12

30 6 0
                                    

"Dimana Soo Hee?" tanya Taishi tanpa menjawab pertanyaan pria di depannya.

Dengan linglung pria bernama Outsuka itu menjawab, "Kenapa Yang Mulia bertanya mengenai istri saya?"

Taishi mengepalkan tangannya saat Otsuka menyebut Soo Hee sebagai istrinya. Dengan amarah yang masih memengaruhi Taishi tanpa perasaan ia menebas Otsuka dan bertepatan saat itu Soo Hee keluar karena sang suami tidak kunjung kembali.

Betapa terkejutnya Soo Hee saat itu hingga suara ingin berteriak tertahan di tenggorakannya, ia menatap horor suaminya yang berlumur darah dengan tubuh yang bergetar. Ia berjalan mendekati tubuh suaminya dengan wajah menangis.

"Apa yang anda lakukan pada suamiku?!" Soo Hee menatap tajam Taishi yang berdiri menjulang di sampingnya.

Dengan mata yang dibutakan kemarahan, Taishi segera menarik Soo Hee atau lebih tepatnya menyeret dia kembali ke istana.

"Yang Mulia lepaskan saya!" Soo Hee berteriak dengan memberontak bahkan pergelangan tangannya memerahpun tidak dipedulikan lagi.

"Kenapa anda melakukan ini?" Taishi tetap diam hingga mereka sampai di istana, Soo Hee dibuat terkejut dengan keadaan istana yang tidak jauh berbeda dengan kediaman suaminya.

"TAISHI!" Suara menggelegar saat Taishi dan Soo Hee sampai membuat mereka menatap orang yang berjalan cepat ke arah mereka.

"Kau keterlaluan Taishi! Apa harus seperti ini hanya untuk memenuhi obsesimu terhadap adikmu?!" murka sang ayah.

"Tentu saja." jawabnya datar.

Sang ayah sudah tidak bisa menahan amarahnya. "Langkahi dulu ayahmu ini kalau begitu."

"Apapun akan kulakukan untuk bisa bersama Soo Hee." Soo Hee terdiam ditempatnya begitupun sang ayah.

"Jika itu mau ayah, akan aku menuruti ucapan ayah." Taishi melepas gengamannya dan mengangkat pedangnya yang ditujukan pada sang ayah.

Sang Raja mengambil pedang pengawal pribadinya, "Biar saya saja Yang Mulia." ucap pengawal itu.

"Tidak, sebagai ayahnya aku yang akan menyadarkannya." setelah mengucapkan itu sang Raja berjalan mendekat dan adu pedang terjadi dihalaman depan.

"Sadarlah Taishi! itu salah." sang Raja berseru ditengah pertarungan mereka. Taishi tidak menggubrisnya hingga saat sang Raja lengah Taishi segera menancapkan pedangnya di dada sang ayah.

Raja terbatuk dan jatuh tersungkur ke tanah saat itulah dengan sengaja Taishi semakin menekan pedangnya.

"T-taishi k-kau!" ucapannya terbata dengan napas memburu. Taishi semakin memperdalam tusukannya dengan menatap datar wajah ayahnya yang kesakitan.

"Putra Mahkota to-tolong hentikan." seru Soo Hee yang mendekat ke arah Taishi, ia sudah menangis saat melihat ayahnya diperlakukan begitu. Rasa marah muncul dihatinya. Soo Hee mencoba menghentikan tindakan Taishi tapi saat tangannya menyentuh Taishi, ditepis kasar olehnya membuat Soo Hee jatuh terduduk.

"Hentikan!! Dia ayah kita!" seru Soo Hee lagi masih mencoba menghentikan.

Kedua kalinya Soo Hee ditepis kasar oleh Taishi dan saat itu pula tersadar dan menatap Soo Hee yang berdarah terlihat dari bercak di pakaiannya.

Taishi berbalik berniat membawa Soo Hee ke dalam kamar meninggalkan ayahnya yang sudah tergeletak tak bernyawa.

"Ayo ke kamar. Kamu harus istirarahat." ucap Taishi mencoba memapah Soo Hee tapi kini tangannya yang ditepis.

"Jangan menyentuhku, kau iblis!" ucap Soo Hee dengan menatap takut ke arah Taishi. Taishi hanya tersenyum simpul tapi mengerikan dimata Soo Hee.

'Itu karenamu.' gumam Taishi lalu mengangkat Soo Hee dikedua tangannya.

"Diam atau kau akan tahu akibatnya." nada rendah itu membuat Soo Hee berhenti memberontak. "A-anda sudah gila."

'Itu karenamu.' gumam Taishi kemudian berjalan menuju kediaman Soo Hee.

"Istirahatlah." setelah mengucapkan itu Taishi berbalik meninggalkan Soo Hee di dalam.

"Jaga dia, jangan sampai keluar atau nyawa kalian taruhannya." perintah Taishi pada kedua prajurit yang berdiri di depan kamar Soo Hee.

"Saya sudah membereskan kekacauan diluar dan sebaiknya Yang Mulia juga istirahat, saya akan menyiapkan upacara pengangkatan anda besok pagi." ucap seorang kasim yang berjalan dibelakang Taishi. Taishi hanya mengangguk dan berjalan dengan wajah datar menuju kediamannya.

Berita kematian Raja tidak seheboh yang seharusnya, semua sudah dibungkam oleh kasim Raja yang saat ini bekerja untuk Taishi.

Pemberkatan berjalan dengan lancar, semua Mentri dan pejabat bahkan seluruh penghuni istana hanya bisa menelan suaranya atau kecurigaannya. Sepatah kata keluar, nyawa mereka menjadi taruhannya.

Soo Hee masih dikurung di dalam kamarnya, hanya hilir keluar masuk dayang yang membawakan makanan untuknya.

Terlihat Soo Hee terduduk disana, memikirkan bagaimana ia bisa keluar dari sini. Lebih baik ia menjadi rakyat biasa dari pada harus hidup enak diatas kematian orang-orang yang dibunuh Taishi.

"Tunggu hingga tengah malam, aku akan menyusup keluar." lirih Soo Hee pada dirinya sendiri. Dan memang sepertinya keberuntungan sedang menyertai Soo Hee malam itu. Penjagaan tidak seketat biasanya. Pada dini hari Soo Hee bisa keluar dari istana dengan aman.



...

TBC

Mon, May 13, 2024
20.14 WIB

I'm On EdgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang