vi.➷Black Aura

62 15 0
                                    


[ vi ] Aura Hitam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

[9 Februari 2023]

Renafi terbangun dari tidurnya, jam sudah menunjukan pukul 5 pagi. Mimpi kejadian 3 tahun yang lalu masih terbayang jelas di ingatanya. Dan hal tersebut menjadi trauma terbesar Renafi untuk tidak sembarangan menggunakan kekuatanya.

Ia jadi teringat temannya Aksa. Bagaimana kabarnya ya? Terakhir kali Renafi mendengar teman sialannya itu, ia cidera karena lomba renang terakhirnya. Dan orang tuanya membawa Aksa ke Singapura. Sayang sekali, Renafi belum sampai membalaskan demdamnya.

Karena kejadian itu, Renafi terus di jauhi temannya. Hingga dia bertekad untuk mencari tahu, siapa yang menyebarkan berita itu di base sekolah. Dan karena itu, Renafi dapat meretas akun, bahkan ia sekarang dapat meretas apa saja.

Renafi membuka jendelannya, sembari menghirup udara subuh pagi ini. Ia beranjak menuju meja yang di atasnya sudah tersedia laptop miliknya. "Kita lihat, akun sekolah hari ini, ada gosip apa." Katanya sembari mengetikan sesuatu di keyboardnya.

.

.

.

.

.

"Merugikan." Jari tangan Renafi masih menari di atas keyboard laptop, ia mendecih terkadang bergumam mengumpat tentang isi akun sekolahnya.

Jaendra yang mendengar apa yang di ucapkan Renafi lantas merapatkan diri, melihat apa yang di lihat Renafi sedari tadi. "Itu, akun base, apa akun gosip?" Ucap Jaendra sembari menggeleng.

"Gosip berkedok menjatuhkan mental ini mah, Ndra. "

Beberapa kali Renafi menggulir layar laptopnya, ia sekarang berada di laman  akun instagram milik seseorang yang memiliki akun gosip tersebut. Laman yang menampilkan banyak akun base 'bodong' yang mengatas namakan 'SMANSA' SMA ANGKASA. Padahal itu hanyalah pemilik akun yang ingin menyebarkan gosip tidak bermutunya.

"Delete, Delete. " Ucap Renafi sembari mengklik tombol, hapus.

"IYA BU, CILOK 10 Ribu YA!"

Renafi memejamkan matanya mendengar teriakan Sean yang rasanya dapat menulikan telinganya kapan saja. Mereka sedang berada di kantin andalan, namun sekarang mereka tidak berformasi lengkap, karena Saka yang sedang ada urusan dan Javio yang sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas yang tak ada habisnya.

Jaendra masih berada di samping Renafi sembari melihat ke arah laptop, Ia mengalihkan pandanganya kala Renafi menghentikan aktivitas menghapus akun sampah tersebut.

"Sabar, Ren. Dia temen lu" Jaendra mengelus pundak Renafi kala merasakan bahwa Renafi akan berteriak setelah Sean yang memesan makanan tanpa adab itu.

Renafi menghela nafas, "Anak-anak sultan emang beda."

"Gue pengen gitu, ke rumah Saka. Terus ambil hartanya, walaupun dia milih ngekos biar kelihatan miskin." Jaendra menumpu kepalanya dengan satu tangan. Ia membayangkan jika ia berhasil menjarah harta milik Saka.

"Ngimpi!" Tangan Renafi sudah melayang di kepala Jaendra.

"Buset dah nggak mau dukung temennya. "

"Dukung kriminal yang ada."

Jaendra mendengus. "Dahlah males." Ucapnya seraya membuka proposal yang sedari tadi ada di hadapanya, cover depan proposal tersebut bertuliskan. 'Garis Besar Haluan Organisasi SMANSA'.

Sean yang melihat kedua temannya sudah sibuk, lantas menghampiri mereka sembari membawa cilok yang di taruh plastik itu. " Sibuk banget, sih kalian" Ucapnya sembari menyuapkan satu cilok dengan tusukan lidi.

"Lo nya aja yang emang nggak ada kerjaan. "

"Ya. Emang bener sih Ren."

Saka mendudukan tubuhnya di kursi, ia menatap ke arah depan, menyaksikan siswa siswi yang tengah berlalu lalang untuk mengisi perut mereka. Hingga atensinya jatuh ke arah dua manusia yang sangat ia kenali.

Saka menghampiri meja kantin mereka dengan satu tangan memegang handphone, dan Javio memasang wajah lelah.

"Woy!" Saka berteriak seraya mendudukan tubuhnya.

Jaendra mengangkat kepalanya menatap Saka dan Javio bergantian, lalu kembali menundukan kepalanya melanjutkan membaca, sedangkan Renafi ia belum terganggu.

"Sibuk banget dah" Kata Javio, ia melangkahkan kakinya menuju warung cilok yang tadi Sean beli.

Tidak butuh waktu 5 menit, Javio sudah membawa cilok kuah miliknya yang sudah di taruh mangkok kecil.

Renafi mengangkat kepalanya.

Ia mematung sejenak, saat atensi nya terpaku pada Saka yang tengah mengotak atik handphonenya. Renafi menatap Saka hingga ia mengedipkan matanya berkali-kali, ia mengucak matanya. Bahwa yang ia lihat tidak benar.

"Kenapa Ren?" Tanya Jaendra, saat sadar tingkah Renafi yang mulai aneh.

"Gue punya berita bosht" Saka berucap dengan wajah berbinar miliknya.

"Apa?"

"2 HARI LAGI GUE MAU PERGI KE YOGJA. ASIK!"

Sial. Ini yang mengakibatkan aura warna hitam yang mengelilingi Saka. Saka akan terkena petaka dalam waktu dekat?


★★★

★★★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

[3]Future; Renjun (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang