Ҡìʂâɦ 40

1.4K 214 46
                                    

Sungguh, Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi merasa bersalah. Rencana yang telah disusun ternyata tidak membuahkan hasil yang diharapkan malah justru muncul masalah baru yang tak terduga. Hal yang hampir mengacaukan segalanya namun untungnya masih bisa diatasi dalam hening.

Dirinya memang meminta bantuan Nyai Pradni agar bisa bertemu dengan sang adik. Butuh bicara pribadi. Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan orang lain. Apalagi dirinya harus kucing-kucingan dengan sang suami agar tidak ketahuan. Memang sejak bertahun-tahun lalu, Panembahan Senopati melarang Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi menemui adik laki-lakinya.

Untungnya, Nyai Pradni bersedia membantu tanpa banyak tanya. Beliau juga yang menyusun rencana. Tadi malam Nyai Pradni dan para pengawal terpercaya hanya mengantarkan Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi menemui sang adik. Hanya itu tanpa ikut campur lebih jauh.

Jujur, Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi memang tidak ingin ada yang tahu mengenai pembicaraan rahasianya dengan Wasis Jayakusuma. Dirinya ingin sang adik menghentikan pemberontakannya terhadap Kesultanan Mataram. Walau ternyata pembicaraan mereka tidak menemukan titik temu.

Wasis Jayakusuma bilang akan berhenti memberontak hanya untuk dua kondisi. Pertama yaitu saat penerus Kesultanan Mataram kelak adalah orang yang sedarah dengannya--anak Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi--bukan dari istri lain Panembahan Senopati yang bahkan tak jelas asal usulnya.

Kalimat yang jelas-jelas ditujukan pada Nyai Adisara, Ibunda Pangeran Puger. Istri lain suaminya itu memang bukan berasal dari keluarga bangsawan. Nyai Adisara dulunya hanya seorang abdi dalem di Keraton Mataram.

Sedangkan kondisi kedua yaitu jika Wasis Jayakusuma telah hilang nyawa alias meninggal dunia. Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi mendadak pening seketika mendengar perkataan sang adik. Memang adiknya itu selalu teguh pendirian dan sulit digoyahkan. Sebagai kakak tentu hafal sifat sang adik.

Dahulu Wasis Jayakusuma menerima ketetapan Pangeran Rangga Samudra sebagai Pangeran Mahkota Mataram sebab dia anak laki-laki pertama dari Panembahan Senopati. Selain itu, Pangeran Rangga Samudra adalah putra Rara Semangkin. Perempuan dengan nama lengkap Roro Ayu Mas Semangkin, yang kemudian lebih dikenal sebagai Ibu Mas bergelar Ratu Mas Kagaluhan.

Harap diketahui bahwa Rara Semangkin adalah puteri kedua dari Pangeran Haryo Bagus Mukmin (Sunan Prawoto) cucu dari Sunan Trenggono dan cicit dari Raden Patah. Sunan Prawoto adalah cucu dari Raden Patah dan putra dari Sultan Trenggono (Raja ketiga dari Demak Bintoro). Perempuan ini juga putri angkat Ratu Kalinyamat. Pokoknya, latar belakang leluhurnya luar biasa.

Syarat pertama tentu di luar kuasa Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi. Jujur, dirinya dan Panebamhan Senopati tidak pernah membicarakan calon penerus tahta selanjutnya. Tidak juga berani bertanya apalagi meminta ini itu.

Percuma sebab Panembahan Senopati memegang adat dan tradisi. Sesuai tradisi, kedudukan istri adalah pasangan hidup bukan teman hidup. Jadi jangan harap akan diajak berdiskusi apalagi dimintai pendapat tentang masalah terkait kerajaan.

Wong wedok iku kudu manut karo wong lanang.

Walau kedudukannya adalah Ratu Mataram tapi Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi tidak bisa ikut andil serta tak diizinkan ikut campur sama sekali perihal pemerintahan. Hanya urusan Keputren serta segala yang terkait rumah tangga keraton yang menjadi tanggung jawabnya. Itu saja, tidak lebih. Masing-masing punya batas kuasa, termasuk Ratu.

Memang titah resmi kerajaan tentang pengangkatan Pangeran Mahkota Mataram yang baru belum ada. Namun kemungkinan besar Pangeran Puger, anak dari Nyai Adisara yang akan diangkat berhubung dirinya saat ini merupakan putra tertua dari Panembahan Senopati. Hal yang membuat Kanjeng Ratu Mas Waskitajawi makin tak bisa menghentikan pemberontakan sang adik.

Bukan Calon Arang (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang