekelebat memori yang berusaha disampaikan oleh otaknya, dalam keadaan setengah sadar dia melihat wajah seorang wanita yang samar-samar, wanita itu berusaha meraih tangan Jay, wajahnya penuh kesedihan.

Tanpa disadari ada tetesan air mata yang perlahan mengalir dari sudut matanya.

...

Pagi-pagi sekali Jay berangkat dan melewati ayahnya begitu saja di dapur, dia hanya mengambil cola lalu meninggalkan ayahnya.

"Jay Park! Sampai kapan kamu bersikap tidak sopan bahkan pada ayahmu sendiri!!?"

Ucapan Tn. Park tidak membuat Jay berhenti.

...

Jungwon bermain sendirian dilapangan basket, dia sengaja datang lebih subuh agar banyak waktu untuk latihan basket, dan tentunya tidak ketinggalan pelajaran pagi harinya.

Dia men-drible basket dengan lincahnya, jika dilihat tangan mulus dan lentik itu sangat kontras dengan bola basket.

"Kamu masih belum menyerah?!"

Saat menoleh Jungwon mendapati Jay yang berdiri sambil memasukkan tangannya ke saku, gesture yang terlihat angkuh, dia bersandar di pembatas lapangan basket.

Perkataan Jay tidak digubris, Jungwon bahkan melanjutkan permainannya seolah-olah Jay tidak ada disana, dan sama sekali tidak terlihat.

"Cih, keras kepala! Kukatakan sekali lagi, KAMU! TIDAK! LAYAK!"

penekanan suara Jay membuat Jungwon berhenti lalu melempar Jay dengan bola basket, dan benar saja lemparan itu mengenai wajah Jay, hingga sudut bibirnya memar, lagi-lagi karena Jungwon.

setelah mengusap ujung bibirnya, jay tidak melihat ada darah disana tapi perih.

"Brengsek"

"Aku akan menghancurkan wajahmu!!"

"Beraninya kau melemparku, Brengsek!"

Akhirnya keduanya kembali terlibat pekelahian, dan pada saat itu belum ada satu siswapun yang datang.

Jay menindih Jungwon yang notabene badannya memang lebih ramping dibandingkan Jay, tangan kirinya meremat kerah hoodie luaran Jungwon sedangkan tangan kananannya bersiap untuk meninju wajah Jungwon.

Saat ingin melajukan bogem ke wajah Jungwon, dia tiba-tiba menghentikannya,
Setelah tanpa sengaja memperhatikan wajah laki-laki dibawahnya.

Poni halusnya menitupi alisnya, dan beberapa helaian rambut menempel karena keringat, wajahnya juga halus tanpa goresan sedikitpun, dipipinya samar-samar terlihat rona merah mungkin karena suhu dingin, bibirnya kecil dan peach, tidak lupa matanya bulat sempurna, mata yang menyimpan banyak keberanian.

Tanpa sadar tangannya yang semula hampir mencekik Jungwon perlahan melonggar lalu pergi begitu saja meninggalkan Jungwon yang terbaring, sedangkan Jungwon berusaha mencerna kejadian yang baru saja ia alami.

...

"Apa kamu bertengkar lagi?"

Tanya Yuna sembari menggandeng Jay ke ruangan P3K. Sedangkan Jay tidak protes, jujur saja Jay merasa nyaman di samping Yuna, namun tetap saja dia adalah park Jay, dia terkenal playboy.

LOVE DISTANCE (Jaywon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang