Gone

454 25 0
                                    

Tentang keraguan hati dan kemampuan diri dalam mempertahankan hubungan __Lisa.







____________________
____________________








"Kita mau kemana, sayang?" Gadis pirang bertanya dengan berjalan perlahan karena kedua matanya di tutup dengan sehelai kain.

"Nanti kamu juga akan tahu" sahut gadis yang menuntunnya.

"Tada!" Lisa membuka penutup kain dari mata gadisnya.

"Wow,sungai Han!" Gadis pirang menyambut riang begitu melihat pemandangan salah satu sungai yang terkenal di Korea.

"Bukankah dari dulu kamu ingin ke sini?" Tanya Lisa menatap lembut gadis yang di sebelahnya.

"Iya" jawabnya cepat dan matanya tak berkedip memandangi sungai Han.

"Makasih Lisa telah mewujudkan salah satu keinginan ku" gadis itu merengkuh Lisa kedalam pelukannya.

"Sama-sama sayang" Lisa mengecup pipi gadisnya dengan lembut.

"Setelah dari sini,aku punya kejutan lainnya lagi" lanjut Lisa.

"Apa itu?"

"Rahasia " Lisa tersenyum dengan memutar tubuhnya dan memeluk Chaeyoung dari arah belakang.

Ya, Chaeyoung adalah nama gadis pujaan hatinya dan telah menjadi kekasihnya selama setahun.

"Aku sudah puas disini, sekarang berikan kejutan lainnya" Chaeyoung mengelus tangan Lisa yang berada di perut seksinya.

"Baiklah" Lisa mencuri ciuman di pipi chubby Chaeyoung.

"Lisa! Ada banyak orang disini" kaget Chaeyoung dengan wajah memerah.

Lisa selalu bersikap semaunya dan tak akan pernah memperdulikan orang lain kecuali Chaeyoung,sang kekasih hati.

"Ayo sayang" Lisa meraih jemari tangan si gadis pirang dan tak memperdulikan ocehannya.

"Kita akan naik sepeda!" Seru Lisa memamerkan benda itu pada Chaeyoung.

"Darimana kau mendapatkannya?" Tanya Chaeyoung dengan gembira.

Sungai Han dan menaiki sepeda adalah dua hal yang sangat ingin ia lakukan dari dulu tanpa larangan dari siapapun termasuk kekangan dari keluarganya.

"Aku menyewanya di sekitar sini" Lisa mendudukkan Chaeyoung di belakang dan mulai mengayuh sepeda dengan perlahan.

"Aku sangat senang, Lisa! Uhh wow!" Seru Chaeyoung dari belakang seolah mendapat hadiah berharga.

"Pegangan yang erat" Lisa berkata senang karena dapat memberikan kebahagiaan pada kekasihnya walaupun hanya hal kecil seperti ini.

Lisa mengayuh sepedanya lebih kencang hingga Chaeyoung harus mengeratkan tangannya di pinggang Lisa.

Setelah satu jam mengelilingi sekitar sungai Han dengan bersepeda,Lisa membawa Chaeyoung duduk lesehan di rerumputan sambil menikmati sore hari.

"Chaeyoung ah?"

"Iya Lisa"

"Jangan pernah lupakan aku ya" Lisa melihat Chaeyoung yang sedang memejamkan mata akibat semilir angin.

"Tidak akan Lisa" Chaeyoung meraih jemari Lisa dan mengecupnya sebentar.

"Kau tahu kan,aku sangat mencintaimu" Lisa membawa tubuh Chaeyoung ke atas pangkuannya dengan wajah yang berhadapan.

"Aku tahu" ucap Chaeyoung malu akan tatapan cinta dari Lisa.

"Terimakasih untuk hari ini. Aku sangat bahagia" ucap Chaeyoung tulus.

"Kebahagiaan mu adalah yang utama bagiku" Lisa memeluk Chaeyoung dengan erat dan meneteskan air mata tanpa sepengetahuan gadisnya.

"Aku minta maaf, Chaeyoung" batin Lisa.








___________________
___________________







Gadis pirang berambut panjang itu memeluk tubuhnya sendiri sambil mengeratkan kedua mantelnya karena cuaca di Korea sangat dingin pada malam hari.

Matanya kosong menatap lurus ke depan. Jika tempo hari, sungai Han adalah tempat terindah baginya tapi sekarang tempat ini menjadi tempat paling menyeramkan dalam hidupnya.

Sesekali ia melihat pada benda persegi yang berada dalam genggamannya, berharap sang pacar membalas semua pesan yang ia kirimkan beberapa hari yang lalu.

"Apa yang terjadi, Lisa?" Gumamnya dengan meneteskan air mata.

"Kau berbohong padaku!"

Gadis ini semakin menangis hingga hidungnya memerah.

"Nona,kita harus pulang sekarang" sang bodyguard terlihat khawatir pada anak majikannya karena sudah terlalu lama berada di luar rumah.

"Aku masih ingin menunggu seseorang" katanya sedikit pelan.

"Tapi nona,aku takut tuan Park marah" sang bodyguard bersungguh akan kalimatnya.

"Kau tidak perlu cemas,aku yang akan berhadapan langsung dengan appa"

"Sekarang pergilah, tinggalkan aku sendiri" gadis pirang menoleh setelah mengusap air mata di wajahnya.

"Baiklah" sang bodyguard pergi dan meninggalkan kunci mobil padanya.

Seperti tak kenal lelah,gadis yang bernama Chaeyoung tersebut melakukan panggilan telepon pada seseorang dan yang ia dapatkan tidak ada jawaban sama sekali.

Chaeyoung menangis lagi.

Jikalau saja ia tahu bahwa jatuh cinta pada seseorang sesakit ini, Chaeyoung tak akan pernah mau menjatuhkan hatinya pada siapapun, termasuk Lisa.

Gadis itu meninggalkan Chaeyoung tepat sehari setelah ia bersikap manis dan mengabulkan semua keinginan Chaeyoung.

"Chaeyoung?" Seseorang menyapanya.

"Mengapa tak membalas pesanku?" Gadis yang bernama Jennie duduk di sebelahnya.

"Kau bisa tahu aku disini. Tapi kenapa Lisa tak pernah datang kemari?" Chaeyoung memeluk tubuh sahabatnya dengan erat.

Jennie dapat merasakan patah hati sahabatnya dan hanya mampu mengusap punggungnya dengan pelan tanpa berniat menyela.

Setelah di rasa cukup dan Chaeyoung sedikit lebih tenang, Jennie mengusap wajah gadis pirang dengan pelan.

"Aku ingin memberitahu mu sesuatu" ucap Jennie dengan pelan dan sangat hati-hati.

"Ada apa?"

"Chaeyoung" Jennie mengeratkan tangannya pada genggaman gadis itu.

"Lisa telah meninggal dunia"

Seketika dunia Chaeyoung runtuh dan ia merasakan pandangannya gelap hingga tak mendengar apa yang di ucapkan oleh Jennie selanjutnya.







____________________
____________________







End





____________________
____________________






Berpisah karena maut memisahkan adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini daripada di selingkuhi.

Hargai setiap momen bersama orang tercinta, karena kita tidak tahu hal apa yang akan terjadi nantinya.

WHAT ABOUT US[CHAELISA]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang