Rora sudah lega dan melupakan kejadian tadi, kini ia tidak sabar bertemu dengan Bundanya.
"Bunda, Rora disini." teriak Rora saat ia membuka pintu.
"Anak bunda." ucap Mina menghampiri Rora karna teriakan Rora tadi.
Dengan cepat Rora memeluk Bundanya, erat sekali. "Rora kangen Bunda, ya nak?" ucap Mina sambil berkali-kali mencium puncak kepala Rora.
Rora mengangguk dalam dekapan Mina.
"Maafin bunda ya sayang? Bundanya sibuk." ucap Mina dengan lembut.
"Gapapa Bunda, aku ngerti." ucap Rora yang masih setia memeluk Bundanya. Kakak-kakaknya tersenyum haru menyaksikan hal itu.
"Kita juga mau peluk dong." ucap Rami berjalan memeluk Bundanya, disusul oleh Ahyeon.
Ruka dan Pharita yang juga mendengar suara Rora tadi, kini keduanya mendekati Asa, membiarkan adiknya melepaskan rindunya.
Setelah lima detik menyaksikan Bunda yang dipeluk oleh ketiga adiknya, tunggu. Hanya tiga?
"Loh? Adek mana?" bisik Ruka pada Asa, membuat Pharita mendekatkan telinganya, penasaran.
"Pulang Kak, Adek pingsan tadi di sekolah." jawab Asa, seketika Ruka dan Pharita membelalakkan matanya.
"Terus sekarang adek gimana? udah baik-baik aja kan?" ucap Ruka khawatir, Pharita hanya menunggu jawaban dari Asa.
"Gapapa kok, tadi adek pingsan karna belum sarapan. Adek telat bangun." ucap Asa membuat Ruka dan Pharita bernafas lega, meskipun wajahnya masih terlihat khawatir.
Sedangkan disisi lain, Chiquita merebahkan dirinya di kasur. Ia merasa hari ini sangat menguras tenaga.
Namun matanya menangkap paper bag yang tadi ia letakkan di nakas. Ia belum membukanya. Karena penasaran, Chiquita beranjak mengambilnya.
Parfum, Bunda membelikan parfum untuknya. Basic, tapi Chiquita suka. Parfum yang memiliki aroma manis, kesukaan Chiquita. Bibirnya tersenyum manis merasakan aroma itu.
Mood Chiquita seketika naik, ia bergegas mandi dan mengganti bajunya. Jam masih menunjukkan pukul tiga sore, Chiquita tak tahu harus melakukan apa hingga Rora, Ayah, dan Ibunya pulang.
Gadis itu keluar rumah, saat melewati garasi, matanya tertarik pada sepeda motor milik ayahnya, ia tersenyum. Kembali ke dalam rumah, lalu balik lagi membawa kunci.
Memasukkan kunci itu pada motor matic warna putih. Chiquita tidak diijinkan membawa kendaraan apapun, selain umurnya masih lima belas tahun, tiga Kakaknya saja belum diijinkan, apalagi Chiquita.
Tapi kesempatan hanya sekali, lagian kata Eunchae naik motor matic itu gampang. Tinggal gas sama rem aja. Makanya Chiquita berani.
Chiquita terkekeh mendengar motornya bersuara, dengan pelan-pelan Chiquita menarik gas motor itu, membawanya keluar perkarangan rumah.
Mina, dan keenam anaknya kini berkumpul di meja makan. Menyantap makanan sederhana yang tadi ia masak. Sesekali mereka terkekeh saat ada kejadian lucu di meja makan.
"Aku sebentar lagi pulang ya, kasian adek sendiri di rumah. Pak Widu sama Bi Uti pasti udah pulang." ucap Rora.
"Iya, habiskan dulu makanannya." ucap Mina diangguki Rora.
"Oke. Kak Ruka yang anterin ya? mau sekalian ketemu adek." ucap Ruka, ia masih ingin memastikan sendiri kondisi adiknya.
"Kakak juga ikut dong, mau sekalian beli sesuatu di mini market." ucap Pharita, tentu saja itu hanya alibi, ia juga ingin bertemu Chiquita, diangguki Rora dan Ruka.
"Aku, boleh ikut?" cicit Ahyeon.
"Engga, kamu baru pulang yeon. Udah istirahat aja." ucap Ruka membuat Ahyeon mengerutkan bibirnya.
"Bunda, gak mau ikut?" tanya Rora. Ia dari tadi menunggu Bundanya menanyakan Chiquita, sampai ia akan pulang, bundanya sama sekali tidak menyebutkan nama adiknya.
Seketika semua mata tertuju pada Mina, menunggu jawaban dari wanita itu. Namun hanya gelengan yang diberikan oleh Mina.
Suara kursi bergeser membuat semua mata mengalihkan atensinya. Asa tiba-tiba pergi meninggalkan meja makan tanpa mengatakan apapun. Keadaan mendadak tidak enak.
Ruka yang mengerti, seketika berbicara. "Gapapa, nanti kakak bicara sama Asa. Setelah nganterin Rora."
Mina berdiri dari duduknya. "Kalian hati-hati ya. Bunda mau ke kamar dulu, masih ada kerjaan." ucap Mina, lalu pergi meninggalkan anaknya yang terlihat bingung dengan keadaan sekarang.
"Aku pulang sekarang aja kak." ucap Rora, walaupun makanannya belum habis, tapi selera makannya sudah hilang.
Diangguki oleh Ruka yang sekarang berjalan mengambil kunci mobil.
NIH DOUBLE UP YAROBUN, SENENG GA???? KALO GA SENENG AKU BESOK GA UPDATE DEH😔
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE'S HOME?
Fanfiction[Selesai] Dua adik terkecil harus berpisah dengan kelima Kakaknya, hidup bersama dengan Ayah dan Ibu tirinya. Dan bagaimana ketujuh saudari itu masih bisa saling berhubungan meski dalam rumah yang berbeda? ; belum direvisi plss, maafin masih beranta...