17

1.7K 120 17
                                    

Flashback on
Jungwon berusia 14 tahun

"Jungwon ibu akan pergi ke Busan, kamu dirumah urus ayahmu tukang mabuk itu, ibu tidak betah"

Setelah ibunya pergi Jungwon lari memasuki kamar dengan gemetaran, bahkan air matanya pun tidak dapat ia bendung. Dia mengunci pintu kamarnya, lalu menggeser meja belajar dan lemari pakaiannya didepan pintu, untuk mengganjal jika pintu dibuka dari luar.

Dia memasuki bawah selimut dan menutup telingaya. Dia tidak pernah keluar dari kamar bahkan menahan lapar, dan tidak bergerak sepeserpun dari bawah selimut.

Brakkk

Brakkkkkkk

"Arghhhh bangsat! Dimana semua orang? Kenapa tidak ada makanan disini!"

Tengah malam Jungwon mendengar suara ayah angkatnya mengacaukan seluruh isi apartemen termasuk alat masak didapur semuanya dibanting.

Tuk tuk

Jungwon bisa mendengar suara langkah kaki itu mendekati kamarnya, keringat mulai membasahi tubuhnya, dia menggigit jari-jarinya, air mata tidak henti-hentinya mengalir dari sudut matanya.

Dia mendengar suara langkah kaki itu berhenti didepan kamarnya, samar-samar dia mendengar suara bisikan ayah angkatnya.

"Jungwon ayah tahu kamu didalam, ayo keluar"

"Jungwon!"

"Ayo keluar, jangan takut ayah tidak akan menyakitimu, ayah baik"

Namun tidak ada jawaban membuat ayah angkatnya emosi lalu mengambil botol minuman dan melemparkan ke pintu kamar Jungwon.

"Jika kamu tidak keluar sekarang, aku akan menghabisi wanita tidak becus itu saat dia pulang, yah mari kita lihat pisau apa yang cocok untuk wanita jalang sialan itu!!"

Mendengar ibunya terancam, ketakutan Jungwon semakin bertambah, air matanya semakin deras mengalir dipipinya, dia takut dan teringat saat ayah angkatnya itu melecehkannya di kamar mandi saat ibunya bekerja, hingga dia mengalami luka serius namun tidak ada yang peduli.

"Kamu pilih keluar atau ibumu mati!"
Ayah angkatnya menggores-goreskan pisau dipintu kamar Jungwon"

dengan gemetar hebat dia mendorong barang yang tadinya ia gunakan untuk mengganjal pintu. Dia memejamkan matanya sembari memutar kunci.

Saat di pintu Jungwon bisa melihat mata ayah angkatnya penuh kilat amarah, bahkan bisa saja dia dikuliti sekarang. Ayah angkatnya membuang asal pisau lalu merengkuh tubuh Jungwon seraya menggerayangi tubuh mungil dan rapuh tersebut.

Jungwon berontak namun mulutnya di ikat kain, lalu malam itu Jungwon benar-benar sudah dilecehkan. Dia tidak sadarkan diri, karena tengkuknya sempat di pukuli.

Jungwon terbangun di dalam kamarnya, matanya sudah kosong, di sudut bibirnya terdapat darah yang masih segar, bahkan tubuhnya semua terasa perih dan menyakitkan namun itu tidak seberapa dibandingkan trauma dan mentalnya yang membekas.

"Bangun bersihkan dirimu, aku belum puas!"

Jungwon disiram air oleh ayah angkatnya, Jungwon disuruh membersihkan semua kekacauan yang ia perbuat, mulai dari membersihkan serpihan kaca lalu membereskan dapur yang dibuat berantakan.

Dengan langkah lemah dan air mata yang terus berjatuhan, Jungwon di umur yang masih muda itu sudah memikirkan untuk mengakhiri hidupnya. Tidak ada gunanya dia hidup, tinggal apartemen terasa seperti neraka.

LOVE DISTANCE (Jaywon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang