11

21 5 0
                                    

Dari sanalah keduanya kini dekat. Entah sejak kapan Taishi sangat terobsesi pada Soo Hee yang pasti itu dimulai saat Soo Hee sendiri yang datang mendekat padanya saat semua orang di istana ingin membunuhnya, kini keduanya sudah beranjak dewasa. Taishi maupun Soo Hee sudah dituntut untuk menikah.

Ibu Soo Hee sudah menyiapkan calon suami untuk Soo Hee yaitu anak dari perdana menteri pertahanan. Soo Hee tidak menolak karena memang ia percaya ibunya mencarikan yang terbaik untuknya. Sedangkan Taishi sudah ada beberapa daftar calon istri yang dipanggil sang Ayah atau sekarang masih berstatus sebagai Raja negara tersebut.

Semua wanita itu adalah keluarga terhormat dan beberapa dari kerajaan lain. "Yang Mulia tidak perlu menyarikanku calon istri, aku sudah ada pilihan sendiri." ucap Taishi yang saat ini duduk berdua di gazebo istana bagian timur.

"Benarkah? Kenapa tidak memberitu ayah? anak siapa? apa ayah tahu?" Taishi mengangguk.

"Aku hanya akan menikah dengan Soo Hee." raut sang ayah seperti tidak percaya dengan yang didengarnya baru saja.

"Soo Hee?" sang Ayah menggulang apa yang didengarnya dan Taishi mengangguk.

"Apa kau gila Taishi? dia saudarimu bagaimana bisa kau menikahinya!" murka sang ayah dengan nada tinggi.

"Kita sudah beda ibu, jadi tidak masalah. Dan aku hanya ingin menikahinya bukan wanita lain." sang ayah berdiri menatap nyalang anaknya.

"Apa kau ingin membawa kutukan untuk kerajaan ini Taishi?!" Taishi hanya menatap lurus ayahnya dalam diam.

"Apa kata rakyat saat mengetahui ini?"

"Aku tidak peduli."

"Kau harus peduli Taishi." Taishi tidak membalas lagi dan berjalan meninggalkan tempatnya.

"TAISHI!" suara menggelegar tidak dihiraukan Taishi.

"Aku harus segera menikahkan Soo Hee." gumam sang Raja lalu segera berjalan cepat menuju istana selir ibu Soo Hee untuk membahas ini.


......

Satu minggu berlalu

Hari ini adalah hari pernikahan Soo Hee dengan anak perdana mentri pertahanan, dan tidak ada yang memberitahu perihal itu pada Taishi. Tapi seseorang tiba-tiba meminta bertemu dengannya. Awalnya Taishi menolak tidak ingin diganggu karena ia sedang persiapan untuk berburu. Setelah seseorang menyebut nama Soo Hee membuat Taishi segera menemuinya sendiri.

"Ada apa dengan Soo Hee?" seseorang itu menunduk memberi hormat dengan menyeringai kecil tanpa diketahui Taishi.

"Maaf menganggu waktu Putra Mahkota, saat ini Putri Soo Hee akan menikah di kediaman Perdana Mentri Pertahanan, jika anda.." ucapannya tersela oleh Taishi.

"Apa itu benar?" pria itu mengangguk. Tanpa memedulikan hal lain Taishi segera berjalan cepat menuju kudanya untuk pergi kesana tapi saat sampai di gerbang dirinya dicegat beberapa prajurit kerajaan.

"Minggir!" kata Taishi tajam, tapi para prajurit itu tidak bergerak sama sekali.

"Anda dilarang Yang Mulia untuk keluar Putra Mahkota." jawab pengawal Raja.

"Minggir atau kalian akan tahu akibatnya." bukannya minggir pengawal Raja memberi isyarat untuk menahan Taishi dan membawa kembali ke kamarnya.

"Lepas!" murka Taishi saat dirinya ditahan beberapa prajurit. Semakin Taishi memberontak semakin kencang tahanan dari prajurit.

"Menyerahlah Putra Mahkota." Taishi menatap nyalang pengawal Raja itu.

"Beraninya! Aku akan mem-" kalimatnya Taishi terpotonng saat seseorang dibelakangnya memukul keras tengkuknya membuatnya tidak sadarkan diri.

Malam menjelang, akhirnya Taishi tersadar juga dari pingsannya. Menatap sekitar kemudian sadar ia harus bertemu Soo Hee, namun tangan dan kakinya terikat membuatnya tidak bisa keluar dari ruangan ini.

"Soo Hee sudah resmi menjadi istri orang." suara yang didengar membuat atensi Taishi menatap nyalang orang tersebut.

"Aku tidak peduli."

"Menyerahlah Taishi, ayah akan mencarikan wanita lain untuk kau nikahi."

"Aku hanya akan menikahi Soo Hee bukan wanita lain." sang Raja hanya menghela napas lelah dengan sifat keras kepala anaknya.

"Kalau begitu kau akan disini sampai kau sadar kalau itu salah." setelah mengucapkan kalimat tersebut sang Raja meninggalkan Taishi disana.

"Aku akan membunuh semua yang menghalangiku untuk bersama Soo Hee bahkan itu berlaku untuk ayah." desis Taishi dengan masih berusaha melepas ikatannya.

Segala cara dilakukan Taishi bahkan hingga membuat pergelangan tangannya terluka ia tidak peduli, setelah berkutat lumayan lama akhirnya Taishi bisa melepaskan ikatannya. Dengan brutal ia membuka pintu dan berlari menuju tempat Soo Hee berada tidak lupa membawa pedangnya karena ia akan membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya.

Taishi menyeret pedangnya yang sudah berlumur darah ditanah selama ia berjalan dipekarangan rumah suami Soo Hee. Banyak mayat terpotong dibelakang Taishi. Seorang pria lain keluar dari rumah saat mendengar suara gaduh di luar. Betapa kagetnya ia sangat melihat Putra Mahkota berjalan ke arahnya.

"Ada apa Putra Mahkota malam-malam begini kema.." pertanyaan terhenti saat melihat sekitar rumahnya sudah menjadi lautan merah.

"A-apa yang terjadi.." gumamnya dengan pikiran kacau. "A-apa anda yang melakukan ini?"



...

Tbc
Fr, 19 May 2024
00.13 WIB

I'm On EdgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang