Pagi ini Ran sudah ditinggal Soo Hee seperti biasanya. Hari ini ia berniat mencari kayu bakar dan mengambil air untuk memasak. Di tengah kegiatannya menebang kayu Ran berharap ia bisa tumbuh besar lebih cepat, melakukan aktivitas seperti ini dengan tubuh kecil sangat membuatnya kesusahan.
"Aku ingin cepat besar agar meringankan beban Nona." gumam Ran yang terduduk lelah disamping hasil kayu tebangannya.
Di tengah istirahatnya Ran mendengar seseorang mengobrol. "Kau tahu wanita yang ada diatas gunung itu?" Ran melebarkan matanya, ia tahu wanita yang dimaksud mereka. Karena memang hanya Soo Hee dan Ran yang tinggal di area gunung.
"Kenapa dengan wanita itu?" tanya suara lainnya.
"Dia sangat cantik, semisal aku melamarnya apa dia mau menerimanya?" Ran terdiam mendengarkan.
"Coba saja, dari yang dilihat dia belum menikah." Ran gelisah ia tahu siapa yang dimaksud.
"Baiklah, aku akan mencoba. Doakan aku kawan." obrolan yang terakhir didengar Ran setelah keduanya sudah menjauh.
"Apa maksudnya dia mau menikahi Nona." Raut kesal saat kentara diwajah mudanya.
"Nona hanya boleh menikah denganku."
...
"Nona.." panggil Ran saat mereka telah selesai menikmati makan malam yang dijawab dengan deheman Soo Hee.
"Kalau sudah besar aku ingin menikahi Nona." Soo Hee menatap Ran.
"Kamu tahu kata-kata itu darimana?" Soo Hee tidak habis pikir anak berumur 15 tahun berkata akan menikahinya.
"Kamu tahu apa artinya menikahi seseorang?" Ran terdiam lalu mengangguk pasti.
"Aku hanya ingin selalu bersama Nona." Soo Hee tersenyum memaklumi.
"Tidak menikahi akupun kamu akan tetap bersamaku Ran."
"Tidak, itu beda Nona." Ran tertunduk sedih.
"Apanya yang beda?" tanya Soo Hee bingung.
"Nona akan meninggalkanku saat sudah menikah." Soo Hee melihat wajah Ran yang merah karena menahan tangis.
"Ran.." Ran menatap Soo Hee dan mendekat saat Soo Hee memberikan gestur untuk mendekat padanya.
Soo Hee menangkup wajah Ran dan menghapus air mata yang lolos keluar. "Tidak perlu memikirkan hal yang jauh belum terjadi Ran, yang terpenting kan aku ada disisimu sekarang."
"T-tapi Nona.." Soo Hee menyela kalimat Ran.
"Sudah-sudah, ayo kita lebih baik tidur. Aku akan memelukmu sepanjang malam dalam tidurmu." mendengar itu Ran segera mengangguk tanpa ragu. Soo Hee hanya tersenyum melihatnya.
Sebelum Ran masuk ke alam sadarnya, ia sempat menggumam "Aku berharap bisa tumbuh besar lebih cepat."
....
Soo Hee terbangun karena memang ini sudah waktunya ia bangun. Ia menoleh kesamping saat merasakan berat di perutnya. Betapa terkejutnya ia saat mendapati seorang pria dewasa sedang tidur memelukknya. Dengan cepat Soo Hee mendorong tubuh bongsor itu. "Siapa anda?! beraninyaa!" seru Soo Hee marah dengan menutup tubuhnya dengan selimut.
Pria itu juga menampilkan wajah terkejut kemudian sedih karena didorong dan Soo Hee tidak mengenalinya. "No-nona.."
Dengan ragu Soo Hee memanggil pria itu. "R-ran?" pria itu mengangguk.
"Iya Nona, aku Ran."
"Bag-bagaimana dalam semalam kamu bisa tumbuh sebesar ini?!"Soo Hee mendelik dengan menutup mulutnya tidak percaya.
"Aku hanya ingin cepat besar dan menikahi Nona." bukan main Ran ini, masih pagi dan mereka baru bangun tapi Ran dengan mudahnya berbicara akan menikahinya.
Soo Hee menghela napas panjang. Ia berpikir kalau Ran itu bukan manusia biasa.
"A-aku akan mencarikan baju milik ayahku untuk kamu pakai." Soo Hee segera berdiri untuk mencari satu-satunya baju yang ia bawa milik ayah dan ibunya.
"Pakailah, aku akan keluar untuk membuat sarapan." Ran menerima pakaian itu dan mengangguk.
Setelah berganti baju, Ran keluar untuk membantu Soo Hee memasak. "Nona istirahat saja, sekarang semua biar aku yang mengerjakan untuk Nona." Ran mengambil alih sutil kayu yang dipegang Soo Hee.
Soo Hee mendongak menatap Ran yang begitu tinggi sekarang dihadapannya, 'Ran sangat tampan ternyata saat dari dekat seperti ini.' detik itu juga Soo Hee termangu dengan pikirannya membuatnya salah tingkah sendiri.
"Nona sangat menggemaskan." kekeh Ran yang membuat Soo Hee semakin memerah malu dibuatnya.
Hari-hari dilalui dengan Ran yang masih kekeh untuk menikahi Soo Hee dan Soo Hee yang sudah biasa mendengar kalimat itu dari anak yang ditemukannya. Tapi terkadang ada saat dimana Ran bisa membuat jantung Soo Hee berdetak lebih kencang dari biasanya ataupun lebih sering membuatnya salah tingkah.
Beberapa kali Ran memindahkan Soo Hee yang tertidur dimejanya ke kamarnya, menggendongnya saat kakinya terkilir dari pasar sampai rumah, merawatnya dengan telaten saat dia demam karena kehujanan, masih banyak lagi hal-hal yang biasanya Soo Hee lakukan untuk Ran tapi kini berbalik Ran yang melakukan itu untuknya.
Soo Hee sering mengingatkan dirinya bahwa ini tidak benar, ia sudah menganggap Ran sebagai anaknya dan mencintainya sebagai anaknya juga, bagaimana bisa sekarang ia berubah mencintainya sebagai pasangan? Soo Hee merasa ia akan gila sebentar lagi.
Hari ini Ran pergi ke sungai untuk menangkap ikan, kemarin malam Soo Hee bergumam sangat ingin ikan, jadilah Ran ingin menangkapnya beberapa. Saat sedang sibuk dengan kegiatannya, seekor rusa mendatanginya dan Ran merasakannya. Ia segera menoleh menatap rusa itu.
"Tidak perlu waspada kepadaku, aku tidak akan jahat padamu." rusa itu bisa berbicara saat ditatap tajam oleh Ran.
"Aku hanya ingin membantumu."
"Membantu apa?" Ran tahu jika rusa di depannya adalah sejenis dirinya. Dia adalah roh jelmaan dewa hutan.
"Bukankah kamu ingin bersama Nonamu?" Ran terdiam lalu mengangguk dengan meletakkan ikan tangkapannya di sebuah tempat yang terbuat dari anyaman rotan.
"Buatlah bola yeonin agar Nonamu bisa menjadi takdirmu selamanya."
"Bagaimana aku bisa membuatnya?"
"Kamu akan mengetahui caranya sendiri. Tapi.." rusa itu menatap Ran beberapa detik tanpa melanjutkan kalimatnya.
"Saat kamu membuat bola Yeonin, kekuatanmu akan terkuras banyak atau bahkan bisa membuatmu kehilangan kekuatan sampai bola Yeonin jadi." setelahnya rusa itu meninggalkan Ran yang masih memikirkan tentang bola Yeonin. Ia mengangkat salah satu tangannya dan bola putih mulai terbentuk di telapak tangannya.
"Ternyata aku bisa membuatnya tanpa belajar." gumam Ran lalu keluar dari air tidak lupa dengan membawa tangkapan ikannya berjalan pulang.
Ran tersenyum bahagia mengingat ia tahu bagaimana Nonanya akan selamanya bersamanya.
Suara pintu terbuka membuka Soo Hee segera menghampirinya, "Ran kamu darimana sa.." pertanyaan Soo Hee terhenti saat bukan Ran yang dilihatnya. Langkahnya refleks mundur melihat siapa yang ada dihadapannya. "Y-yang mulia." gumamnya.
"Sepertinya kau bahagia bisa keluar istana Soo Hee." suara bass itu terdengar mengerikan ditelinga Soo Hee. Soo Hee hanya terpaku tanpa bisa bergerak lagi.
"10 tahun berlalu sangat lama bagiku, bagaimana denganmu?" pria itu sekarang sudah ada di depan Soo Hee.
...
Tbc
Fri, March 22 2024
05.02 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm On Edge
FanfictionKisah yang belum selesai, harus berlanjut dengan luka lama.