Mobil hitam yang dikendarai oleh Ruka telah sampai perkarangan rumah pukul sembilan malam.
"Bunda beneran gak pulang ya?" tanya Chiquita saat turun dari mobil, ia tidak melihat mobil Mina terparkir.
Asa merangkul adiknya sambil masuk ke dalam rumah. "Adek kangen ya sama bunda?" tanya Asa.
Chiquita menggeleng cepat. "Engga kok, siapa tau bunda berniat pulang setidaknya buat nemuin Kak Rora."
"Adek, kita udah terbiasa tanpa bunda kan? jangan nanyain bunda terus." ucap Rora.
Yang lain hanya menyimak obrolan itu, situasi seperti ini benar-benar membingungkan.
"Aku ke kamar dulu ya, mau mandi." ucap Rora meninggalkan keenam suadarinya.
Ruka mendekat kearah Chiquita. "Adek juga mandi gih, malam ini kan adek tidur sama Kakak." ucap Ruka dengan senyumnya.
Chiquita mengangguk lalu pergi, setelah menatap Chiquita yang mulai menghilang dari pandangannya. Ruka melihat kearah empat adiknya.
"Bunda bilang apa?" tanya Ruka.
"Masih banyak urusan katanya." jawab Ahyeon dengan malas.
Sejujurnya, mereka diam-diam menghubungi Mina untuk memintanya agar pulang menemui adiknya. Tak lupa juga mereka meminta Mina bersikap selayaknya seorang Ibu pada Chiquita.
"Gak ngerti lagi sama bunda." ucap Asa kesal.
"Kenapa setelah semuanya terjadi, yang bunda benci harus adek? ini bukan salah adek sama sekali loh." ucap Rami kesal, matanya melirik pada Ahyeon yang mengusap bahunya lembut.
"Udah jangan pake emosi, nanti Rora sama adek tahu. Lagian kita gak tahu kebenarannya, jangan langsung nyimpulin kayak gitu." ucap Ruka.
"Kakak gak ada niatin buat coba ngomong sama Ayah? kita bener-bener dibuat tanda tanya sama masalah keluarga kita sendiri." ucap Asa pada Ruka.
Ruka menghela nafas panjang. "Masuk kamar kakak, kita ngobrol disana." ucapnya sambil berjalan diikuti keempat adiknya.
Rami menurut pintu kamar Ruka dan menguncinya. Ikut duduk dikasur bersama Ahyeon, Pharita, dan Asa. Sedangkan Ruka duduk di sofa yang tersedia disamping kasurnya.
Keempat saudari itu menatap insten pada Ruka, menunggu Ruka membuka suara.
"Rora kayanya udah sadar gimana hubungan bunda sama adek, tadi Rora bilang buat jangan sampe adek ketemu bunda." ucap Ruka.
"Tuh kan, kita tuh dibikin pusing sama bunda. Sekarang Rora udah tahu, dia gak boleh sampe kepikiran, gimana sama kesehatannya?" ucap Rami.
"Kakak juga udah nyoba biar bunda cerita sama Kakak, tapi hasilnya nihil." ucap Ruka frustasi.
Ahyeon yang sedari tadi hanya menyimak perbincangan saudarinya, diam-diam ia teringat sesuatu. "Tapi kak, Bunda tuh bersikap kayak gitu belum lama, sebelumnya masih baik-baik aja. Aku gak bisa bayangin adek tinggal disini, pasti adek udah makan hati karena bunda" ucap Ahyeon.
Entah keberuntungan atau bukan, hak asuh dua anak terakhir jatuh pada tangan Yesung, dikarenakan Yesung sudah memilih menikah dengan Yuji, hakim berpendapat kedua anak terkecil akan lebih mendapatkan kasih sayang yang cukup jika diasuh oleh Ayah dan Ibu tirinya.
"Kakak udah coba telpon Ayah, tapi Ayah selalu mengalihkan pembicaraan. Kakak juga pernah dateng ke kantor Ayah, tapi Ayah cuma nyuruh Kakak tanya sama Bunda." ucap Ruka, tatapannya lurus kedepan, seperti sedang membayangkan kejadian itu.
"Kalau bunda jawab mah kita juga gak bakal tanya Ayah." ucap Pharita kesal.
"Ayah harusnya gak selingkuh sama tante Yuji, bunda pasti sakit hati banget, adek jadi kena imbasnya." ucap Ahyeon menggebu sambil meremas bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE'S HOME?
Fanfiction[Selesai] Dua adik terkecil harus berpisah dengan kelima Kakaknya, hidup bersama dengan Ayah dan Ibu tirinya. Dan bagaimana ketujuh saudari itu masih bisa saling berhubungan meski dalam rumah yang berbeda? ; belum direvisi plss, maafin masih beranta...