xvii. ➷Misdirected

42 9 0
                                    

★☆★

101% Fiksi ya guys!
Letak tempat hanya pemanis saja.

.

.

.

Duo J, menundukan kepalanya memasang wajah sedih. Padahal, dalam hati mereka sudah tak ada henti-hentinya menyupah serapahi atasan yang ada di depanya. Karena harga diri mereka tengah di jatuhkan.

'krsk'

'krsk'

"Javio, Jaendra, ayo kita keluar dari gedung. Mereka salah sasaran. Mereka bawa Sean!"

— tut

Suara-samar suara terdengar di telinga Javio dan Jaendra yang terdapat earpiece.
Suara Renafi mengudara di seberang sana, mereka mematung mendengar penyataan dari Renafi.

Javio dan Jaendra saling bertatapan, "l a r i. " Gerakan mulut dari Javio mampu di mengerti oleh Jaendra.

Tangan Javio yang berada di bawah mengisyaratkan.

1

2

Mereka berlari membelah kumpulan orang yang tengah menatapnya mengintimidasi, persetan tentang luka yang akan ia berikan karena beberapa yang mereka tabrak sampai terjatuh ke lantai.

Mereka berlari menuju pintu utama.

"Sean!"

Langkah mereka terhenti kala mendengar suara seseorang yang sangat familiar di telinganya. Mereka menatap ke arah orang tersebut, begitupun dengan orang yang berteriak tadi, mereka saling bertatapan.

"Woy, JAENDRA JAVIO! Jangan lari!" Teriakan dari Saka masih mengudara di gedung tersebut, ia juga berlari untuk mengejar duo J.

Sembari berlari mundur ia menatap tamu undanganya satu persatu. "Terimakasih udah hadir, acaranya akan saya adakan 2 hari lagi! selamat menikmati hidangan." Ujarnya kemudian membalikan tubuhnya kedepan ia berlari sekuat tenaga mengejar sahabatnya yang sedang menyamar tersebut.

Jaendra dan Javio masih berlari. "Ini kenapa kita lari dari Saka bjir?" Tanya Jaendra berteriak.

"Udah ikutin gue aja." Javio masih tetap berlari dengan keringat bercucuran.

Jaendra dan Javio tengah berlari menuju parkiran letak mobil Sean di parkirkan tadi, setelah melihat bahwa sedikit lagi mereka sampai ke tempat itu, Jaendra menghela nafas.

Duo J masuk ke dalam mobil dengan kasar.
"Gue mau mati anjir." Ucap Jaendra menyenderkan tubuhnya di kursi depan. Renafi terlonjak kaget karena pintu mobil milik Sean di buka secara kasar.

Javio menetralkan nafas, "Gimana bisa anjir salah sasaran?"

"Gue juga nggak tau, kayaknya mereka kira Sean itu Saka. "  Ucap Renafi.

'Brak'

'Brak'

Ketukan brutal dari seseorang di luar mampu membuat mereka kaget setengah mati. Javio menurunkan kaca mobilnya.

"Kita perlu bicara. "

☆★☆

  "Gitu, Sak. "

Javio menjelaskan dari awal rencana mereka sampai mereka sampai di titik ini. Oknum penggedoran kaca mobil tadi, tidak lain dan tidak bukan adalah Saka.

[3]Future; Renjun (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang