Beruntungnya anak-anak mudah dialihkan pemikirannya, dan meski Thalia lumayan kepikiran, dia sudah punya banyak tameng untuk itu semua sesuai ungkapannya.
Usai sarapan, mereka pun berangkat ke sekolah si kembar, saling cipika cipiki, memastikan tak ada keberadaan Bryan, barulah Thalia menuju ke tempat berikutnya.
ZeeTwinsGymnastic. Gym yang merupakan miliknya.
Thalia masuk ke sana dan beberapa orang, mulai menyapanya.
"Pagi, Coach!"
"Pagi!" Thalia melepaskan rompinya, kemudian baju lengan panjang yang selalu dia pakai, tampaklah di sana tubuh fit dan terlihat agak berotot khas wanita. Tak bulky seperti pria, tetapi lumayan tampak signifikan kelihatan jauh lebih berisi dan keras.
Setelah cukup lama mengurus gym dibantu kaki tangan kepercayaannya, Thalia lalu menuju ke tempat berikutnya, tempat utama wanita tersebut bekerja. Sebuah organisasi swasta yang menyediakan jasa khusus penjagaan, bodyguard, debt collector, dan ragam jasa yang bisa dimanfaatkan dari para pria dan wanita ahli dalam bidangnya. Tentunya, dilarang melanggar hukum. Di sana pula pelatihan bela diri khusus, dijalani tiap anggota.
Ini organisasi yang masih agak baru dan hanya merambah di kota ini saja, tetapi sudah lumayan perkembangannya. Tinggal dibesarkan lebih baik lagi, maka ... tak akan ada yang macam-macam dengannya.
"Halo, Bos, gimana Zoya dan Zayn di hari pertama mereka?" tanya seorang pemuda dengan senyum merekah pada Thalia.
"Good." Jawaban Thalia singkat, padat, dan lugas.
"Senang dengarnya, Bos, apa--"
"Bisa kamu pimpin Tim C untuk penjagaan calon walikota nanti? Tampaknya ketua masih punya banyak kesulitan. Dan oh, tolong panggilkan semua Tim C ke sini!"
"Ba-baik, Bos." Pemuda itu keluar dari ruangan Thalia, sembari menggerutu. "Asli, dingin banget, Bos gak kesentuh, gue makin kagum sama dia."
Setelahnya, pemuda itu beranjak pergi dari sana.
Thalia memang tak membuka hati pada siapa pun, tak ada lagi rasa cinta, semuanya habis tak bersisa untuk orang lain, selain anak-anaknya dan dirinya sendiri. Semua itu sudah amat memuakkan, apalagi tahu soal Bryan Urianto, makinlah dia ingin muntah darah sekalian. Dia pun sudah memerintahkan seseorang mengawasi Bryan, tetapi tak ada perkembangan lain selain Bryan masih dirawat di rumah sakit, hanya itu.
Yang dia lakukan hanya satu, berada di pangkat predator di dunia yang punya hukum liar; diinjak atau menginjak. Fokusnya hanya itu, berbekal kemampuan intelegensi serta merta kharisma yang ada, Thalia bersaing andal demi dendamnya.
Karena keberadaan Bryan saat ini, entah kenapa pula membuat Thalia kepo dengan yang lain, yaitu keluarga sedarahnya yang entah bagaimana nasibnya saat ini. Kebencian ini benar-benar membuat malas melihat ke sana, selain karena memang merasa tak terlalu kuat posisi untuk keluar dari zona ini, haruskah Thalia menyewa seseorang mematai-matai sana?
Sepertinya ... bisa.
Saat asyik memikirkan itu, Thalia mendapatkan pesan jika Bryan keluar dari rumah sakit dan sepertinya mencari rumah untuk disewa. Pria ini sepertinya sangat serius dengan siasat manipulatifnya, rasanya Thalia ingin pindah, tetapi oh, tak akan.
Dia akan membuat Bryan menyerah, tak mengejarnya, karena wilayah ini wilayahnya. Thalia tak akan kabur lagi.
Sementara itu, di satu sisi ....
Bryan telah mendapatkan rumah tempatnya untuk menyewa, tidak terlalu jauh dari rumah Thalia, tetapi pula tak sedekat itu. Pria yang masih memakai perban tersebut memang sengaja sedikit menjaga jarak, ada rasa takut tetapi sangat ingin menyentuh hati Thalia, setidaknya sekali lagi.
Mungkin jika bukan dari Thalia, perantara anak mereka ... anak-anak gampang dibahagiakan sepertinya, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Mommy
Romance"Kenapa cuman mandul? Padahal gue berdoa biji lo meledak!" Thalia Sadaf hamil di luar nikah tepat setelah lulus SMA, hingga ia yang pada dasarnya tak pernah diinginkan pun akhirnya benar-benar dibuang dari keluarga. Bahkan, kekasihnya yang merupakan...