7

46 7 0
                                    

"Kemari, aku akan mengobati lukamu. Ini akan sedikit sakit." Soo Hee membawa perlengkapan yang dibeli kemarin. Ia duduk didepan anak itu setelah selesai makan. Dengan perlahan ia mengobati luka itu dan memperban luka itu agar tidak terinfeksi. 'Kurus sekali anak ini.' batin Soo Hee disela kegiatannya.

Soo Hee mengangkat tangannya ingin mengusap kepala anak itu tapi reaksi yang diberikan anak itu membuat Soo Hee sedikit terkejut. Bagaimana tidak? Anak itu meringkuk seakan ia akan memukulnya.

"Kamu pasti mengalami hal buruk ya, nak." Soo Hee merengkuh tubuh kecil itu dengan memberikan usapan sayang padanya. Tubuh kecil itu tersentak tapi detik berikutnya ia merasa tenang dalam rengkuhan itu.

"Sekarang kamu aman bersamaku, tidak akan ada yang berani menyakitimu lagi." Soo Hee semakin mempererat pelukkannya.

"Siapa namamu nak?" tanya Soo Hee di sela pelukkannya. Anak itu mendongak tidak mengerti. Soo Hee yang mengerti hanya bisa mengangguk.

Soo Hee sedikit berpikir. "Namamu sekarang Ran, ya Ran."

"Ran.. Ran.." Anak laki-laki yang sekarang bernama Ran itu menggumam beberapa kali namanya.

"Kamu suka?" Ran mengangguk.

Saat malam tiba, Soo Hee selalu menyiapkan kasur didekatnya tidur tapi selalu tidak digunakan Ran. Namun malam ini Ran perlahan menghampiri Soo Hee yang tertidur, matanya mengarah pada tangan Soo Hee yang masih membekas luka akibatnya. Tangan kecil itu mengusap luka itu dan ajaibnya bekas luka itu menghilang dalam sekejab. Ran sedikit tersenyum lalu merebahkan tubuhnya disamping Soo Hee dengan tangan kecilnya memegang erat ujung baju Soo Hee.

....

8 tahun berlalu tanpa terasa. Ran kini tumbuh dan beranjak remaja.

"Ran!" Soo Hee datang dengan beberapa helai kain ditangannya.

"Nona, anda sudah kembali." Ran yang sedang memotong kayu menghentikan kegiatannya kemudian menghampiri Soo Hee. Mengulurkan tangannya untuk membantu.

"Apa kamu sudah makan?" Ran menggeleng dengan berjalan menuju rumah.

"Aku menunggu Nona." Soo Hee mengusap kepala Ran dengan senyum terpatri di wajah cantiknya. Ran hanya menunduk tersipu karenanya.

"Kalau begitu ayo kita makan dulu. Kamu pasti sudah sangat lapar kan." Ran mengangguk kecil lalu membantu Soo Hee menyiapkan makanan untuk mereka.

Di sela makan mereka Soo Hee berucap, "Aku tadi ke pasar dan melihat pakaian dan teringat kalau pakaianmu sudah tidak cukup ditubuhmu kan?" Ran menatap pakaian yang baru saja diberikan Soo Hee padanya.

"Terima kasih Nona." Ran berucap dengan memeluk pakaian barunya.

"Nah, setelah makan, ayo kita mandi di sungai." Ran hanya mengangguk.

Keduanya kini sudah sampai di sungai yang tak jauh dari tempat mereka tinggal.

"Sini aku potong rambut panjangmu Ran," Ran hanya menurut dan diam saat Soo Hee dengan telaten memangkas rambut panjang Ran. Kemudian mandi dan memakai baju pemberian Soo Hee setelah selesai. Sudah seperti anak sendiri bukan.

"Tampannya Ran." Soo Hee berseru saat melihat Ran yang kini sudah bersih dan tampan memang. Ran hanya bisa menunduk malu dengan warna merah di pipinya.

Waktu cepat berlalu, sore sudah berganti malam. Soo Hee duduk dipinggir sungai dan menyuruh Ran untuk duduk disampingnya. Ia ingin menikmati malam hari ini.

"Kamu tahu Ran, orang yang pergi meninggalkan kita selamanya akan menjadi bintang dilangit?" Ran menggeleng tidak tahu lalu mengikuti arah pandang Soo Hee yang menatap langit malam.

"Seperti ayah dan ibuku." suara Soo Hee kini terdengar lirih dengan nada sedih.

Keheningan menyelimuti mereka berdua.

"Kamu tidak akan meninggalkanku seperti mereka kan Ran?" Ran sedikit terhenyak saat menatap Soo Hee yang sudah menahan air matanya.

Ran memeluk Soo Hee dengan menggeleng pelan. "Aku tidak akan meninggalkan Nona."

"Janji?" entah kenapa Soo Hee mengucapkan itu. Ia merasa hanya Ran yang ia miliki di dunia yang penuh kemunafikan ini.

"Hum, Ran janji pada Nona." cukup lama pelukkan mereka.

"Ayo kita kembali Ran. Aku sudah mengantuk." Ran mengangguk dan membantu Soo Hee untuk berdiri. Mereka berjalan dengan menggenggam tangan satu sama lain hingga tiba dirumah.

...

Hari ini Soo Hee mengajak Ran pergi jalan-jalan ke pasar. Kini mereka berhenti di penjual aksesoris. Mata Soo Hee terpaku pada norigae bulat dengan aksen kupu-kupu ditengah berwarna biru muda. "Saya membeli ini tuan."

"Harganya 2 keping Nona." Soo Hee mengeluarkan 2 keping untuk membayar.

"Untukmu Ran." Soo Hee memberikan norigae itu pada Ran.

"Ran Rui.." Soo Hee menunjuk Ran lalu norigae yang sekarang ada di tangan Ran.

Ran mengikuti arah tangan Soo Hee dan kembali tersipu saat melihat senyum manis itu di wajah Soo Hee.

"Nona sangant cantik." mendengar ucapan Ran membuat Soo Hee terdiam karena terkejut. Dan setelahnya tertawa kecil dengan menggandeng tangan Ran untuk melanjutkan jalan-jalan mereka.

Tidak jauh dari mereka berdiri banyak kerumunan orang, seperti sedang menonton festival. Soo Hee membawa Ran untuk mendekat. Dan benar disana sedang ada pendongeng keliling. Saat ini sedang menceritakan seorang Raja tiran yang keji.

Soo Hee mendengarkan dengan seksama dan ia tahu siapa raja yang dimaksud mereka. Saat wajah bertopeng itu sangat dekat dengan Soo Hee dan berkata, "Aku tidak peduli kalau kita saudara, kau tetap akan menjadi istriku." membuat Soo Hee tidak bisa bernapas sejenak kemudian melangkah mundur karena entah kenapa kalimat itu mengenai jantungnya yang berdetak kencang tanpa sadar menggenggam erat tangan Ran.

Soo Hee keluar dari kerumunan itu dengan napas yang memburu, kilasan memori beberapa tahun yang lalu kembali berputar dikepalanya. Tak jauh dari tempatnya beberapa prajurit kerajaan mendekat, Soo Hee yang melihatnya segera menyadarkan dirinya dan mencari Ran yang tidak ada disampingnya entah sejak kapan ia tidak sadar.

"Ran!" Soo Hee berteriak mencari Ran dikerumunan tadi.

Dengan wajah panik Soo Hee mencari Ran tapi nihil Ran tidak ada. Jantung Soo Hee serasa ingin lepas saat mereka semakin dekat, dan saat menoleh ke samping ia melihat Ran yang berjalan menghampirinya dengan sebotol air. Soo Hee segera menarik Ran bersamanya untuk menjauh dari sana, Ran kaget tapi tetap mengikuti langkah cepat Soo Hee.

Soo Hee menatap ke belakang, sepertinya mereka sudah cukup jauh. "Tadi kemana Ran?" tanya Soo Hee saat sudah merasa tenang.

"Aku pergi membeli minum untuk Nona." jawab Ran. "Maaf sudah membuat Nona khawatir." Soo Hee menggeleng.

"Tidak apa-apa, Kita makan di rumah saja ya Ran." Ran hanya mengangguk.






....

Tbc

Maaf untuk part 7 aku tidak sadar kalau pendek pake banget :(

Jadi ini ada sedikit revisi untuk part yang pernah di up sebelumnya.

Mon, March 11 2024
21.50 WIB

I'm On EdgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang