2||Sekolah

3.3K 224 7
                                    

Raut wajah Rora ditekuk saat Chiquita mengajaknya berangkat sekolah lebih pagi, mau tak mau ia mengikuti kemauan adik satu-satunya itu, ya walaupun sambil misuh-misuh sih.

"Kenapa buru-buru sih dek, kita kan belum sarapan." ucap Rora kesal saat Chiquita mendorong tubuhnya masuk mobil. "Pak Widu ayo jalan pak."

Chiquita tak menghiraukan pertanyaan kakaknya, tangan gadis itu sibuk memakai sabuk pengaman dan tangan lainnya sibuk mengetik layar handphone.

"Kenapa diambil sih kak?" kesal Chiquita, ia tak terima ponselnya direbut begitu saja.

"Lagian Kakaknya nanya gak dijawab, Kakak aduin Kak Asa tau rasa kamu." ucap Rora sambil melihat layar telpon Chiquita.

Rupanya adiknya itu sedang chatting bersama teman sekelasnya perihal tugas yang semalam mendadak, pantas saja Chiquita buru-buru.

"Makanya kalau ada tugas tuh dikerjain dek." nasihat Rora sambil mengembalikan handphone adiknya.

"Aku semalem gak baca grup kak, kalau bukan tugas dari Miss Ilma, gak bakal aku kerjain." ucap Chiquita malas.

Sebenarnya Chiquita bukan murid yang begitu ambisi terhadap nilai, tapi ia hanya malas dijemur ditengah lapang oleh Miss Ilma, guru killer terlegend.

Tak terasa mobil putih yang dikendarai Pak Widu telah sampai parkiran Sekolah, kedua saudari itu turun dari dua sisi pintu mobil.

"Kamu langsung masuk kelas aja, nanti kakak anterin sarapan buat kamu." ucap Rora sembari membenahi dasi adiknya.

Chiquita balas mengangguk, ia tersenyum saat Rora mengusap kepalanya. "Bye Kak."

Syukurlah kantin pagi ini belum ramai, Rora bisa dengan cepat memesan makanan, dua roti coklat, satu susu coklat untuknya, dan satu susu strawberry untuk Chiquita.

"Chae cepetan bagi dong pr lu."

Jika kalian mengira Chiquita akan mengerjakan tugas sekolahnya dengan usaha otaknya sendiri, kalian salah besar. Ia datang lebih awal untuk meminta contekan pada beberapa temannya, untuk ia bandingan hasil tugasnya, lalu ia akan memilih tugas yang paling sedikit jawabannya, ingat ya jawaban yang sedikit bukan jawaban yang benar.

Namun pagi ini baru Eunchae yang sudah mengerjakan tugas dari empat temannya yang sudah datang, jika ada Lesseo, ia pasti akan meminta tugas Leeseo juga.

"Parah banget bocil malah nyontek." ucap Rora saat masuk begitu saja ke kelas Chiquita.

Rora meletakkan roti dan susunya di meja Chiquita.

"Sttt, udah diem deh Kak, Adek lagi fokus. Kalau salah nulis gimana?" ucap Chiquita yang pandangannya hanya fokus pada buku milih Eunchae dan buku miliknya secara bergantian.

"Eunchae besok-besok jangan dikasih contekan." ucap Rora pada Eunchae yang sedari tadi duduk disamping Chiquita.

"Duh kak, Adeknya Kakak kalau gak dikasih contekan gak bakal berhenti neror aku." jawab Eunchae membuat Chiquita mengalihkan pandanganya pada Eunchae.

"Enak aja lo, gue maksa juga pake imbalan ya, pipi gembul lo itu ada sumbangan dari traktiran gue!" ucap Chiquita tak terima

••••••••••••

"Hati-hati ya nanti kakak jemput, tolong jagain adik-adiknya." ucap Ruka melambaikan tangannya pada si kembar, Ahyeon dan Rami.

Meski pisah rumah, si kembar masih satu sekolah dengan kedua adik bungsunya, ah terkadang ketiga kakaknya yang lain ingin bersekolah saja agar setidaknya bisa bertemu setiap hari dengan Rora dan Chiquita.

"Jangan berantem di sekolah ya kalian." ucap Pharita pada si kembar.

"Ish iya-iya, kak Asa ada kah ucapan juga?" tanya Ahyeon.

"Gak ada, sana masuk."

Keduanya berjalan memasuki area Sekolah, Ahyeon berada di kelas IPS-1 dan Rami berada di kelas IPA-2, mereka berpisah saat Ahyeon harus menaiki tangga dimana kelasnya berada dilantai tiga, melelahkan.

Tidak langsung menuju kelas, Ahyeon berjalan dilantai dua memasuki kelas 11 IPA-3, matanya mengitari seisi kelas mencari seseorang.

Ahyeon kembali keluar dan melanjutkan jalannya menuju kelas pojok di lantai dua, kelas Chiquita.

Lengkungan bibirnya tercipta saat ia menemukan dua adiknya dikelas Chiquita. "Pagi adik-adik Kak Yon, pagi Eunchae."

WHERE'S HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang