★☆★
•Malioboro
11 Februari 2023
Pukul 19.00
☆Di gedung SGroupJ.
➷Renafi masih mengamati laptop miliknya yang menampilkan banyak kejadian di setiap ruangan. Hingga suara dengkuran terdengar dari dalam, Renafi membuka pintu tersebut mengintip ke dalam, di lihatnya Pak penjaga tadi telah tertidur pulas.Renafi segera mendudukan tubuhnya di dalam ruangan itu, Ia menatap lekat komputer monitor yang tersambung kepada CCTV tiap ruangan di gedung ini, salah satu bagian CCTV loby dalam keadaan gelab, karena Renafi yang memberikan virus di CCTV tersebut.
Kemudian ia menatap laptopnya, virus yang Renafi berikan di CCTV tidak berpengaruh pada layar laptop Renafi, ia masih dapat melihat keadaan di loby yang mana tadi terdapat Duo J, sekarang mereka sudah tidak ada di loby tersebut, setelah mereka menyeret dua office boy ke dalam gudang, mereka masuk ke dalam ruangan Alat-alat kebersihan.
Renafi melihat jam yang ada di handphonenya, pukul 19.00 tepat.
Mata Renafi masih lekat menatap laptop miliknya, sudah banyak tamu undangan yang datang ke dalam gedung, begitupun dengan maid yang mengarahkan mereka menuju acara.
Renafi membulatkan matanya kala melihat perawakan Duo J tengah mendorong seperangkat alat kebersihan, Renafi mengangguk, kemudian ia memegang tombol earpiece yang ada di telinganya. "Sean?"
"Apa, Ren." Terdengar samar suara Sean di seberang sana.
"Masuk ke dalem, tamu undangan udah pada dateng."
"Oke."
Kemudian atensi nya beralih kembali pada laptop, Ia melihat Sean tengah berjalan menuju pintu masuk, Sean tengah di cek menuju ke dalam ruangan serta undangan yang di minta oleh petugas keamanan.
Pandanganya beralih menuju loby, Ia melihat Saka dengan jas berwarna hitam dan dasi berwarna biru dongker yang berada di dadanya, Ia tengah berjalan menuju ruangan utama tempat peresmian.
Kemudian, di ruangan lain, Ia melihat Sean tengah mengambil minuman dan berbincang sejenak dengan orang di sana.
"Yan, Saka ada di deket kue tinggi sebelah kiri, dia lagi ngobrol di sana." Ujar Renafi sembari memegang earpiecenya.
"Oke Ren" Suara Sean di seberang sana mengudara.
Melihat laptop, Renafi mengangguk kala Sean sudah melangkahkan kakinya untuk beranjak dari tempatnya.
'Brak'
Renafi terlonjak kaget kala pintu ruangan ini di buka lebar, ia menoleh ke belakang. Terpampanglah pria dewasa dengan tubuh atlentis yang tengah menatap Renafi tajam.
"Bukankah anak SMA seharusnya tidak perlu ikut campur?"
Sial.
.
.
.
"Untuk bisnis mungkin nanti akan saya optimalkan lagi, karena SGroupJ akan jatuh ke tangan saya 100% begitupun dengan yang ada di Prancis, kita tinggal menambah kinerja dan mencari para investor." Saka berbicara dengan laki laki paruh baya yang ia kenali, tanganya memegang gelas berisi sirup berwarna merah.
"Padahal jiwa mu masih muda, tapi pola pikirnya sudah sampai sana ya." Kata pria paruh baya itu mengangguk menatap Saka.
Saka menyeruput sirup yang ada di gelas. "Muda untuk bangsa, pak." Katanya sembari tertawa.
'Bruk'
Saka memejamkan matanya kala perempuan tidak dikenali yang tengah memegang handphone itu menabraknya. Jas dan wajah Saka terkena sirup berwarna merah itu, ia menatap perempuan paruh baya tersebut dengan kesal.
Mungkin, jika ini bukan acara formal, Saka akan berteriak kesal, ia masih ingin hidup tenang dengan tidak memviralkan dirinya sendiri jika berteriak di tempat ini.
"Saya permisi ke kamar mandi dulu ya, Pak." Ujarnya berpamitan ke arah laki-laki paruh baya yang sedari tadi berbincang dengannya.
.
.
Di sisi lain, tidak jauh dari tempat Saka berpijak, Sean tengah melangkahkan kakinya menuju tempat yang di arahkan oleh Renafi.
'Prang'
Atensi Sean beralih kepada sisi di keriuhan yang berada di sampingnya, dua Office Boy yang tengah menundukan kepala, Mereka baru saja menjatuhkan banyak gelas berisi sirup, Sean mengintip kerumunan tersebut.
"Oh, duo J." Gumamnya, mereka melakukan ini karena ingin mengalihkan perhatian.
Dan benar saja, sebagian dari mereka mengerubungi duo J yang tengah di marahi oleh atasan mereka.
Sean tetap melangkahkan kakinya, ia masih mengedarkan pandanganya, terlalu fokus mengamati hal di depanya ia tidak sadar bahwa ia sedang dalam bahaya.
"Mmm—" Sean di bekap oleh orang yang tidak dikenal yang sedari tadi mengikuti di belakangnya tadi, gerakan mereka secepat kilat, hingga Sean tidak sempat menghindar.
Setelah 1 menit di bekap ia tidak dapat mempertahankan kesadaranya, ia terkulai lemas jatuh pingsan. Hal yang terakhir ia lihat adalah, Ia yang di bawa menuju mobil oleh sekelompok orang berpakaian hitam.
"Sean!"
.
.
.
.
Pria dewasa berprawakan atlentis itu sudah terkulai lemas karena hasil perbuatan alat penyetrum yang di ciptakan oleh Javio. Renafi menghela nafas setelah terjadi sedikit saling pukul memukul hingga akhirnya ia menyetrum laki-laki di depannya ini.
Renafi menatap ke arah laptopnya kala melihat sekelompok berpakaian hitam membawa seseorang, pandanganya terus terpaku hingga ia mendapati atensi seseorang.
Jantungnya berhenti sejenak, kemudia ia memencet tombol di earpiece nya. "Javio, Jaendra, ayo kita keluar dari gedung. Mereka salah sasaran. Mereka bawa Sean!" Teriak Renafi.
Setelah menghubungi dua teman nya, ia langsung menghapus semua yang ada di rekaman CCTV Monitor gedung.
Setelah di rasa semua sudah aman kemudian ia bergegas merapihkan laptop dan memasukanya ke dalam tas.
"Sial, ini semua di luar prediksi." Gumamnya sembari berlari keluar dari ruangan ia akan menuju mobil milik Sean yang ada di parkiran.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3]Future; Renjun (✔️)
Fantasia[COMPLETED] Renafi mengetahui masa depan! hal itu menjadi sebuah keuntungan, dan sebuah kerugian secara bersamaan bagi Renafi. Karena ia tahu masa depan apakah ia akan menggagalkan rencana atau takdir yang akan terjadi? itu bukan hal yang akan Renaf...