3

57 7 0
                                    

Author's POV

Hari ini rumah megah itu terlihat sepi sebelum kedatangan Eliza yang sedikit memberi warna untuk rumah itu. Hari pertama kepergian Eliza, malamnya Ran merasakan panas ditubuhnya, bahkan napasnya seakan bisa membakar apapun menurutnya. Rui sudah melakukan apapun untuk merawat Ran, tapi bukannya sembuh Ran terlihat semakin parah.

Hari kedua, Ran batuk darah hingga membuat pandangannya buram. "Ma-master apa yang terjadi?" Rui berteriak dan berlari menghampiri Ran yang terduduk dengan darah ditangannya.

"Tidak apa-apa. Bantu aku ke ranjang." Rui sudah menangis dengan berusaha memapah Ran menuju ranjangnya.

"Jangan menangis Rui, aku tidak apa-apa." setealah mengucapkan itu Ran kembali terbatuk.

"A-apa aku perlu memberitahu Nona?" Ran menggeleng.

"Tinggalkan aku sendiri, kamu bisa melanjutkan kegiatanmu." Rui menggeleng keras dengan derai air mata.

"Ini perintah Rui." Ran memberi Rui tatapan tajam, membuat Rui dengan ragu meninggalkan Ran yang kesusahan dalam bernapas. Bahkan Ran tidak sadar kapan ia sudah tak sadarkan diri.

"Nona. Jangan tinggalkan saya." Ran melihat sosok hitam yang berjalan ke arah sungai.

"Nona!" panggilan Ran membuat sosok itu berbalik, Ran berlari dan mendekapnya sangat erat.

"J-jangan pergi." Ran menangis disana.

Sosoknya membalas pelukan Ran, "Aku tidak akan pernah meninggalkan Ran, jadi jangan cengeng sebagai pria." ucapnya diakhiri dengan kekehan ringan.

"Ran menangis karena takut Nona meninggalkan aku." sosok itu menghapus air mata Ran.

"Ran badan kamu kenapa sangat panas?!" Eliza terkejut untuk kedua kalinya. Pertama saat dirinya baru mendudukan dirinya di ranjang Ran tiba-tiba membuka pintunya dan segera memeluknya, dan yang kedua ia memeluk dengan tubuh yang panas.

"Nona." gumam Ran.

"Sebaiknya kamu berbaring." Eliza mencoba membaringkan Ran di kasurnya. 

"Tunggu disini, aku akan mengambil handuk basah dan obat untukmu." Eliza menyelimuti Ran yang sudah basah karena keringat.

Ran menahan langkah Eliza. "Sebentar ini tidak akan lama, ok?" bukannya melepaskan, Ran menarik tubuh Eliza, membuatnya jatuh menindih tubuhnya.

Ran memeluknya erat. "Aku mohon tetap disini Nona." Eliza menatap wajah Ran. 

'Dia sedang tidak fokus.' batin Eliza lalu menuruti kemauan Ran.

"Baiklah." dan Eliza memposisikan dirinya disamping Ran dengan Ran yang tidak melepaskan pelukannya. Karena memang rasa lelah sudah menyelimuti Eliza, ia akhirnya ikut terlelap.


Ran mengerjap saat mendengar suara mangkuk yang diletakkan di meja. "Ah! Master maaf apa aku membangunkan anda?" Rui gelapan saat tiba-tiba Ran membuka matanya. Bukannya menjawab Ran hanya menatap sekitar.

'Kenapa aku bisa ada dikamar ini?' batin Ran.

"Master, Nona sudah pergi pagi-pagi sekali tadi dan menitipkan beberapa obat untuk Master." Ran menatap Rui dengan wajah masih memerah karena masih demam.

Ran kembali terbatuk membuat Rui segera memberikan obat dan meminta Ran untuk meminumnya.

...

"El." suara pria memanggil Eliza yang kini sedang istirahat di kantin rumah sakit, membuatnya menoleh mencari siapa yang memanggilnya.

"Kak Yuki." Eliza langsung memeluk Yuki.

"Bagaimana kakak bisa ada disini? bukannya kakak di Rusia?" tanya Eliza setelah mereka duduk berhadapan.

"Kakak dipindahtugaskan disini." Eliza terkejut.

"Benarkah?" Yuki mengangguk.

Yuki adalah teman masa kecil Eliza, setiap saat mereka selalu menghabiskan waktu bersama bahkan saat sekolahpun selalu disekolah yang sama. Mereka perpisah karena pekerjaan Yuki yang sebagai anggota militer mengharuskannya pindah ke Rusia. Dan selama 8 tahun mereka tidak bertemu.

Karena kerinduannya terhadap Yuki, Eliza menghabiskan waktu luangnya bersama Yuki selama 10 hari tanpa terasa. Selama itu pula Eliza tidak pernah kembali ke rumah neneknya.

Saat sedang berbincang dengan Yuki di bangku taman tiba-tiba lubang hitam menarik Eliza dengan cepat membuat Yuki tidak bisa mencegahnya. Yuki yang ditinggal kalang kabut mencari Eliza. Sedangkan Eliza kini ada dirumah neneknya dengan Ran yang memeluknya dilantai dengan darah disekitar mulutnya.

"Ran!" Eliza terkejut dengan penampilan Ran yang begitu kacau, bahkan badannya sangat panas. 'Apa Ran tidak meminum obatnya?' pikir Eliza.

"J-jangan tinggalkan aku Nona."





...

Tbc
January 25, 2024
16.24 WIB

I'm On EdgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang