Gadis Yang Ceria

92 8 7
                                    

Pagi hari yang begitu cerah. Matahari mulai menyinari kota Jakarta. Di dalam mansion yang cukup besar tampak seorang gadis cantik yang masih tertidur di kamarnya.

Namanya Kayla Nathalie Dirgantara yang kerap disapa Kay. Anak kedua dari pasangan Adam Putra Dirgantara dan Winda Naraya.

Kay gadis 11 tahun itu selalu ceria dan dia anak perempuan satu satunya di keluarga Dirgantara. Kay mempunyai rambut kemerah merahan.

Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah kelas 6 di semester 2. Kay masih tertidur pulas di kasur empuknya. Dan..

Tok.. Tok.. Tok

Suara ketukan pintu membangunkan tidur nyenyaknya. Lalu terdengar suara decit pintu yang terbuka. Dan tampak wanita yang berumur tiga puluh tahunan masuk ke dalam kamar Kay dan membangunkannya.

" Non Kay. Ayo bangun udah pagi waktunya bersiap ke sekolah." ucap sang wanita sambil mengelus lembut rambut Kay.

"Ehmm. Iya Bi. " ucap Kay sambil mengucek matanya kepada sang wanita yang ternyata pembantu sekaligus pengasuh Kay sejak kecil. Bi Inah.

"Ya udah. Bibi kebawah lagi ya. " ucap Bi Inah lembut dan bergegas turun kebawah untuk kembali bekerja.

Kay memang sangat dekat dengan Bi Inah. Dan Kay pun menganggap Bi Inah sebagai keluarganya sendiri.

Kay pun bangun dari tempat tidurnya dan bergegas bersiap ke sekolah. Setelah mandi Kay pun turun kebawah dengan seragam sekolah melekat di tubuh mungilnya untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

" GOOD MORNING EVERYBODY. PUTRI CANTIK NAN JELITA SUDAH BANGUN. " teriak Kay menggelegar di seluruh mansion.

"Astaga Kay ini mansion bukan hutan. Jangan teriak teriak napa. " ucap sang bunda sambil memegang dadanya karena kaget meskipun hal ini sering terjadi.

"Hehehe peace, Mama kebiasaan. " ucap Kay sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

Keluarga Kay hanya menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah laku putri kecilnya.

Sarapan bersama pun mulai berlangsung. Tidak ada pembicaraan apapun hanya ada suara dentingan sendok. Karna itu sudah menjadi tradisi keluarga Dirgantara, tidak boleh makan sambil bicara, karna dianggap tidak sopan.

Acara makan bersama pun sudah selesai dan Kay bergegas berangkat ke sekolah diantar oleh supir keluarganya yaitu Mang Didi. Kay berangkat ke sekolah bersama sang kakak yaitu Ryan Badi Dirgantara dikarenakan mobil Ryan sedang di perbaiki di bengkel. Ryan sudah memasuki kelas 12 dan sebentar lagi lulus.

Selama perjalanan Kay dan Ryan bersenda gurau. Kay dan Ryan sangat dekat dan akur. Ryan sangat suka menjahili adiknya karena bagi Ryan wajah cemberut Kay sangat menggemaskan.

Kay sudah sampai di sekolahnya dan bergegas masuk ke kelas. Proses belajar mengajar pun berjalan lancar dan Kay sudah kembali ke mansionnya.

Sekarang Kay berada di ruang keluarga bersama sang adik yaitu Raffa Aksa Dirgantara. Dan Kay suka memanggilnya Affa. Raffa masih berusia lima tahun dan dia masih cadel. Kay sedang bermain bersama Raffa di ruang keluarga.

"Affa, lihat nih kakak punya apa" ucap Kay sambil memperlihatkan kotak sedang yang tidak tahu apa yang ada di dalamnya.

"Apa itu Kak Kay? Affa mau liat" tanya Raffa dengan mata berbinar binar menunggu isi dalam kotak itu.

"Affa mau liat? Kasih liat gak ya. " ujar Kay yang membuat Raffa sedikit kesal karena dia sudah tidak sabar ingin tahu apa isinya.

" Ayo lah Kak. Affa mau liat. " rengek sang adik.

Kenapa Aku?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang